Pengelola Perpustakaan Wajib Membuat Literatur

SERANG,SNOL– Sarana dan prasarana serta sumber daya manusia perpustakaan terus ditingkatkan. Selain dengan menambah koleksi buku, pengelola perpustakaannya juga dibekali pengetahuan tentang berbagai hal.

Salah satunya dengan menggelar workshop literatur sekunder untuk pustakawan kabupaten/kota se Provinsi Banten.

Pejabat Perpusnas RI, Suwandi menjelaskan pengelola perpustakaan harus mampu membuat literatur sekunder, yakni menyajikan kembali informasi yang ada sebagai sarana temu kembali informasi di perpustakaan.

“Tujuannya mempermudah para pengguna perpustakaan dalam penemuan kembali informasi, menginformasikan bahan pustaka, mempromosikan perpus, dan memperlihatkan koleksi yang ada di perpustakaan. Intinya pengelola Perpus harus pandai membuat indeks dan membaca kembali bahan pustaka yang ada,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam workshop literatur sekunder untuk pustakawan kabupaten/kota se Provinsi Banten, Kamis (28/5).

Kepala Badan Perpustakaan dan Aset Daerah (BPAD) Provinsi Banten, Enong Suhaeti menambahkan, pegawai perpustakaan harus lebih siap menerima informasi baru dan cepat. Secara garis besar Informasi ada dua jenis yakni Literatur primer, sekunder dan tersier. “Dalam workshop literatur sekunder bagi pustakawan BPAD kabupaten/kota baru pertama kali digelar BPAD Banten. Pengelola perpustakaan dari wilayah kabupaten kota, umum dan sekolah dibekali ilmu penyusunan literatur Sekunder, yakni sarana temu kembali. Sehingga mempermudah pembaca atau pengunjung perpus menggali informasi,” jelas Enong.

Penyusunan literatur sekunder lanjutnya, menjadi salah satu cara meningkatkan minat baca kepada masyarakat. “BPAD Banten menyediakan berbagai macam jenis referensi bacaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi lingkungan masyarakatnya. BPAD juga melakukan penyediaan fasilitas perpusatakaan keliling dengan mobil. Saat ini jumlahnya memang masih sangat terbatas dan belum dapat menjangkau semua tempat atau daerah,” papar Enong

“Kami juga akan memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang peduli. Selama ini sebetulnya telah ada beberapa pihak yang sangat peduli terhadap peningkatan minat baca di kalangan masyarakat dengan mendirikan perpustakaan atau taman bacaan di beberapa tempat. Kami akan diberikan perhatian dan apresiasi atas perjuangan mereka dalam upaya meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat,” terangnya.

Pihaknya akan bersinergi dengan perpustakaan kabupaten/kota dan Perpustakaan umum. Pihaknya akan mendongkrak perpus umum dan komunitas baca dengan menggelar beberapa kegiatan yang mendorong warga untuk giat membaca,” lanjutnya.

Enong menambahkan, BPAD Banten merespon dan akan membantu apabila perpustakaan Kabupaten/ kota atau umum serta taman bacaan yang membutuhkan peningkatan sarana dan prasarana. “Seperti tahun ini, BPAD lebak sudah mendapatkan bantuan keuangan sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan gedung perpustakaan dan Museum. Usulan tersebut kita masukan ke dalam pos anggaran BPAD dan saat ini sudah dicairkan Pemprov melalui Bappeda,” ujarnya.

Terpisah,Kepala BPAD Lebak Ngajiyo saat dihubungi melalui telpon genggamnya mengaku sudah mendapatkan bantuan sebesar Rp 5 miliar dari BPAD Banten melalui Bappeda.

“Bantuan tersebut kita gunakan untuk membangun gedung perpustakaan dan museum, saat ini baru akan dimulai tahap pembangunan,” jelasnya saat dihubungi. (metty/mardiana/jarkasih)

Caption: Sejumlah pengelola perpustakaan di Banten mengikuti Workshop Literatur Sekunder yang di gelar BPAD beberapa waktu lalu di salah satu hotel di Kota Serang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.