PDIP Tangsel Bingung Cari Kader

SETU, SNOL—Kurang dari dua bulan, KPU Tangsel bakal membuka pendaftaran pasangan calon walikota dan wakil walikota. Namun di saat partai-partai lain sibuk menjaring calon berkualitas dan melakukan penjajakan koalisi, PDI Perjuangan justru adem-adem saja.

Dari informasi yang dihimpun, saat ini sudah ada Koalisi Tangsel Bersatu (KTB), yakni Partai Demokrat tiga kursi, Partai Amanat Nasional tiga kursi, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dua kursi. Koalisi ini tinggal membutuhkan dua kursi untuk mengusung satu pasangan calon.

Selain itu ada juga Koalisi Tangsel Membangun (KTM) yang diisi Partai Hanura enam kursi, Partai Gerindra tujuh kursi, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebanyak lima kursi. Total koalisi ini sudah memiliki 18 kursi dan sudah sangat cukup mengusung satu pasangan calon.

Sementara Partai Golkar, meski belum menyatakan kepastian soal koalisi, namun partai berlambang pohon beringin ini sudah mengarah akan membangun koalisi dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Soal belum bergeraknya PDI Perjuangan membangun koalisi dan menjaring pencalonan ini, menurut pengamat politik dari Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT) Jazuli Abdillah dikarenakan sejak awal PDIP terlihat kurang intens melakukan komunikasi politik dengan parpol lain. “Ini sudah terlihat sejak awal, bahkan PDIP terkesan tertutup dalam membangun koalisi atau parpol lain yang ingin melakukan komunikasi dengan PDIP Tangsel,” ungkapnya kemarin.

Jazuli menilai hal itu dikarenakan PDIP terlalu disibukkan dalam penentuan kader internal yang akan maju. “Satu sisi tidak memiliki kader internal yang potensial dicalonkan, yang muncul saat ini sangat rendah potensi elektoralnya. Sehingga muncul kabar akan menurunkan kader dari pusat,” tuturnya.

Dia juga menilai, soal PDIP yang tertutup dalam membangun koalisi atau komunikasi politik dengan parpol lain, dikarenakan PDIP saat ini sudah kepedean (percaya diri) dengan jumlah sembilan kursi yang dimilikinya. “Jumlah sembilan kursi saat ini juga membuat PDIP terlalu pede, sehingga berfikir hanya tinggal satu kursi lagi saja. Padahal parpol-parpol yang memiliki dua dan tiga kursi pun saat ini bisa bermanuver,” tukasnya.

Menurut Jazuli lagi, kegalauan PDIP juga disebabkan karena pada akhirnya tetap DPP PDIP lah yang menentukan harus berkoalisi dengan siapa. “Dan wajar juga kalau sekarang bingung akan membangun komunikasi politik, karena pengurus di tingkat bawah hanya tinggal tunggu perintah DPP saja,” tandasnya.

Terkait hal ini, Ketua DPC PDIP Tangsel Tb Bayu Murdani saat dikonfirmasi lewat telpon genggamnya tidak ada jawaban. (dra/dm/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.