Tokoh ISIS Sembunyi di Tangsel
TANGERANG,SNOL—Tokoh jaringan Islamic State of Iraq Syria (ISIS) Indonesia ternyata bersembunyi di Kota Tangerang Selatan. Tuah Febriwansyah, pria yang diduga menjadi perekrut
dan penyandang dana organisasi teroris itu disergap Detasemen Khusus Anti Teror 88 di rumahnya, Kelurahan Bhakti Jaya Kecamatan Setu Kota Tangsel, Sabtu (21/3).
Tuah yang juga memiliki inisial (MF) tinggal di Jalan Baru LUK RT 05/07 Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan Setu Kota Tangsel. Penangkapan ayah empat anak itu dilakukan di Jalan Bhakti Jaya LUK Kecamatan Setu. Saat itu terduga perekrut anggota ISIS hendak pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda motor melewati gang jalan baru. Di mulut gang, tim Densus 88 sudah menunggu kehadirannya. Tim anti teror langsung melakukan penyergapan. MF terjatuh, kemudian kedua tangannya diborgol dan dibawa untuk penyelidikan.
“Ketika penyergapan, tidak ada warga yang tahu. Kami hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut saja,”ujar Rahayu, tetangga MF, Minggu (22/3) di rumahnya.
Satu hari pasca penangkapan, petugas Densus 88 dibantu Polresta Tangerang kembali mendatangi rumah Fachri. Densus 88 langsung mendobrak pintu rumah hingga rusak. Ketika penggerebekan terjadi, rumah bercat biru muda tampak sepi. Hanya ada seorang wanita berkerudung dan empat orang anak yang sedang menonton televisi.
Setelah mendapati pintu rumah terbuka, petugas merangsek dan menggeledah seluruh isi rumah yang dijaga ketat oleh sejumlah petugas berseragam serba hitam dengan penutup wajah dan dilengkapi senjata api laras panjang. Penggeledahan berlangsung didampingi oleh Ketua RT setempat.
Kapolresta Tangerang Kombes Irfing Jaya menjelaskan penggeledahan dilakukan karena adanya dugaan keikutsertaan Fachri pada jaringan kelompok radikal ISIS sebagai penyedia fasilitas. Sebelum dilakukan penggeledahan pihaknya sudah berkoordinasi lebih dulu dengan kelurahan setempat.
“Dugaan sementara Tuah adalah anggota teroris ISIS. Dia juga salah satu yang memberangkatkan 16 orang warga indonesia yang ditahan di Turki. Posisi dia sebagai penyedia fasilitas dan penyandang dana. Kemudian dia juga melakukan provokasi baik langsung maupun melalui media sosial. Dia juga memiliki website www.mustaqbal.com,” ujar Irfing kepada Satelit News kemarin.
Irfing menambahkan pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa laptop sebanyak lima buah dan beberapa buku pengajaran yang isinya menghasut serta memprovokasi orang-orang untuk ikut dalam gerakan ISIS.
Polri Tangkap 5 Terduga ISIS
Penangkapkan MF merupakan bagian dari operasi besar Mabes Polri. Hingga kemarin, (22/3), Densus 88 Anti Teror dan Polda Metro Jaya menangkap lima orang terduga anggota ISIS. Kelimanya berinisial MF, AP alias M, J alias EK, AM, dan F. Tak tanggung-tanggung, empat rumah terduga anggota ISIS ini juga digeledah untuk mendapatkan sejumlah bukti.
Awalnya, kelima terduga anggota ISIS itu ditangkap Sabtu malam (21/3) di sejumlah tempat yang berbeda. Penangkapan itu dilanjutkan dengan penggeledahan empat rumah, yakni di Perumahan Legenda Wisata Cibubur Bogor dan Perumahan Puri Cendana Komplek Taman Semeru Blok B17 Tambun Bekasi. Lalu tempat lainnya Jalan Perdana Petukangan Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan jalan Baru LUK no 1 RT 05/07 kelurahan Bhakti Jaya Kecamatan Setu Tangerang Selatan.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan irit bicara terkait penggerebekan tersebut. “Ini terkait ISIS, pengiriman WNI ke ISIS. Ada tiga tempat lain yang juga digeledah,” ujarnya.
Kabagpenum Divhumas Mabes Polri AKBP Rikwanto menjelaskan, kelima terduga anggota ISIS itu memiliki peran-peran tersendiri. Untuk yang berinisial MF, diduga terlibat sebagai pelaksana dalam pembinaan, pengarahan hingga rekrutmen simpatisan ISIS. “Dia ini yang memberangkatkan WNI ke ISIS,” jelasnya.
Bahkan, MF ini juga menjadi inisiator pengumpulan dan penyalur dana untuk kegiatan ISIS di Indonesia. Melalui sebuah kelompok yang bernama Forum Aktivis Syariat Islam (Faksi), MF ini bisa mengumpulkan dana untuk berbagai aktivitas tersebut. Namun, belum diketahui siapa saja pihak yang menjadi donator untuk kegiatan ISIS tersebut. “Ini yang sedang didalami,” paparnya.
Peran MF tidak berhenti disitu, selain merekrut dan pengumpul dana, ternyata dia juga pemilik website www.alumustaqbal.net. Situs tersebut memuat informasi yang menyebarkan kebencian dan ajakan untuk bergabung dengan ISIS. “Ini salah satu situs yang berafiliasi dengan ISIS,” jelasnya.
Bahkan, Polri juga menduga melalui situs tersebut, video pelatihan militer yang dilakukan anak-anak Indonesia kali pertama muncul. “MF ini juga diduga merupakan salah satu pembuat dari video tersebut, yang merekam dan mempublikasikan video yang menebarkan ancaman tersebut,” terang mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya tersebut.
Dengan begitu, MF ini akan dipersangkakan dengan undang-undang (UU) nomor 15/2003 tentang pemberantasan teror, UU nomor 9/2013 tentang pemberantasan pendanaan teror, serta UU nomor 8.2011 tentang ITE. Bahkan, pasal soal makar juga bisa diterapkan. “Yang jelas, semuanya masih didalami,” paparnya.
Untuk empat terduga anggota ISIS lainnya, Rikwanto mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami peran setiap anggota. Namun, yang pasti dari empat rumah tersebut dipastikan ada sejumlah barang bukti yang disita. Diantaranya, sembilan buah handphone, uang tunai Rp 8 juta dan uang tunai USD 5.300, dokumen berupa pasrok dan tiket pesawat, serta laptop dan hardisk eksternal. “Dengan bukti ini dapat dilihat seberapa jauh keterlibatan mereka,” terangnya.
Sementara Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menjelaskan, sebenarnya lima terduga anggota ISIS ini telah dipantau sejak lama. Penangkapan dilakukan, karena buktinya keterlibatan mereka dinilai sudah cukup. “Semoga saja bisa dipidanakan nantinya, mungkin pakai UU terorisme,” paparnya ditemui di Lanud Halim Perdana Kusuma kemarin (22/3).
Harapannya, dengan penggeledahan yang dilakukan di empat rumah itu, maka Polri bisa menemukan berbagai bukti kuat. Sehingga, benar-benar bisa dijerat dengan pidana. “Tunggu saja, semua masih didalami,” paparnya.
Perlu diketahui, sebenarnya salah satu terduga anggota ISIS, AM pernah ditangkap karena terlibat pengiriman WNI ke ISIS yang pernah dipergoki di Bandara Seokarno Hatta beberapa bulan lalu. Namun, dia lantas dilepaskan karena tidak ada pelanggaran pidana yang dilakukan. “Untuk itulah, semoga sekarang bisa dijerat hukum,” jelasnya.
Terkait langkah yang dilakukan aparat selama ini menyikapi perkembangan ISIS, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mendukung diberlakukannya tindakan tegas. “Sudah saatnya, kita ambil kebijakan dan langkah tegas,” kata Marciano.
Termasuk, lanjut dia, bagi para WNI yang berangkat Syria dan terbukti bergabung dengan kelompok radikal bersenjata itu. Bahkan, kalau perlu dan dimungkinkan secara aturan, langkah pencabutan kewarganegaraan juga bisa saja diterapkan. “Apalagi, kepada mereka-mereka yang sudah jelas-jelas terlibat,” tandasnya.
Khusus, kepada 16 WNI yang tertangkap di Turki ketika hendak menyeberang ke Syria, Marciano mengungkapkan kalau sebagian dari mereka akan segera dideportasi. Ada 12 orang yang akan dipulangkan ke Indonesia. Sedangkan, 4 orang lagi sisanya terpaksa ditunda, karena ada salah satu yang belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan udara karena hamil tua.
“Yang 12, sekitar dua sampai tiga hari lagi. Sedang yang lain masih menunggu satu yang usia mau melahirkan,” bebernya.
Di sisi lain, upaya memutuskan hubungan ISIS dengan WNI baik di dalam maupun luar negeri memang butuh aturan tetap lewat Perpu. Namun, hal tersebut dinilai bukan menjadi alasan untuk melakukan langkah gegabah. Pasalnya, isu mengenai penanggulangan WNI yang bergabung ISIS cukup sensitif.
“Tindakan tegas seperti pencabutan status WNI memang wajib masuk di Perpu di pemerintah. Tapi, harus ada standar tegas tentang siapa saja yang bisa dihukum seperti itu,” ujar Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah.
Dia mengambil contoh, WNI yang memang menghilang ke negara konflik namun dengan tujuan sebagai TKI atau sekedar relawan. Bisa berbahaya jika WNI itu tiba-tiba tanpa kewarganegaraan padahal tak melakukan penghianatan terhadap negara. Karena itu, pemerintah harus membahas perpu secara matang. “Pembahasan draftnya harus melibatkan semua lapisan masyarakat. Dari akademisi sampai kaum ulama,” jelasnya.
Jika pemerintah terburu-buru, wanti-wanti dia, pelaksanaan perpu tersebut bisa menjadi hal yang tak diterima masyarakat. Dia pun berharap pemerintah juga fokus dalam upaya preventif WNI yang ingin berangkat ke negara konflik. Misalnya, dengan memperketat aparat pembinaan di tingkat kecematan. Atau memberikan badan intelejen negara kewenangan dalam mengawasi komunitas-komunitas mencurigakan di Indonesia.
“Itu juga harus diterapkan ke WNI yang sudah di luar negeri. Jangan sampai mahasiswa Indonesia dan TKI ikut tepengaruh paham radikal. Karena itu, intelejen Indonesia perlu mengumpulkan informasi dari banda intelejen negara lain,” terangnya. (idr/dyn/bil/mg27/gatot/jpnn)