Belum Diresmikan, Pameran TTG Dikuasai Lapak Pedagang
PANDEGLANG,SNOL– Acara pameran Tekhnologi Tepat Guna (TTG) ke XI Provinsi Banten, yang akan diselenggarakan di sekitar Alun-alun Kabupaten Pandeglang, tidak terkoordinir dengan baik. Pameran belum diresmikan, namun ratusan lapak pedagang yang menjajakan makanan, pakaian, asesoris dan sejumlah barang dagangan lainnya sudah memadati seputaran alun-alun, hingga menghabiskan satu jalur jalan raya sekitar.
Kegiatan itu terkesan hanya dijadikan ajang bisnis untuk meraup keuntungan segelintir orang (oknum) tertentu. Informasi yang dihimpun, sedianya pameran TTG baru akan dibuka dan diresmikan pada Selasa – Jumat (9-12/6). Sayangnya, sejak Jumat (5/6) lalu sederetan lapak dan tenda pedagang sudah berbanjar, serta ramai dikunjungi sebagian masyarakat.
Sekretaris Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa Pandeglang, Sobana Ilham, menyayangkan acara yang seolah-olah dimanfaatkan oknum yang mencari keuntungan semata. Sehingga kawasan alun-alun terkesan menjadi pasar malam.
“Lihat saja nanti pas pembukaannya, acara yang akan dilirik oleh masyarakat bukan TTG-nya tapi lebih kepada pasar musimannya. Artinya, substansi dari acara TTG yang tujuannya baik, malah tidak tersampaikan dengan baik,” kata Ilham, Minggu (7/6).
Menurutnya, sangat tidak etis acara sebesar itu disatukan dengan stand pedagang. Mestinya, penyelenggaraan sebuah momen disesuaikan dengan tema kegiatan. “Yang terjadi, jelas-jelas sudah keluar dari tema yang diusung oleh instansi yang menyelenggarkannya. Sekarang, malah terkesan tidak jelas tujuannya,” tambah Ilham.
Anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Pandeglang Yangto mengatakan, acara itu hanya untuk mempermudah keberadaan jajanan masyarakat yang sedang berlibur atau jalan-jalan. Menurutnya, stand yang disediakan panitia pelaksana, tidak mementingkan pelaku Usaha Kecil dan Menegah (UKM) lokal. “Hampir 100 persen masyarakat yang berkunjung, akan tertarik dengan stand pedagang. Malahan, stand-stand TTG-nya berada di tengah alun-alun yang posisinya tidak terlihat langsung oleh masyarakat. Mana pedagang yang datang ini mayoritas berasal dari luar Pandeglang,” ungkap Yangto.
Akan lebih baik dan bagus lagi, ujar Yangto, jika panitia pelaksana memberdayakan pedagang atau pelaku UKM lokal agar lebih bergairah lagi. Paling tidak, produk lokal daerah terpublikasi. “Minimal, 40 persen diberikan UKM daerah secara gratis, dan 60 persenya baru untuk bisnis. Seperti yang pernah dilakukan di Tangerang, dan Jakarta,” paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Cipta Karya, Penataan Ruang dan Kebersihan (DCKPRK) Kabupaten Pandeglang, Anwari Husnira, mengaku tidak tahu menahu soal pelaksanaan kegiatan tersebut. Pihaknya hanya mengeluarkan izin dan rekomendasi untuk alun-alun dan kebersihan saja. “Kami hanya menarik retribusi sewa alun-alun dan kebersihannya saja, selebihnya tidak tahu karena itu agenda Pemprov Banten yang dilaksanakan di Pandeglang (sebagai tuan rumah,red),” kilahnya.
Disinggung soal, sewa lapak (stand) per pedagang di alun-alun, Anwari juga tidak mengetahuinya. Pihaknya berdalih tidak menarik pungutan apa-apa kepada para pedagang sekitar. (mg29/mardiana/jarkasih)