Pelajar Sudah Meninggal Tercatat Ikut UN

BANTEN,SNOL– Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di seluruh wilayah Provinsi Banten, secara umum berjalan lancar. Dari sekian banyak peserta, ditemukan ada puluhan siswa yang tidak mengikuti ujian.

Di Kabupaten Serang misalnya, sedikitnya 51 siswa SMA/SMK tidak mengikuti UN. Salah satu alasannya, karena siswa tersebut sudah tidak bersekolah, sakit dan ada juga yang sudah meninggal dunia, namun namanya masih tercantum dalam daftar nominasi tetap (DNT) atau peserta UN.

Kasi Kurikulum SMA/SMK Dindikbud Kabupaten Serang, Dedi Rohendi mengatakan, untuk sementara berdasarkan laporan yang masuk dari SMK/SMK pada hari pertama diketahui, yang tidak hadir terdapat 50 siswa SMA dan satu siswa SMK. Alasannya, mereka saat ini sedang sakit. “Secara rinci saya tidak begitu hafal sekolah mana saja. Yang jelas, itu data laporan hari pertama,” kata Dedi, Senin (13/4).

Namun demikian, siswa yang tidak bisa mengikuti ujian kali ini masih bisa mengaikuti UN susulan pada minggu berikutnya sehingga dalam hal ini tidak usah ada kekhawatiran. Dalam pelaksaan UN saat ini masih ditemukan nama siswa yang sudah megundurkan diri tetapi masuk sebagai peserta UN.

Kepala Sekolah SMAN I Ciomas, Aan Hernawan, mengaku dari 171 siswa, satu orang diantaranya mengundurkan diri. Meski demikian, nama tersebut sudah tidak masuk ke dalam daftar peserta UN. “Orang tuanya sih bilang, kalau anaknya tidak bisa mengikuti UN. Tidak tahu kenapa, mungkin nikah,” jelasnya.

Peserta yang mengikuti UN tak hanya siswa SLTA sederajat pada umumnya. Di Kota Serang, tidak sedikit warga binaan di Lapas dan Rutan Serang yang mengikuti ujian.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang Zubaedilah menyatakan, sebanyak 55 warga binaan di LP dan Rutan Serang mengikuti UN program paket C setara SMA. Mereka terdiri dari 33 warga binaan di LP Serang dan 22 tahanan di Rutan Serang yang sedang menjalani proses hukum, atau berada di dalam tahanan. “Mereka ikut UN, namun karena statusnya dalam tahanan, maka mereka ikut UN di tahanan dengan pendamping dari masing masing sekolah,” ungkapnya.

Di Kabupaten Pandeglang, Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi memonitor langsung pelaksanaan UN Online di seluruh sekolah yang melaksanakan ujian tersebut. Erwan memastikan UN berjalan lancar, tanpa kendala yang berarti.

“Ini merupakan yang pertama dilakukan di Pandeglang. Kami harapkan Ujian Nasional Online ini berjalan dengan mekanisme yang bagus. Hal yang harus diantisipasi diantaranya, pemadaman listrik secara mendadak dan gangguan jaringannya,” ujar Erwan.

Kepala Sekolah SMKN 1 Pandeglang, Sudi mengatakan, siswa yang mengikuti UN online sebanyak 472 peserta. “Berhubung jumlah siswa ini banyak dan ruang laboratorium komputernya terbatas, terpaksa kami lakukan UN menjadi 3 putaran. Satu putarannya 175 siswa, dan putaran terakhir sisanya,” ungkap Sudi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang Dadan Tafif Danial menambahkan, UN Online ini baru dilakukan di lima sekolah yakni, SMKN 1 Pandeglang, SMKN 3, SMKN 4, CMBBS dan IKPI.

Sementara di Kabupaten Lebak, UN online hanya dilaksanakan di SMKN I Rangkasbitung. Itupun, harus bergiliran mengerjakan soalnya, karena fasilitas yang ada tidak bisa menunjang seluruh siswa yang melaksanakan ujian.

Bupati Kabupaten Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, ujian berbasis komputer itu merupakan tantangan baru yang harus dilewati oleh para siswa SMKN I Rangkasbitung. “Memang dalam praktiknya belum memadai, seperti satu sekolah ini saja yang mengikuti UN sekitar 560 siswa. Sedangkan, alat perangkat yang ada hanya 200 unit. Dengan kekurangan tersebut UN harus dibagi menjadi 3 sesi,” ungkap Iti saat meninjau kegian UN di wilayahnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kabupaten Lebak Asep Komar, membenarkan jika pelaksanaan UN Online hanya di SMKN I Rangkasbitung dengan fasilitas yang kurang. Siswa yang mengerjakan soal harus bergantian dengan cara dibagi menjadi 3 sesi. “Kalau untuk soal sama, yang membedakan hanya dari cara pengisian saja. Yang lain manual, kalau di SMKN I system Online. Kendala yang komputerais yaitu, ada keterbatasan fasilitas saja,” imbuhnya.

Sementara di Kota Cilegon, pelaksanaan UN juga berjalan lancar. Sekretaris Daerah Kota Cilegon Abdul Hakim Lubis didampingi sejumlah pejabat Dinas Pendidikan (Dindik) memantau langsung pelaksanaan UN Online di SMKN 1 Cilegon.

Di lokasi, Sekda hanya melihat peserta ujian saat pintu ruang ujian dibuka, tanpa masuk ke dalam ruangan. “Cukup dari luar saja, takut mengganggu konsentrasi siswa,” ujarnya.

UN Online di Kota Baja itu diikuti 303 pelajar kelas XII dari lima jurusan di SMKN 1 Cilegon. Dindik Kota Cilegon semula akan melaksanakan UN Online di dua sekolah yakni dengan SMAN 2 Cilegon. Namun, lantaran kurangnya infrastruktur perangkat komputer, SMAN 2 Cilegon batal melaksanakan UN Online. “Kita mempersiapkan sebanyak 101 perangkat komputer. Peserta kita bagi tiga shift, dan kita juga mempersiapkan 11 komputer cadangan, sesuai ketentuan yaitu 10 persennya,” kata Kepala SMKN 1 Cilegon Widodo.

Sekedar diketahui, Pelaksanaan UN Paper Based Test (PBT) tingkat SLTA sederajat se-Banten diikuti sebanyak 137.754, siswa yang terdiri SMA sebanyak 47.718 siswa, MA 16.593 siswa, SMK 62.841 siswa, SMALB 52 siswa dan paket C diikuti sebanyak 10.050 siswa. Sedangkan, sekolah di Banten yang melaksanakan UN berbasis komputer (CBT) dilaksanakan di 22 sekolah, dengan jumlah siswa 1.615 untuk siswa SMA, Madrasah Aliyah (MA) diikuti 113 siswa, dan sebanyak 4.612 siswa SMK di 13 sekolah SMK di Banten.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Engkos Kosasih mengatakan, kekhawatiran terhadap adanya gangguan teknik terkait pelaksanaan UN ternyata tidak terbukti. Hari pertama pelaksanaan UN-CBT di Provinsi Banten relatif lancar. 22 sekolah yang menyelenggaran UN sistem online yang tersebar di Banten melaksanakan tepat waktu.

“Kita mengapresaisi pelaksanaan UN CBT maupun manual berjalan lancar, tidak ada keluhan dan kekurangan soal, mudah-mudahan sisa waktu kedepan juga lancar. Kedepan kita akan dorong Dindik Kabupaten/Kota agar menyiapkan diri, tentu resikonya harus menyiapkan perangkat komputer dan sistemnya. Saya yakin kemungkinan tahun depan lebih banyak, dikarenana UN sistem ini lebih simpel, efektif dan efisien,” jelasnya.

Sekretaris Dindik Banten selaku Ketua Panitia UN di Provinsi Banten, Tedy Rukman menyebutkan, bahwa jadwal UN utama untuk SMA mulai 13-15 April 2015 dan UN utama untuk SMK mulai 13-16 April 2015. Sementara UN susulan untuk SMA mulai 20-22 April 2015 dan UN susulan untuk SMK mulai 20-23 April 2015. “Jadwal UN CBT utama untuk tingkat SMA/MA dimulai pada tanggal 13-21 April 2015 dan UN CBT susulan dilaksanakan pada tanggal 27-29 April 2015. Sementara UN CBT utama untuk tingkat SMK mulai pada tanggal 13-16 April 2015 dan UN CBT susulan untuk tingkat SMK mulai pada tanggal 20-21 April 2015,” jelasnya.

Sekda Banten Kurdi Matin mengaku sangat menyetujui pelaksanaan sistem online dalam ujian nasional tersebut. “Jadi memang saya kira ke depan semua ujian bisa mengarah ke sini (sistem online), apalagi kita punya pengalaman di tes CPNS bagus sekali, tidak ada gangguan listrik dan gangguan jaringan,  kalau liat apresiasi anak-anak sepertinya masih bagus CBT, mudah mudahan kedepan banyak lagi jumlahnya,” kata Sekda.

Guna menjamin keamanan dan kelancaran pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2015, sebanyak 1.200 personel polisi Polda Banten dikerahkan di semua sekolah penyelenggara. Selain mengantisipasi kemungkinan kekisruhan, petugas juga ditugaskan untuk menjamin kelancaran tekhnis pelaksanaan.

Kapolda Banten Brigjend Pol Boy Rafli Amar menyatakan, anak buahnya itu dilibatkan mulai dari distribusi soal dari gudang penyimpanan naskah hingga ke masing-masing rayon, sub rayon, dan masing-masing sekolah. “Pengamanan polisi juga sampai pelaksanaan UN selesai, dan pengiriman kembali lembar soal dan jawaban dari masing-masing sekolah,” kata Brigjend Boy, Senin (13/4). (mg23/29/metty/ahmadi/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.