Guru SD Ikut Unas Paket B

TANGERANG,SNOL—Ujian nasional paket B membuka harapan bagi banyak orang. Tak terkecuali Fatimah (56), seorang guru honorer di sekolah dasar negeri Gerendeng 2 Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Dia ikut Unas Paket B karena ingin mendapatkan ijazah setara SMP untuk melancarkan jenjang karirnya.

Fatimah merupakan salah satu dari 573 peserta Unas kesetaraan SMP atau paket B yang mengikuti ujian di SMAN 7 Kota Tangerang. Saat ujian, dia duduk di bangku paling depan. Tampak wajahnya berkeringat saat menjawab materi pertanyaan. Kemarin (5/5), Fatimah mengikuti ujian matematika. Setelah membaca partu per satu pertanyaan, dia kemudian melingkari jawaban sambil terkadang menyeka keringatnya. Sesekali dia mengerutkan dahinya ketika membaca pertanyaan yang sulit dijawab. Untungnya, hingga bel berbunyi dia mampu menyelesaikan semua pertanyaan.

“Alhamdulillah sudah selesai, lega dan besok ujian terakhir,”ujarnya seusai ujian. Perempuan yang sudah menjadi guru honorer sejak 12 tahun terakhir tersebut mengaku tak pernah merasakan bangku sekolah menengah pertama sebelumnya. Dia hanya memiliki ijazah sekolah dasar. Sehari-hari, Fatimah lebih banyak menghabiskan waktu dengan menjadi seorang ibu rumah tangga serta mendidik lima anaknya hingga berhasil. Kelima anaknya kini memiliki keluarga sendiri dan penghidupan yang lebih layak.

Setelah mengantarkan buah hatinya menuju kehidupan lebih baik, nenek tujuh cucu itu tergerak untuk mendapatkan pendidikan. Meski anak-anaknya menolak karena tak ingin ibunya lelah, Fatimah tetap belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Assalam, Karawaci. Menurutnya, belajar itu tidak mengenal usia dan dilakukan bukan untuk mencari pekerjaan namun harus diberikan kembali kepada orang banyak.

“Anak-anak sih melarang saya untuk ikut ini tapi saya berikan pengertian. Alhamdulillah semua mengizinkan termasuk suami,”ujarnya lirih. Guru marawis di SDN Gerendeng 2 Karawaci menegaskan mengejar ijazah setara SMP untuk melancarkan jenjang karirnya di sekolah. Dia mendapatkan dorongan dari kepala sekolah untuk terus belajar.

Di SDN Gerendeng 2, Fatimah mengajar Marawis dan Qasidah. Dia juga selalu mengisi kelas yang kosong, khususnya pada pelajaran Taman Pendidikan Al Quran (TPA). Atas kepercayaan kepala sekolah, Fatimah termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya.

“Sejak kecil saya sudah dibekali ilmu agama. Ini yang jadi modal mendidik anak-anak di sekolah,”ujar Fatimah. Selain ilmu agama, dia juga memiliki keahlian memainkan alat musik islami yakni Qasidah dan Marawis. Dua keahlian itu membuatnya mendapatkan tawaran sebagai guru di SDN Karawaci Baru 2 Kota Tangerang.

“Kalau mengajarnya masih sesuai dengan kemampuan, saya ambil saja. Di sekolah, kalau ada guru yang tidak masuk saya selalu diminta untuk menggantikan,” jelas ibu yang mengenakan baju putih saat ujian itu.

Fatimah mengaku bersyukur dipercaya mengajar di sekolah dasar. Selanjutnya, dia bertekad melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang kesetaraan SMA atau paket C. Dia memprediksi hanya mampu menamatkan pendidikan wajib belajar saja yakni 12 tahun meski memiliki keinginan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Faktor usia yang membuatnya merasa berat untuk melanjutkan ke jenjang tersebut.

“Pengen sih kuliah, tapi usia saya yang sudah tidak memungkinkan,” keluhnya. Meskipun demikian, dia tidak pernah menyesali tidak menempuh pendidikan sejak dulu. Ia tetap mensyukuri diusianya yang sudah lanjut masih memiliki kesempatan untuk belajar dan menyampaikan ilmu yang dimiliki meski hanya sedikit.

“Saya tidak pernah menyesal, saya puas bisa merasakan belajar hingga tingkat SMP, dan sebentar lagi akan naik ke SMA,” terang ibu berkacamata ini. (widiawati/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.