Korban Pasung Capai 20 Ribu Orang
PANDEGLANG,SNOL Kementrian Kesehatan RI melalui Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (Binkeswa) Ditjen Bina Upaya Kesehatan, berharap Pemerintah Daerah (pemda) bisa mencegah praktik pemasungan terhadap penderita gangguan kejiwaan. Jumlah pemasungan se-Indonesia saat ini estimasinya mencapai 18.000- 20.000 orang.
Direktur Binkeswa Kemenkes RI, Geraid Mario Semen, optimis Indonesia bisa bebas dari praktik pasung. Oleh karena itu perlu dukungan pemda setempat. “Pemda bekerjasama dengan seluruh komponen masyarakat, termasuk para tenaga kesehatan untuk mencegah korban pasung dan menanggulanginya,” ungkapnya saat sosialisasi penanganan penderita gangguan jiwa bagi dokter dan paramedis Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, di Aula Dinkes, Jum’at (6/12).
Kegiatan sosialisasi, dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang Deden Kuswan dengan menghadirkan sejumlah nara sumber dari Direktorat Binkeswa, Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Berkah dr. Tri Aniswati, Sp.KJ serta Koordinator Relawan Anti Pasung (RAP) Pandeglang Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS.
Geraid Mario mengatakan, penderita gangguan kejiwaan tidak perlu mendapat tindak pemasungan. Sebab gangguan kejiwaannya bisa disembuhkan. Di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten sendiri, praktik pasung masih terjadi. Pihaknya berharap tahun ini bisa terbebas dari praktik pemasungan.
“Indonesia bebas pasung jangan hanya slogan-slogan saja, tapi harus sampai sebagai pendidikan masyarakat. Sehingga, kesadaran muncul dari semua pihak bahwa tindakan pemasungan merugikan semua pihak dan mengorbankan pasien itu sendiri,” imbuh Dokter spesialis kesehatan jiwa RSJ Grogol ini.
Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Berkah Tri Aniswati, menyarankan Puskesmas untuk menjaring pasien dengan keluhan gangguan jiwa seperti sering pusing yang diiringi sakit perut. Pasien dengan gejala keluhan tersebut berpotensi menyebabkan depresi dari yang ringan hingga gangguan jiwa berat (sizoprenia). “Kalau perlu pengobatan fisik pasien di Puskesmas juga hendaknya dibarengi dengan pengobatan psikis,” sarannya.
Ditambahkan, koordinator RAP Pandeglang Hj. Mei Wijaya Mengungkapkan, berdasarkan laporan masyarakat, tercatat 55 korban pemasungan di Kabupaten Pandeglang telah dibebaskan RAP Pandeglang dan dievakuasi untuk mendapatkan perawatan di RSJ, Grogol Jakarta.
“Berdasarkan laporan tersebut sejak 2010 s/d 2013, pemasungan banyak terjadi di wilayah Kecamatan Pandeglang, Majasari, dan Banjar, yakni mencapai 5 orang lebih,” ungkap Mei. (mardiana/jarkasih)