Mabuk-mabukan Sebelum Begal Korban

TIGARAKSA,SNOL—Dua teman Hendriansyah, begal motor yang dibakar di Pondok Aren Kota Tangerang, ‘bernyanyi’ di hadapan polisi. Puguh dan Unyil, dua tersangka yang ditangkap Polresta Tangerang mengaku aksi pembegalan sudah direncanakan secara matang. Sebelum melakukan aksinya, komplotan begal itu terlebih dulu mabuk-mabukan.

Puguh diringkus di kawasan Subang, Jawa Barat dan Unyil ditangkap di daerah Demak, Jawa Tengah, Senin (2/3) malam. Keduanya dihadirkan ke hadapan wartawan di halaman Polresta Tangerang, Tigaraksa, Rabu (4/3) siang.

Kepala Kepolisian Resor Kota Tangerang Komisaris Besar Irfing Jaya mengatakan aksi begal di Pondok Aren dilakukan dengan terencana. Beberapa jam sebelum beraksi, enam pelaku masing-masing Hendriansyah, Unyil, Puguh, Beller, Noval, dan Celeng berkumpul di lapangan futsal di kawasan Pondok Aren. Rapat komplotan itu digelar pada Senin malam, 23 Februari 2015 dan dipimpin Hendriansyah sebagai otak dari komplotan. Target mereka yakni pengendara yang melintas di Jalan Raya Ceger, Pondok Aren.

Pada Selasa, 24 Februari 2015, sekitar pukul 01.00 dinihari, enam pelaku yang berboncengan mulai bergerak. Celeng memboceng Hendriansyah, Unyil dan Noval, serta Puguh dan Beller. Mereka menghadang pengendara yang belakangan diketahui bernama Wahyu Hidayat dan Sri Astriani.

“Saat menghadang korban, mereka berbagi tugas ada yang menjaga di depan, di belakang dan eksekutor,”kata Irfing. Hendriansyah, yang membawa samurai, bertindak sebagai eksekutor perampasan sepeda motor. Hendriansyah sempat mengayunkan samurainya ke kaki Wahyu Hidayat, pengendara Honda Beat yang saat itu berboncengan dengan Sri. Namun, aksi begal ini gagal karena korban berteriak.

Jalan Ceger yang saat itu masih ramai langsung geger dan emosi warga sekitar tidak terkendali. Mereka mengeroyok Hendriansyah yang tertinggal dari ke lima rekannya. Setelah babak belur, pria itu dibakar hidup-hidup.

Irfing Jaya menjelaskan, pembegalan dilatarbelakangi faktor ekonomi dan sosial. Para pelaku pembegalan punya latar belakang ekonomi, sosial, dan pendidikan yang hampir sama. Mereka pengangguran, tamatan sekolah dasar, serta suka nongkrong dan mabuk.

“Dari suka nongkrong, mabuk, lalu merencanakan kejahatan,” ujar Irfing. Menurut Irfing, tindakan kejahatan itu dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka. “Tanpa pikir panjang, eksekusi pembegalan mereka lakukan,” tuturnya.

Agung alias Unyil dan Puguh, mengatakan keterlibatan mereka dalam aksi itu karena diajak Hendriansyah. “Saya berkali-kali ditelepon dan disuruh datang ke lapangan futsal,” kata Unyil di Polres Kota Tangerang. Unyil mengaku ditelepon beberapa kali oleh Hendriansyah sebelum datang ke lapangan futsal itu. Pada Senin, 23 Maret 2015, sekitar pukul 20.00 WIB, Unyil yang datang bersama Puguh mendapati empat rekan lainnya, yaitu Hendriansyah, Celeng, Noval, dan Beler sudah ada di lapangan. “Ketika saya sampai di sana, mereka sedang mabuk,” katanya.

Menurut Puguh, dalam pertemuan di lapangan futsal di Puri Beta, Ciledug, itu Hendriansyah menyusun strategi penghadangan.” Tapi saya enggak tahu kalau rencana itu untuk membegal motor,” katanya. Ia juga mengaku tidak tahu kalau Hendriansyah membawa samurai.

Menurut Agung, mereka cukup lama nongkrong di lapangan itu hingga menjelang Selasa dinihari mereka berangkat berbarengan dan saling berboncengan. Tujuan mereka adalah Jalan Raya Ceger, Pondok Aren.

“Sesampai di sana, saya disuruh menghadang di depan,” kata Puguh yang saat itu membonceng Beller. Adapun Agung bersama Noval dan Hendriansyah dibonceng Celeng. “Saat Hendriansyah melakukan perampasan, saya di depan jadi tidak tahu,” kata Puguh. Ketika Hendriansyah terjatuh dan dikeroyok massa, kelima rekannya langsung kabur.

Tinggallah Hendriansyah menjadi bulan-bulanan warga, yang kemudian tewas dibakar hidup- hidup. Unyil dan Puguh mengaku mereka memang saling kenal dan merupakan teman setongkrongan. “Kami sama-sama anak sini dan baru kali ini terlibat kejahatan,” kata Unyil.

Kapolsek Pondok Aren Komisaris Bachtiar Alfonso mengatakan keterangan dua tersangka yang ditangkap pada Senin malam lalu itu tidak bisa dipercaya begitu saja.” Masih terus kami kembangkan,” kata dia. (mg27/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.