Ratusan Pedagang Blokir Jalan
Tolak Kenaikan Tarif Sewa Lapak Pasar Tanah Tinggi
TANGERANG, SNOL Para pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Tanah Tinggi makin habis kesabaran. Jika sebelumnya para pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Bersatu itu hanya menggelar demo di depan kantor pengelola pasar, Senin (13/1) mereka akhirnya memilih memblokir Jalan Jenderal Sudirman. Pemblokiran tersebut untuk memprotes kenaikan harga sewa lapak yang dinilai terlalu tinggi.
Sambil membawa spanduk berisi tuntutan dan protes, para pedagang ini memblokir dua ruas jalan Jenderal Sudirman di depan Pasar Induk Tanah Tinggi. Pemblokiran yang dilakukan selama 20 menit ini tak pelak membuat lalu lintas dari arah Cikokol ke Tanah Tinggi dan sebaliknya macet parah.
Penasehat Forum Pedagang Bersatu Muhdari mengatakan, pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi, PT Selaras Griya Adigunata, menaikkan harga sewa lapak sebesar 15 persen yang berlaku mulai 1 Januari 2014 lalu. Namun kenaikan itu diputuskan secara sepihak tanpa persetujuan pedagang.
“Naiknya besar sekali, kita sudah coba menawar jadi 10 persen, tapi ditolak. Pengelola tetap dengan angka 15 persen. Bahkan kalau tidak bayar, pedagang diancam lapaknya akan digusur,” katanya.
Dijelaskan Muhdari, besaran harganya lapak bervatiasi tergantung ukuran. Untuk ukuran 2×3 meter, harga per bulan yang sebelumnya Rp 1.725.000, naik menjadi Rp 1.983.000. “Itu belum termasuk pungli (pungutan liar), mulai dari biaya masuk truk pengangkut sayur, bongkar muat dan biaya lainnya. Kalau kita hitung-hitung, biaya sewa di Pasar Tanah Tinggi ini yang termahal di Indonesia,” tukasnya.
Menurut Muhdari, tarif baru tersebut memberatkan pedagang karena terlalu mahal. Pasalnya, kondisi ekonomi pedagang sedang tidak stabil lantaran musim hujan yang menyebabkan sebagian sayur mayur gagal panen. “Jadi pedagang merugi karena tidak bisa jualan,” tukasnya.
Untuk itu, pihaknya hendak menemui DPRD Kota Tangerang untuk mengadukan masalah tersebut. Dia berharap DPRD bisa mengintervensi pengelola pasar untuk membatalkan kenaikan tarif yang terlalu tinggi. “Kalau tidak berhasil, kita akan demo lebih besar lagi,” ancamnya.
Anggota DPRD Kota Tangerang Komisi III yang menerima para pedagang tersebut H. Tb Mahdi Adhiansyah mengatakan pihaknya siap memanggil pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi terkait protes pedagang pasar yang mengeluhkan mahalnya angka kenaikan sewa ruko tersebut. “Untuk menyerap aspirasi masyarakat, nanti kita akan panggil pengelolaannya. Selain mahalnya angka sewa ruko, pedagang pasar juga mengeluhkan masih adanya unsur premanisme dan kendala kemacetan,” tambahnya. (mg17)
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo mengatakan, seharusnya pihak pengelola pasar melakukan musyawarah sebelum menaikkan harga sewa lapak dengan para pedagang dan juga wajib meminta pertimbangan pemerintah setempat. “Walaupun swasta, harus minta pertimbangan pemda, dalam hal ini bisa PD Pasar ataupun dinas terkait. Jadi jangan semena-mena,” ujar Gatot, penghujung pekan lalu.
Lebih lanjut Gatot menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang harus segera mengambil langkah untuk menjadi penengah dan diharapkan dapat memberikan solusi terbaik bagi kedua belah pihak. “Agar masalah ini tidak berlarut-larut,” tandasnya. (mg-17/made)