Ada Korban Banjir Terisolir
PANDEGLANG,SNOL– Sebagian korban banjir di 28 desa 10 kecamatan Kabupaten Pandeglang, masih mengungsi di lokasi yang dianggap aman seperti gedung sekolah, sarana ibadah, kecamatan dan beberapa rumah warga yang tidak tergenang banjir. Para pengungsi membutuhkan selimut dan tambahan matras untuk kebutuhan mereka sehari-hari selama daerahya masih terendam.
Adapun bantuan yang sudah disalurkan Pemda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yakni berupa sembako, perlengkapan bayi, makanan cepat saji, susu bayi dibawah lima tahun, tenda darurat bencana dan dapur umum.
Kepala BPBD Pandeglang Doni Hermawan mengungkapkan, masih ada sejumlah desa di dua kecamatan yang wilayahnya terisolir, karena ketinggian banjir mencapai 1 meter – 1,5 meter. Warga sekitar sudah diungsikan ke lokasi yang lebih aman, serta mendapatkan bantuan disana.
“Bantuan tanggap darurat bencana kami salurkan secara bertahap. Ada beberapa titik yang belum kami jangkau karena selain daerahnya sulit ditempuh juga keterbatasan personil di lapangan,” kata Doni, Senin (27/4).
Dalam penanggulangan tanggap darurat ini pihaknya memprioritaskan anak dibawah umur, bayi dan yang sudah lanjut usia (lansia), namun pada prinsipnya jangan sampai para korban banjir ini mengalami kelaparan atau kekurangan bahan makanan.
Hingga hari keempat, pihaknya masih mensiagakan tim unit reaksi cepat (URC) tanggap darurat bencana dititik banjir. Selain untuk membantu warga juga untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Sepuluh kecamatan yang dilanda banjir diantaranya, Kecamatan Patia 10 desa, Munjul 6 desa, Saketi 1 desa, Sindangresmi 2 desa, Pagelaran 3 desa, Picung 4 desa, Sukaresmi 2 desa, Bojong 1 desa, Panimbang 1 desa dan Angsana 1 desa. Kami masih melakukan pendataan dan kemungkinan akan ada penambahan,” papar Doni.
Pihaknya sudah mengirimkan sedikitnya tiga perahu karet untuk membantu evakuasi korban. Termasuk di beberapa kecamatan lainnya yang sudah ditempatkan perahu karet turut diberdayakan. Selain BPBD, penanggulangan banjir ini juga dilakukan sejumlah pihak lainnya dengan melibatkan aparat TNI/Polri dan PMI.
Mantan Camat Karang Tanjung ini menambahkan, patokan ketinggian luapan banjir di wilayah selatan ditinjau dari aliran sungai Cilemer di Goyang Lidah. Saat ini, Goyang Lidah sudah mencapai ketinggian 2 meter. Sedangkan, di 10 kecamatan wilayah selatan ketinggian air bervariasi antara 80 cm – 1,5 meter.
Kasi logistik dan kedaruratan BPBD Pandeglang Endan menambahkan, selain menerjunkan tim lapangan, penanggulangan darurat bencana dan giat lainnya dilokasi, pihaknya juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Banten, BNPB Pusat, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker), serta beberapa instansi terkait lainnya. “Seperti bantuan selimut dan kekurangan matras itu, kami koordinasikan dengan BPBD Provinsi dan BNPB Pusat,” ujarnya.
Mengenai kerusakan atau dampak materil lainnya yang ditimbulkan akibat bencana, dikoordinasikan dengan instansi lainnya, seperti kerusakan infrastruktur jalan, pendataannya kewenangan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA). Kerusakan fasilitas pendidikan, dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), dan hal lainnya.
Banjir Juga Rendam Serang
Tak hanya di Kabupaten Pandeglang dan Lebak, Banjir juga melanda Kabupaten Serang. Selama hujan melanda beberapa hari terakihr ini, sebanyak 20 rumah di Desa Tengkurak Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang terendam banjir. Bahkan satu rumah non permanen di Kecamatan Jawilan roboh lantaran diterjang angin.
Kabid Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Imron Ruhyadi mengatakan, peristiwa terjadi Sabtu (26/4) 02.00 Wib. Banjir merendam rumah warga dengan ketinggian 30 – 50 centimeter tersebut terjadi akibat meluapnya sungai Ciujung.
Sedangkan satu rumah milik Sinten (60), Warga Kampung Tipar, Rt.05/02, Desa Pagintungan Kecamatan Jawilan, diduga sudah rapuh sehingga tidak dapat menahan terjangan angin kencang. ”Hujannya disertai angin kencang, sehingga selain merendam banjir, juga merobohkan rumah,” katanya, Senin (27/4).
Banjir ini hanya banjir kiriman, kini kondisinya sudah surut. ”Kami sudah cek lapangan, hanya banjir kiriman saja tapi informasinya sekarang sudah surut,” kata Imron.
Sedangkan untuk korban angin kencang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan. ”Untuk smentara bantuannya oleh kecamatan. Bantuan lainnya masih menunggu permohonan dari pihak kecamatan,” terangnya.
Camat Tirtayasa, Mas Elan Afandi membenarkan jika telah terjadi banjir di wilayahnya. Kondisinya kini sudah surut, sehingga tidak ada evakuasi warga. ”Iyah ada 20 rumah warga yang rumahnya tergenang, tapi tidak mengkhawtirkan. Itu hanya rumah-rumah yang dipinggir kali,” katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bendung Pamarayan, Hermanto mengatakan, saat ini debit air di Bendung Pamarayan masih terbilang normal meskipun pada Sabtu (25/4) lalu debit air mencapai 900 kubik. ”Sekarang debitnya sudah menurun dan masih tergolong normal,” ungkapnya.
Menurunnya debit air tersebut lantaran intensitas hujan di wilayah hulu, khususnya Kabupaten Lebak menurun. Terlebih, air yang mengalir ke Bendung pamarayan berasal dari Sungai Ciujung. ”Kalau banjir itu kan jika debit airnya mencapai 750-120 meter kubik per detik,” tuturnya.
Seperti telah diberitakan, sejak Kamis (23/4) hingga Minggu (26/4), sedikitnya 28 desa di 9 dari 35 kecamatan se Kabupaten Pandeglang dikepung banjir. Ketinggian air antara 60 cm – 1 meter, dan sebagian masyarakat masih mengungsi.
Banjir kali ini disebabkan luapan sungai Cilemer, Ciliman, Cilatak, Cipunten Agung, serta beberapa anak sungai. Antara lain, Cimoyan, Cikadueun, dan Citeupuseun. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Pagelaran dan Patia, yang sampai saat ini ketinggian air masih dikisaran 1 meter.
Koordinator Tagana Pandeglang Ade Mulyana mengungkapkan, hasil pendataan sementara yang dilakukannya bersama tim Tagana lainnya diketahui, di Kecamatan Picung sekitar 1.378 KK di 4 desa terendam banjir. Di Kecamatan Munjul sekitar 700 KK lebih di 4 desa juga terendam.
Di Kecamatan Pagelaran sekitar 1500 KK lebih di 3 desa, masih terendam. Di Kecamatan Patia sekitar 1000 KK lebih di 10 desa, terendam banjir. Di beberapa daerah lainnya sampai saat ini masih dalam pendataan tim Tagana, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat desa/kecamatan, TNI/Polri dan instansi terkait lainnya.
“Di Kampung Cimoyan Desa Ciherang Kecamatan Picung, dua rumah warga hancur tergerus banjir. Pemiliknya saat ini masih ngungsi ke tetangganya dan saudaranya yang rumahnya aman dari banjir,” kata Ade, Minggu (26/4).
Sementara di Kabupaten Lebak, hujan deras yang mengguyur berturut-turut sejak Jumat – Minggu (24 – 26/4). Mengakibatkan banjir di 13 desa dan 772 KK terendam banjir dengan ketinggian anir antara 1 meter – 1,5 meter diantaranya, Desa Keusik (436 KK), Lebak Keusik (12 KK), Laban Jaya (20 KK), Cidahu (72 KK), Leuwi Ipuh (10 KK), Bojongjuhur (5 KK), Kumpay (22 KK), Ciruji (63 KK), Jalupang (7 KK), Umbul Jaya (4 KK) Cilegong Ilir (100 KK), Cibatur Keusik (12 KK), dan Kaduhauk (9 KK), Kecamatan Banjarsari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Lebak, Kaprawi mengatakan, sungai Ciliman meluap dan mengepung 13 desa di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak. Pihaknya langsung terjun ke lapangan, membuat tempat evakuasi dan mengatisipasi supaya tidak ada korban jiwa.
“Kami beserta pihak desa, TNI, Polri dan PMI, langsung terjun ke lokasi banjir. Mengevakuasi warga yang terkepung banjir, ke beberapa tempat seperti, tenda yang dibuat, kantor desa, kantor kecamatan, dan beberapa lokasi lainya serta melakukan pengawasan ketiap-tiap rumah yang tergenang air. Kami juga menyalurkan bantuan logistic, serta obat-obatan,” kata Kaprawi, Minggu (26/4). (mg23/mg29/mardiana/jarkasih)