Dindikbud Jamin Tak Ada Soal Unas Bocor
TANGERANG, SNOL—Meski pelaksanaan Ujian Nasional masih terhitung dua minggu lagi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk menetralisir
isu kebocoran soal atau merebaknya kunci jawaban palsu yang akan beredar menjelang hari pelaksanaan ujian.
Kepala Dindikbud Akhmad Lutfi mengatakan, Pelaksanaan Unas kali ini tidak seseram tahun lalu. Dia menjamin, tidak akan ada oknum yang mengambil kesempatan dengan menjual kunci jawaban palsu kepada peserta Unas.
“Ada beberapa faktor yang menjamin tidak ada lagi beredar kunci jawaban palsu kepada siswa. Pertama, Unas bukan lagi penentu kelulusan melainkan rapat dewan guru dari hasil Ujian Sekolah (US) dan nilai raport,” tuturnya.
Kedua, pelaksanaan US sudah dilaksanakan sejak seminggu lalu untuk tingkat SMP dan SMA. Sehingga, saat ini tinggal menunggu hasil dari masing-masing sekolah dan tinggal menunggu hasil kelulusan saja.
“Unas sebagai pemetaan saja, jadi tidak terlalu memberatkan. Saya jamin tidak akan ada oknum yang mengaku memiliki kunci jawaban Unas, lagi pula tidak terlalu penting menghiraukan itu,” ujarnya.
Lutfi menambahkan, tidak menutup kemungkinan masih saja ada oknum yang memanfaatkan situasi ini. Namun, dia yakin sekolah dan siswa tidak akan berpengaruh karena sudah lebih memahami ujian kali ini.
Selain itu, pihaknya juga sudah bekerjasama dengan kepolisian untuk mengamankan soal Unas. Seperti tahun lalu, kepolisian tidak menggunakan seragam saat melakukan penjagaan. “Polisi sifatnya membantu mengamankan, seperti tahun lalu tidak menggunakan seragam, kami berharap peserta Unas tidak tergiur dengan tawaran-tawaran seperti itu,” terangnya.
Sementara Kepala SMA Negeri 8 Kota Tangerang Arsil mengaku, isu kebocoran soal bisa saja menyebar. Namun sayangnya usaha tersebut akan sia-sia. Apalagi, pelaksanaan Unas kali ini akan dibagi dua cara yaitu Paper Based Test (PBT) dan Computer Based Test (CBT).
Menurutnya, dengan dua cara pelaksanaan Unas ini jelas akan semakin tidak masuk akal dengan kunci jawaban yang nanti beredar. Apalagi CBT, yang langsung menggunakan komputer sehingga tidak ada waktu untuk siswa melirik teman lainnya, apalagi hanya kunci jawaban yang belum teruji kebenarannya.
“Kalau mau menyebar kunci jawaban harusnya dari pelaksanaan Unas kemarin, kan yang nentuin kelulusan sekolah bukan Unas lagi. Apalagi sekarang PBT dan CBT jadi sulit lah lihat soalnya,” paparnya.
Tetapi, bukan berarti menyepelekan pelaksanaan Unas yang tidak lagi sebagai penentu kelulusan. Nilai Unas pun akan digunakan untuk masuk perguruan tinggi jadi harus tetap diperjuangkan. (widiawati/pramita)