Puluhan Sumur Warga Diduga Tercemar Limbah Pabrik
CIKUPA,SNOL Sebanyak 21 sumur milik warga di Kampung Talaga Kocak Desa Talaga Kecamatan Cikupa, diduga tercemar limbah. Kondisi airnya pekat, bau dan mengandung busa.
Air bawah tanah (ABT) di perkampungan itu diduga telah tercemar limbah yang berasal dari salah satu pabrik yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman warga. Limbah itu kemudian merambah ke sumur-sumur milik warga.
Sebelum ada pabrik tersebut, kondisi air sumur warga sangat bersih, jernih dan tidak berbau. Setelah berdiri perusahaan produksi minuman ringan itu dan membuat parit untuk pembuangan limbah cair melintasi perkampungan itu kini kondisi air sumur warga sangat memprihatinkan. Airnya terlihat pekat, bau, mengandung busa dan kulit terasa gatal bila terkena air sumur.
Kondisi ini sudah terjadi sejak satu bulan lalu. Warga sudah mengadukan masalah ini, dengan melayangkan surat ke Bupati Tangerang dan ke Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), tapi hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak-pihak tersebut.
“Surat pertama ditujukan ke Bupati Tangerang yang diterima langsung oleh bagian umum Tata Usaha atas nama Zaenudin. Setelah itu kami langsung menuju kantor BLHD dan diterima oleh bagian umum atas nama Asep. Kemudian kami lanjut ke kantor DPRD dan di sana diterima oleh Humasnya atas nama Yanti,” tutur Ahmad Adnan (60) Tokoh masyarakat Kampung Talaga Kocak.
Warga kini harus rela mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air galon dan air PAM untuk keperluan sehari-hari, karena air sumurnya sudah tidak bisa dimanfatkan untuk mandi dan minum.
Suhaemi (50) Ketua RW.03 Kampung Talaga menjelaskan, pihaknya sudah berusaha untuk membantu warga dan ia juga sudah menyampaikan aspirasinya ke pemerintahan daerah.
“Saya mengharapkan agar masalah ini cepat selesai dan adanya bantuan buat warga yang terkena resapan air limbah tersebut,” harapnya.
Seperti telah diberitakan, air berwarna pekat dan berbusa yang mengalir di saluran drainase di Kampung Talaga Kocak RT.04/03 Desa Talaga Kecamatan Cikupa membuat warga setempat gerah. Pasalnya, air yang sudah terkontaminasi limbah yang diduga berasal dari salah satu perusahaan tersebut mulai berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat sekitar.
Selain menimbulkan aroma bau tak sedap, warga juga sudah mulai terserang penyakit gatal-gatal, bentol-bentol. Warga menduga, air bawah tanah yang digunakan masyarakat telah terkontaminasi limbah tersebut.
Warga mengancam akan menutup aliran limbah pabrik yang diduga berasal dari PT Forisa Nusapersada itu. Sudah hampir dua bulan ini air bawah tanah yang digunakan warga berbau dan warnanya keruh. Bukan hanya itu saja, udara yang dulu segar dan sejuk kini berubah menjadi bau tak sedap, terutama saat pagi dan sore hari.
“Kalau menghirup udara, dada sangat terasa sesak,” keluh Suhaemi (50) Kepala Dusun 03 Kampung Talaga Kocak kepada Satelit News, Jum’at (21/11) lalu. (mg26/jarkasih)