Ada Hotel di Dalam Pasar..!
LEBAK,SNOL– Aneh tapi nyata. Pasar itu biasanya hanya tempat untuk berjualan Sembako, baju dan sebagainya. Tapi di pasar Rangkasbitung justru malah berdiri hotel kelas melati.
Di Blok B 5 No 4 pasar Rangkasbitung, ada hotel yang bernama Teratai dengan jumlah kamar sekitar 20 serta harga sewa dari Rp80 ribu – 200 ribu satu hari. Bahkan, pihak hotel sudah mendapatkan izin dari Pemkab Lebak melalui Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar).
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Serang Bambang mengatakan, waktu pembahasan APBD TA 2015 beberapa waktu lalu, pihaknya pernah mempertanyakan kepada BPMPPT terkait perizinannya dan kenapa hotel ada di tengah-tengah pasar. Padahal sudah jelas-jelas itu melanggar tata ruang wilayah. “Kami akan memperdalam terkait keberadaan hotel itu, karena ini pelanggaran yang cukup besar. Idealnya, lingkungan pasar tata ruangnya untuk perdagangan perpasaran. Tiba-tiba malah muncul hotel dan diberikan izin juga oleh dinas terkait. Inikan lucu,” kata Bambang disela-sela memeriksa lokasi hotel, Rabu (3/6).
Pihaknya akan mempertanyakan lagi beridirinya hotel di tengah pasar itu. Dia juga mengaku heran, kenapa BPMPPT dengan mudahnya mengeluarkan izin dan atas dasar pertimbangan apa memberikanya. Dia juga meyakinkan lagi bahwa keberadaan hotel sudah jelas melanggar Perda tata ruang. Bahkan hal itu bisa langsung pidana kalau ada yang melaporkan.
“Kami akan memanggil pihak yang memberikan izinya yaitu BPMPPT dan Disporapar. Mereka harus memberikan keterangan kenapa memberikan izin,” ujarnya.
Selama ini, sambungnya, banyak sekali masyarakat yang mengadu kepada Komisi II, bahwa hotel itu diduga sering dijadikan tempat mesum oleh tamu-tamu yang menginap. Atas aduan masyarakat tersebut, Komisi II langsung mendatangi pengelola hotel dan mempertanyakan kebenarannya.
Pengelola Hotel Teratai, Kaliana Teja, saat diminta keterangan oleh Komisi II membantah hotel yang dia kelola dijadikan tempat mesum. Dia berdalih selama ini hotelnya belum pernah dijadikan tempat mesum, karena tiap tamu yang datang diperiksa Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya, kalau belum nikah membawa wanita tidak diperbolehkan.
“Saya hanya pengelola disini. Untuk lebih jelasnya soal hal-hal lainnya silahkan tanya kepada pemiliknya. Kebetulan pemiliknya sedang tidak ada. Selama ini belum pernah ada tamu yang melakukan mesum di hotel kami,” kilahnya. (mg29/mardiana/jarkasih)