Fajri Harus Dioperasi

PANDEGLANG,SNOL–Kebingungan dan kesedihan masih dialami Caswadi dan Badriah. Mereka tak kuasa melihat anak ketiganya M Fajri (5), warga Kampung Karangsari RT.03/07, Desa Cigondang Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, menderita penyakit gangguan syaraf disertai kebutaan dan kebisuan, belum bisa ditangani total.

Informasi yang dihimpun, Selasa (2/5) nanti sudah diagendakan akan bertemu dokter spesialis syaraf RSUD Pandeglang untuk dilakukan radiologi dan operasi. Lagi-lagi, ayahnya yang berprofesi sebagai tukang becak kebingungan soal estimasi kebutuhan biaya pengobatan.

Ketua Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Rian Supriatna menyatakan, estimasi kebutuhan M Fajri dan keluarga per Senin – Selasa (1-2/6) yaitu sekitar Rp 4 juta. Selain untuk biaya RSUD juga untuk kebutuhan transport, tol, pembayaran obat, dan konsumsi.

“Saat ini, kami terus berupaya mencari para donasi dan beriktiar mencari bantuan keuangan kemanapun. Dibantu rekan-rekan Gemasaba yang sedang melakukan penggalangan dana,” kata Rian, Minggu (31/5).

Pihaknya juga mendirikan posko koin ibadah untuk kesembuhan dan biaya pengobatan M Fajri yang dipusatkan di lampu merah alun-alun Pandeglang. Bahkan pihaknya sudah menyebar foto Fajri, selebaran dan menyebarkan nomor seluler para relawan kepada sejumlah donatur.

Terpisah, Caswadi, mengaku memasrahkan langkah upaya yang dilakukan kepada para relawan dan mahasiswa yang tergabung dalam Gemasaba. Sebagai orang yang merasa terbatas secara ekonomi, pihaknya juga mengaku kesulitan jika harus menerobos prosedur yang diberlakukan.

“Untung ada mahasiswa dan relawan yang peduli ke kami pak. Kami keluarga tidak mampu dan tidak paham apa-apa. Pokoknya, mau dibawa ke RSCM, di RSUD Pandeglang atau bagaimanapun, kami serahkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang mendampingi kami,” ujarnya, seraya menahan kesedihannya dan berharap ada peluang kesembuhan anaknya.

Diketahui, Jumat (29/5) lalu, Fajri sudah dibawa ke RSCM Jakarta. Namun, setibanya disana sempat tidak kebagian kamar dan keesokan harinya baru bisa ditangani tim dokter. Sambil menunggu jadwal operasi, akhirnya Fajri dibawa pulang lagi oleh tim pendamping serta para relawan. (mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.