Dua Rumah Terseret Banjir

PANDEGLANG,SNOL– Banjir yang melanda Kabupaten Pandeglang, semakin meluas. Sejak Kamis (23/4) hingga Minggu (26/4), sedikitnya 28 desa di 9 dari 35 kecamatan sePandeglang dikepung banjir. Ketinggian air antara 60 cm – 1 meter, dan sebagian masyarakat masih mengungsi.

Banjir kali ini disebabkan luapan sungai Cilemer, Ciliman, Cilatak, Cipunten Agung, serta beberapa anak sungai. Antara lain, Cimoyan, Cikadueun, dan Citeupuseun. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Pagelaran dan Patia, yang sampai saat ini ketinggian air masih dikisaran 1 meter.

Koordinator Tagana Pandeglang Ade Mulyana mengungkapkan, hasil pendataan sementara yang dilakukannya bersama tim Tagana lainnya diketahui, di Kecamatan Picung sekitar 1.378 KK di 4 desa terendam banjir. Di Kecamatan Munjul sekitar 700 KK lebih di 4 desa juga terendam.

Di Kecamatan Pagelaran sekitar 1500 KK lebih di 3 desa, masih terendam. Di Kecamatan Patia sekitar 1000 KK lebih di 10 desa, terendam banjir. Di beberapa daerah lainnya sampai saat ini masih dalam pendataan tim Tagana, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat desa/kecamatan, TNI/Polri dan instansi terkait lainnya.

“Di Kampung Cimoyan Desa Ciherang Kecamatan Picung, dua rumah warga hancur tergerus banjir. Pemiliknya saat ini masih ngungsi ke tetangganya dan saudaranya yang rumahnya aman dari banjir,” kata Ade, Minggu (26/4).

Hingga saat ini, anggota Tagana masih siaga di lokasi banjir untuk membantu warga, dan mengantisipasi korban serta hal-hal yang tidak diinginkan. Soal bantuan sembako dan jenis bantuan lainnya merupakan kewenangan BPBD, Dinsos dan instansi lainnya.

Kepala BPBD Pandeglang Doni Hermawan menjelaskan, untuk menanggulangi dan langkah tanggap darurat bencana, pihaknya sudah mendirikan posko pengungsian dan dapur umum dititik-titik strategis yang bisa dijangkau oleh para korban bencana. Tim Unit Reaksi Cepat (URC) tanggap darurat bencana sudah siaga sejak banjir melanda.

“Walau sebagian daerah sudah mulai surut, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada.  Khawatir banjir susulan masih mengancam dan kami masih siaga di lokasi,” ungkap Doni.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan, terkait penanggulangan selanjutnya. Bahkan, terkait penanganan kerusakan fasilitas atau kerugian lainnya, akan dikoordinasikan dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker).

“Jika memang dibutuhkan bantuan dari Pemprov, kami juga akan koordinasi. Untuk informasi sementara, sudah kami sampaikan,” tambah mantan Camat Karang Tanjung ini.

Camat Picung Suntama menambahkan, tidak semua korban banjir mengungsi. Hanya sebagian saja yang lokasi banjirnya memang dianggap mengkhawatirkan. Warga yang kebanjiran hingga ketinggian sekitar 10 – 30 cm, masih bertahan di rumahnya sambil mengamankan barang-barang berharganya.

“Kami sudah imbau warga untuk berhati-hati, kalau memang darurat akan kami evakuasi paksa. Kami ingin semua korban terselamatkan,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Pandeglang sehari – semalam (Kamis, 23/4) lalu, mengakibatkan banjir menggenangi 4 desa yakni, Desa Ganggaeng, Ciherang, Bungurcopong, dan Desa Pasir Sedang Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang.

          Informasi yang dihimpun, banjir mulai menyerang Jumat (24/4) sekitar pukul 07.00 Wib. Ketinggian air bervariasi antara 60 – 80 cm, sehingga membuat warga harus mengungsi dan bertahan di atap rumah mereka sambil mengawasi barang – barang berharganya.

 

 772 KK Terendam Banjir

Di Kabupaten Lebak, hujan deras yang mengguyur berturut-turut sejak Jumat – Minggu (24 – 26/4). Mengakibatkan banjir di 13 desa dan 772 KK terendam banjir dengan ketinggian anir antara 1 meter – 1,5 meter diantaranya, Desa Keusik (436 KK), Lebak Keusik (12 KK), Laban Jaya (20 KK), Cidahu (72 KK), Leuwi Ipuh (10 KK), Bojongjuhur (5 KK), Kumpay (22 KK), Ciruji (63 KK), Jalupang (7 KK), Umbul Jaya (4 KK) Cilegong Ilir (100 KK), Cibatur Keusik (12 KK), dan Kaduhauk (9 KK), Kecamatan Banjarsari.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Lebak, Kaprawi mengatakan, sungai Ciliman meluap dan mengepung 13 desa di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak. Pihaknya langsung terjun ke lapangan, membuat tempat evakuasi dan mengatisipasi supaya tidak ada korban jiwa.

“Kami beserta pihak desa, TNI, Polri dan PMI, langsung terjun ke lokasi banjir. Mengevakuasi  warga yang terkepung banjir, ke beberapa tempat seperti, tenda yang dibuat, kantor desa, kantor kecamatan, dan beberapa lokasi lainya serta melakukan pengawasan ketiap-tiap rumah yang tergenang air. Kami juga menyalurkan bantuan logistic, serta obat-obatan,” kata Kaprawi, Minggu (26/4).

Warga juga diimbau, untuk melakukan evakuasi mandiri. Jangan menunggu ketinggian air semakin parah. Karena, air yang akan membanjiri datang tiba-tiba. Tidak bisa terperdiksi. Masyarakat yang tinggal dibantaran sungai, tambahnya, jangan berlebihan sampai mencari ikan. Karena, keadaan sungai sangat berbahaya bagi keselamatan.

Komandan Tanggap Darurat yang juga Asisten Daerah (Asda) II Kabupaten Lebak Budi mengatakan, pihaknya selalu siap melakukan penanggulangan banjir. Mulai dari kesiapan relawan, dan logistic. Semuanya sudah disiapkan dengan matang, walaupun banjir harus melanda kota Rangkasbitung.

“Bencana adalah kedaruratan yang terpenting, dan kami terlebih dahulu menjamin perut serta kesehatan para korban. Jangan sampai terjadi kelaparan dan sakit. Makanya, kami mengutamakan kebutuhan dasar terlebih dahulu. Kalau bantuan paska banjirnya pihak Pemkab akan pikirkan nanti,” ungkap Budi. (mg29/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.