Ulama Minta Halte “Asmara” Diberangus
TIGARAKSA,SNOL—Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang minta Pemkab Tangerang berangus halte “asmara” di Jalan Bojong-Pemda, Kecamatan Cikupa.
Ulama minta pemerintah tegas dalam menertibkan prostitusi di kota berjuluk seribu industri ini. Terlebih halte tersebut berada persis di depan gerbang menuju kantor pusat pemerintahan.
“Pemkab Tangerang melalui dinas atau instansi terkait seperti Satpol PP dan lainnya harus bertindak tegas, dalam menertibkan prostitusi di Kabupaten Tangerang. Ini tidak bisa ditoleransi, karena selain melanggar norma agama juga norma sosial,” kata Ketua MUI Kabupaten Tangerang, KH Ues Nawawi Gofar kepada Satelit News, Selasa (10/3).
Selain itu, masalah prostitusi bukan hanya masalah penindakan oleh Satpol PP melainkan juga menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP). “Prostitusi juga muncul karena ada celah di tempat tersebut, ya contohnya di halte pertigaan Jalan Bojong-Pemda yang gelap dan reman-remang. Hasilnya dipakai mangkal para waria ataupun Wanita Tuna Susila (WTS). Segera kasih penerangan jalan umum disana,” kata Ues.
Selain halte “asmara”, Ues juga menilai Pemkab Tangerang agar memantau taman-taman di wilayah pemerintahan seperti di taman aspriasi yang kerap dipakai pacaran muda-mudi. “Kurang sedap dipandang, kawasan kantor pemerintahan jadi tempat pacaran. Ini yang harus disikapi pemerintah. Kalau memang selalu bocor dalam melakukan razia, coba cari formula lain yang lebih jitu. Ini kan juga salah satu usaha mewujud Tangerang religius dan gemilang,” tegasnya.
Terpisah, Kasi Trantib Kecamatan Cikupa Budi Muhdini mengaku sudah sering kali melakukan razia. Bahkan pada bulan Januari lalu, pihaknya bersama dengan Satpol PP Kabupaten Tangerang menjaring para laki-laki hidung belang sebanyak 17 orang. Namun sejauh ini dirinya hanya melakukan pendataan saja, tidak pernah sampai ada tindakan memberikan pelatihan keterampilan kerja kepada para WTS ataupun waria.
“Sering kami tertibkan, contohnya warga Kecamatan Cisoka sudah dua kali kami tangkap di lokasi yang sama. Habis itu mereka kembali lagi mangkal di halte tersebut. Sampai akhirnya kami kesal, panggil keluarganya untuk menjemput di kantor,” pungkasnya.
Waria dan Wanita Tuna Susila (WTS) yang mangkal di halte “asmara” di Jalan Bojong-Pemda lihai bersembunyi saat razia Satpol PP digelar. Alhasil, pasukan penegak Peraturan Daeah (Perda) ini hanya menemukan banyak kondom bekas berserakan di halte “asmara” jalan tersebut. (mg27/aditya)