Kapolri Minta Warga Hindari Kekerasan
PANDEGLANG,SNOL–Kapolri Jendral Badrodin Haiti, turun langsung ke Pandeglang, Sabtu (6/6) malam. Dalam acara silaturahmi dan istighasah kubro bersama para ulama, santi dan tokoh masyarakat di Pondok Pesantren (Ponpes) Raodathul Ulum di Kampung Cidahu Desa Tanagara Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang, orang nomor satu di instansi kepolisian itu mengajak masyarakat untuk menghindari prilaku kekerasan.
Dalam kesempatan itu, dia meminta semua elemen agar menjaga keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas), yang merupakan tugas bersama. Hal itu perlu dilakukan dalam rangka terwujudnya kehidupan yang aman, nyaman dan terjalinnya persaudaraan yang harmonis.
“Kedatangan kami kesini bersama rombongan, ingin bersilaturahmi langsung dengan para ulama dan seluruh masyarakat. Polisi mitra masyarakat dan harus selalu berada di tengah-tengah masyarakat. Kami juga sekaligus ingin berdoa bersama untuk keamanan bangsa dan Negara,” kata Badrodin.
Persatuan dan kesatuan, harus tetap di jaga. Tanpa semua itu, konstalasi kehidupan bermasyarakat akan mudah hancur. Pihaknya tidak akan segan-segan menangkap masyarakat yang melakukan kekerasan atau kerusuhan. “Mari kita bersama-sama menghindari tindakan kekerasan yang akan merugikan diri sendiri, masyarakat dan bangsa ini,” imbuhnya.
Ulama setempat, KH Muchammad Murtadlo Dimyati menyatakan, doa menjadi kekuatan dan langkah utama untuk menggapai hidup bahagia dunia dan akhirat, serta untuk keselamatan Bangsa dan Negara. Negara Indonesia, sudah banyak yang meracuni dengan faham-faham yang dilarang oleh Agama (Sesat dan menyesatkan). Maka dari itu, semua elemen masyarakat jangan sampai terhasut oleh ajaran-ajaran yang merugikan diri sendiri, orang lain, dan bangsa ini.
“Radikalisme adalah perbuatan yang tidak baik dan sangat dilarang oleh agama. Seluruh elemen harus menghindari sifat kekerasan itu. Kerukunanlah yang didambakan ulama, bukan kekerasan. Mari kita berdoa bersama, agar kita dan bangsa ini terhidar dari malapetaka,” imbuh KH Murtadlo.
Ia juga mendukung, program kepolisian yang selalu harus berada di tengah-tengah masyarakat. Menurutnya, munculnya faham radikalisme diakibatkan oleh pemahaman yang salah terhadap isi alqur’an, dan mengartikannya oleh akal. “Jangan sekali-kali mengartikan atau menerjemahkan ayat dengan akal, ayat tidak bisa diartikan oleh akal begitu saja,” pungkasnya.
Dirinya berharap, masyarakat dan ummat muslim harus bisa memahami isi ajaran alqur’an secara utuh. “Untuk itu, dibutuhkan ustadz (guru atau pembimbing,red), agar tidak menafsirkan sendiri-sendiri. Sehingga yang dihasilkan nantinya malah salah paham, dan sesat,” tukasnya.
Pantauan Satelit News, doa bersama dan istighasah diikuti ribuan jamaah. Bahkan, bukan hanya memenuhi masjid serta pekarangan masjid setempat. Tapi, Sampai ke pinggir jalan raya, baik kalangan remaja, dewasa dari golongan kaum perempuan dan laki-laki. (mg29/mardiana/jarkasih)