Terminal Agribisnis Menjanjikan
TANGERANG,SNOL— Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten M. Yanuar mengaku gagasan membangun terminal agribisnis di Provinsi Banten sudah lama diwacanakan.
Hanya saja akibat sulitnya mencari lahan membuat gagasan ini tak kunjung terealisasi.
Namun begitu Yanuar mengatakan, karena manfaatnya sangat besar bagi perkembangan perekonomian di Banten maka pihaknya tidak akan bosan untuk terus mencoba mewujudkan gagasan tersebut.
Yanuar menjelaskan, Apabila Banten memiliki terminal dan pusat distribusi agribisnis maka biaya dan rantai distribusi diyakini lebih efisien. Sebagai contoh untuk distribusi padi, fasilitasi ini bisa memangkas ongkos distribusi 44% dari penggilan padi.
Rantai distribusi di sektor pertanian padi mencakup petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan konsumen. Secara umum ada tiga skema distribusi dan yang terpanjang ialah petani, pedagang tengkulak, penggilingan padi, pedagang pengepul, pedagang pengecer, barulah konsumen.
“Proyek ini memang sudah ada MoU dengan Pemprov DKI difasilitasi BKSP. DKI ingin produk yang masuk ke sana adalah barang bersih,” ucap Yanuar.
Yanuar juga menjelaskan kedepan provinsi terminal dan pusat distribusi agribisnis dapat juga menampung komoditas dari luar Banten.
“Terminal agribisnis ini tidak identik dengan produksi agribisnis dari Banten, melainkan bisa untuk mencegat dari daerah lain, seperti Banten,” katanya.
Dari Banten sendiri beberapa potensi agribisnis yang tersedia contohnya padi, sawit dan berbagai komoditas holtikultura. Tapi Bappeda sendiri belum dapat memproyeksikan kapan infrastruktur tersebut bakal direalisasikan.
Yang pasti, sambung Yanuar, Pemprov Banten tidak akan menanganinya sendiri melainkan mencari mitra swasta.” Pencarian investor ini dilakukan melalui PT Banten Global Development (BGD) selaku perseroan pelat merah milik pemprov,” pungkasnya. (bi)