Baku Hantam Warnai Harkitnas
SERANG,SNOL— Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-107 di sejumlah wilayah diwarnai aksi demonstrasi dan kekisruhan. Di depan Kampus IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten Kota Serang, aksi demo berujung bentrokan antara petugas kepolisian dengan ratusan mahasiswa, Rabu Siang (20/05).
Aksi bentrokan dipicu lantaran ratusan mahasiswa IAIN SMH Banten memblokade ruas jalan Jendral Sudirman hingga macet total. Puluhan petugas kepolisian dari pengurai masa (Raimnas) Sabhara Polres Serang, langsung bersikap reaktif dengan memukul mundur mahasiswa. Sejumlah mahasiswa terdorong dan terkena pukul petugas kepolisian. Mereka langsung lari kocar kacir ke dalam kampus.
Selang beberapa menit kemudian, ratusan mahasiswa yang memadati area gerbang kampus kembali keluar dan memblokir ruas jalan Jendral Sudirman. Selain memblokir ruas jalan hingga arus satu jalur Jendral Sudirman macet total, mahasiswa juga membakar ban bekas di badan jalan. Karena kondisi jalan yang kembali macet, petugas Raimnas kembali beraksi dengan memaksa memukul mundur mahasiswa ke dalam kampus. Namun halauan peetugas tak membuat massa menyerah. Mereka melakukan perlawanan. Aksi yang berawal saling dorong berubah menjadi baku hantam antara dua kubu itu. Sejumlah mahasiswa terkena bogem mentah petugas kepolisian. Bahkan tiga mahasiswa yang dianggap provokator aksi ditangkap petugas kepolisian dan dibawa ke mobil Dalmas.
“Jangan pukul, jangan pukul, langsung bawa ke mobil,” teriak personil Dalmas yang mengamankan mahasiswa yang diduga provokator aksi.
Tidak terima dengan perlakuan represif polisi terhadap tiga rekannya ditangkap, massa pun bringas. Mereka melempari petugas dengan batu dan kayu. Aksi lempar batu ini tidak hanya mengenai sejumlah petugas kepolisian. Dua wartawan elektronik lokal dan nasional yang sedang melakukan peliputan pun terkena lemparan batu hingga memar di bagian kepala.
Sekedar diketahui, aksi demonstrasi Harkitnas ini berawal sekitar pukul 10.30 WIB. Ratusan mahasiwa yang keluar dari gerbang kampus membawa poster, spanduk, dan langsung memblokir satu ruas jalan Sudirman dari arah Tangerang menuju Kantor eks Pendopo Gubernur Banten. Aksi dilanjutkan dengan pemblokiran perempatan Jalan Ciceri hingga kendaraan tersendat selama satu jam lebih.
Dalam orasinya, mahasiswa mengkritisi kinerja pemerintahan Jokowi-Jk yang dinilai belum mampu menuntaskan beragam persoalan yang bersifat fundamental seperti kisruh antara KPK dan Polri, mutu pendidikan rendah, penegakan supremasi hukum, sistem perkonomian nasional, nasionalisasi aset negara, daerah perbatasan dan politisasi instansi pemerintahan.
Mahasiswa juga menyinggung kampanye politik Jokowi-Jk sebelum menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang tidak ditepati. “Sekitar delapan bulan yang lalu Indonesia telah sah dipimpin oleh Jokowi-Jk sebagai Presiden dan Wakil Presiden, yang pada saat kampanye politiknya menjanjikan akan menjawab mimpi dan harapan rakyat soal trisaksi, nawacita dan revolusi mentalnya. Namun dalam kenyataanya, mimpi dan harapan rakyat tersebut sirna termakan janji yang tak kunjung ditepati,” teriak koordinator aksi, Zainal Alimin.
Humas mahasiswa IAIN SMHB, Ahi Hakim, mengatakan, pihaknya menuntut nasionalisasi aset, berantas mafia migas, tingkatkan mutu pendidikan bangsa, awasi kebijakan program pemerintah dan stabilkan perekonomian nasional
Setelah hampir satu jam setengah menyampaikan aspirasi di perempatan Jalan Ciceri, aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dilanjutkan dengan longmarch ke kampus IAIN SMH Banten.
Aksi demonstrasi bubar sekitar pukul 13.15 WIB, setelah mahasiswa sempat terlibat bentrokan dengan petugas dan berorasi. Sementara tiga mahasiswa yang diduga provokator aksi dibawa petugas ke Mapolres Serang.
Pawai Budaya Warnai Peringatan Harkitnas
Suasana berbeda terlihat di Kabupaten Pandeglang. Harkitnas, dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), kemarin justru diperingati dengan sukacita dan penampilan berbagai hiburan pawai budaya yang diikuti 35 kecamatan se-Kabupaten Pandeglang.
Pantauan di lokasi, masing-masing kecamatan menampilkan tradisi kebudayaannya seperti, pencak silat, tari singa, kesenian tradisional saman, kuda lumping, tari nelayan, dan beberapa kesenian dan kebudayaan lainnya. Kegiatan yang dipusatkan di Alun-alun itu, menarik ratusan orang untuk memadati lokasi.
Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi menyatakan, momentum ini harus dimanfaatkan dengan tidak meningkatkan semua sektor kehidupan berbangsa, bernegara dan bersosial. Berbagai potensi yang ada, harus terus ditingkatkan untuk kepentingan bersama.
“Sudah lah, mari berbuat untuk kebersamaan dan pembangunan daerah. Jangan saling memfitnah, kita harus bangkit konstruktif (lebih baik,red). Hindari polemik, jangan saling mendzalimi. Tapi bagaimana kita berbuat yang terbaik untuk pembangunan dan kemajuan daerah,” kata Erwan, Rabu (20/5).
Selain ditingkatkan pengelolaannya, potensi yang ada juga harus dilestarikan, dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Masyarakat mendambakan kemajuan daerah lebih baik dan itu menjadi tugas bersama.
Erwan mengklaim, dari 800 lebih gedung sekolah yang ada di Pandeglang sudah dianggap lebih baik dan layak digunakan tidak ada yang ditulak awi (tidak ada lagi yang ada ditopang bambu). “Orang tua dahulu juga selalu menanamkan kepada anak-anaknya untuk rajin dan serius menimba ilmu, dan zaman sekarang ini tentunya harus lebih baik,” tambahnya.
Peserta Upacara Harkitnas Amburadul
Sementara di Kabupaten Lebak, upacara memperingati Harkitnas yang digelar di alaun-alun Rangkasbitung sekitar pukul 08.00 wib, diwarnai sikap yang tidak baik dan barisannya terlihat amburadul. Hal itu, ditunjukan oleh para peserta dari kalangan PNS.
Pantauan Satelit News, ketika acara upacara berlangsung, pas pembacaan teks Pancasila terlihat para peserta yang menggunakan pakaian seragam batik PGRI malah asik memainkan Hand Phone (HP), datang terlambat, ada yang jongkok, asik ngobrol, keluar dari barisan, dan ada juga yang sibuk membuka berkas pekerjaan.
Salah seorang peserta upacara yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sangat miris melihat peserta upacara yang tidak menghargai acara yang sakral itu. Apalagi mereka para PNS yang seharusnya memberikan contoh yang baik, malah menujukan sikap yang tidak punya rasa nasionalis. Pas selesai upacara belum dibubarkan malah sudah bubar duluan, padahal masih ada acara pementasan anak-anak yang berprestasi.
“Saya sangat prihatin melihat para peserta upacara yang tidak menujukkan sikap baik dimuka umum. Apa lagi ada seorang PNS yang berleha-leha ketika upacara berlangsung. Padahal upacara yang sekarang dilaksanakan memperingati Harkitnas loh, tapi peserta upacara tidak menujukkan sikap nasionalisnya malah terlihat amburadul,” katanya disela-sela upacara selesai, Rabu (20/5). (mg29/mg-30/metty/mardiana/jarkasih)