Blokir Tol, Minta UMK Rp3,2 Juta

TANGERANG,SNOL Pasca ditetapkannya upah minimum kota oleh Plt Gubernur Banten melalui SK Gubernur No 561/Kep-Huk/2014, ribuan buruh di Tangerang bergolak.

Mereka melakukan sweeping ke pabrik-pabrik, konvoi di jalan raya, memblokade pintu tol Bitung hingga berdemonstrasi pusat pemerintahan Tigaraksa dan Kota Tangerang menuntut revisi UMK, Selasa (25/11).

Buruh di Kota Tangerang memulai aksinya sejak pukul 06.00 wib. Masing-masing serikat buruh menutup akses ke kawasan-kawasan industri. Semua pekerja ditahan agar tidak masuk kawasan industri atau perusahaan.

Sekitar pukul 09.00 perwakilan unsur serikat pekerja atau serikat buruh melakukan sweeping kepada perusahaan yang karyawannya masih bekerja. Pada pukul 10.00 wib, buruh bergerak dari dalam kawasan industri ke jalan-jalan protokol yakni Jalan Raya Serang dan jalan Gatot Subroto Kota Tangerang.

Sebagian dari mereka selanjutnya mengarah ke tol Bitung untuk memblokade kendaraan yang masuk maupun keluar tol. Sebagian lainnya berkonvoi dan akhirnya berkumpul di lampu merah Tanah Tinggi. Di Bitung, buruh dari Kabupaten Tangerang sudah terlebih dulu sejak pukul 06.30 pagi.

Satu jam setelah buruh Kota Tangerang datang ke Bitung atau tepatnya pukul 11.00 wib, pintu tol Bitung Kabupaten Tangerang sudah tidak bisa dilewati kendaraan. Ribuan buruh dari kawasan Jatiuwung, Cikupa, Curug, Balaraja, Tigaraksa, dan Jatake tumplek di jalan tol penghubung wilayah Serang-Tangerang itu.

Selama dua jam, mereka bernyanyi dan berorasi menyuarakan aspirasi. Lagu dangdut berjudul Oplosan meramaikan aksi demonstrasi yang menuntut revisi UMK 2015.

“Kami minta besaran UMK tahun 2015 yang sudah ditetapkan untuk direvisi. Sesuai usulan kami, UMK untuk 12 bulan mendatang adalah Rp 3,2 juta bukan Rp2.730.000. Kami ada di sini atas tindakan Apindo yang mengusulkan UMK, padahal kita hanya minta upah yang layak sesuai kondisi saat ini yang kebutuhan hidup semakin naik,”kata Sutomo, Sekjen Garda Metal Federasi Serikat Pekerjaan Metal Indonesia(FSPMI) Kabupaten Tangerang di atas mobil komando di pintu tol Bitung.

Akibat aksi blokir tol itu, kendaraan roda empat tidak bisa masuk maupun keluar tol. Kendaraan dari Tigaraksa, Kabupaten Tangerang tidak bisa menuju Jatiuwung Kota Tangerang, maupun sebaliknya. Hanya kendaraan roda dua yang masih bisa melewati jalan tersebut, itupun harus bersabar dan ekstra hati-hati.

Di saat yang sama, buruh juga memblokir akses masuk Tol Kedaton, Cikupa Mas dan Tol Balaraja. Ketiga pintu tol itu berada di Kabupaten Tangerang. Aksi blokir pintu tol baru berakhir pukul 13.00 siang. Buruh di kawasan Bitung kemudian berpencar. Sebagian bergabung dengan rekan-rekannya yang berada di pintu tol Kedaton, Cikupa Mas dan Balaraja sedangkan separuhnya lagi kembali ke Kota Tangerang. Hujan yang turun kemarin siang tak menghalangi para buruh Kabupaten Tangerang yang berkonvoi menuju pusat pemerintahan (Puspem) Tigaraksa.

Di wilayah Kota Tangerang, para buruh melanjutkan aksinya dengan menuju pusat pemerintahan (Puspem) Kota Tangerang. Sembari berkonvoi, para buruh berhenti di beberapa titik seperti per-tigaan gajah tunggal Jatiuwung. Mereka juga bergabung bersama buruh yang sudah lebih dulu berorasi di lampu merah Tanah Tinggi untuk berorasi.

Pantauan Satelit News, ribuan buruh yang berkumpul di Lampu Merah Tanah Tinggi, Daan Mogot, Kota Tangerang membuat kemacetan panjang hingga dua jam. Mereka menutup akses menuju Bandara Soekarno Hatta dan Jakarta.

Sekitar pukul 14.30 wib mereka bergerak ke Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Sambil mendorong motor dan meneriakan yel-yel, mereka menolak UMK Tahun 2015 yang sudah di tandatangani oleh PLT Gubernur.

“Kami minta besaran UMK tahun 2015 direvisi,” kata Kokom, salah satu kordinator buruh.

Kokom meminta agar Walikota Tangerang bisa mendengarkan aspirasinya. Besaran 3,2 juta rupiah, ujar Kokom, sudah berdasarkan survei terbaru. Ditambah lagi, adanya kenaikan harga BBM membuat rakyat semakin sengsara.

Saat melakukan unjuk rasa di depan Puspem, sempat terjadi aksi dorong pagar oleh para buruh. Tembok pagar Puspem pun retak. Namun tak ada kerusuhan dalam peristiwa ini. Para demonstran ditemui asisten daerah (Asda) III Pemkot Tangerang, Tatang Sutisna.

Aksi ribuan buruh mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Ratusan polisi terlihat bersiaga menggunakan bambu, senjata pelontar gas air mata dan atribut pengamanan lengkap. Polisi juga menerjunkan mobil water canon. Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Unggung Cahyono mengatakan aksi demo para buruh belum menjurus ke arah anarkis. Unggung yang datang ke pintu Tol Bitung mengatakan, Polda memberikan bantuan 1500 personil untuk pengamanan di wilayah Tangerang.(uis/ mg26/gatot/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.