Brigjen KH Sjam’un Batal Jadi Pahlawan Nasional
SERANG,SNOL— Pemerintah Provinsi Banten melalui dinas sosial mengaku prihatin atas penetapan nama-nama pahlawan dari sejumlah daerah yang ditetapkan oleh Kementrian Sosial Republik Indonesia. Karena dari empat nama yang dimunculkan, tidak terdapat Brigjen KH Sjam’un yang dikenal sebagai pejuang asal Kabupaten Serang Banten.
“Kami sangat prihatin kenapa nama Brigjen Sjam’un tidak masuk dalam daftar peneteapan kementrian Sosial. Kami taunya dari sejumlah media nasional tadi pagi,” ungkap Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nandi Mulya kepada sejumlah wartawan, Jumat (7/11).
Nandi mengungkapkan, pihaknya mengaku kaget ketika mendapatkan informasi bahwa nama pahlawan usulan Banten tidak tercantum dalam list. Padahal sebelumnya Pemprov Banten sudah melakukan upaya maksimal untuk mendorong nama Brigjen Sjam’un untuk bisa lolos seleski untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
“Usulan nama Brigjen Sjam’un sebagai pahlawan nasional sudah masuk ke Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP). Bahkan ketika Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) meminta persyaratan foto, Dinsos langsung mencari dan melengkapinya,” jelasnya.
Oleh karna itu Dinsos meminta kepada pemerintah pusat melalui kementrian sosial untuk memberikan penjelasan kepada publik terkait alasan tidak terpilihnya Brigjen Sjam’un sebagai pahlawan nasional.
“Selain itu, diharapkan pula mampu menjabarkan alasan penetapan empat nama pahlawan yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” katanya.
Pelaksana tugas (Plt) Sekda Banten Widodo Hadi justru malah tidak mengetahui atas informasi penetapan empat pahlawan nasional oleh kementrian sosial. “KH Sjam’un siapa yah, waduh saya belum tau yah,” katanya.
Namun demikian lanjut Widodo, Pemprov akan mengusulkan kembali Brigjen Sjam’un untuk dijadikan pahlawan nasional pada tahun mendatang. Karena sosok Sjam’un dikenal sebagai pahlawan yang berjuang pada masa kemerdekaan di bumi Banten.
“Nanti saya coba cari informasinya, jika perlu nanti kita usulkan lagi KH Sjam’un tahun depan, karena beliau adalah salah seorang pahlawan yang ada di Banten,” kilahnya.
Seperti telah diberitakan, Pemprov Banten melalui Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno mengajukan Brigjen KH Sjam’un sebagai Pahlawan Nasional. Usulan gelar pahlawan ini diungkap dalam sebuah acara seminar yang digelar Dinas Sosial Kabupaten Serang bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Banten.
”Usulan gelar Pahlawan Nasional kepada Brigjen KH Syam’un, selain menghargai jasanya, sosoknya menjadi contoh dan panutan untuk generasi muda, “ kata Rano saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, beberapa waktu lalu.
Rano menjelaskan, Brigjen KH Syam’un merupakan pejuang yang memiliki semangat jiwa patriotisme, pantang menyerah dan tanpa pamrih. Hal tersebut bisa menjadi salah satu pelajaran sekaligus panutan generasi muda Banten dan Indonesia.
Menurutnya, sosok Brigjen KH. Syam’un merupakan sosok yang perlu diteladani dan nilai-nilai kepahlawanannya adalah nilai yang dibutuhkan dalam masa kini di era pergeseran budaya dan moral para generasi muda.
“Melalui usulan gelar Pahlawan Nasional ini Generasi Muda Indonesia khususnya di Banten diharapkan bisa lebih peduli, mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangannya”, tambah Rano.
Terpisah, Bupati Serang Taufik Nuriman berharap, generasi muda Indoneisa khususnya di Banten, bisa menghargai jasa para pahlawan, menjadi pelajaran generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan melanjutkan perjuangan cita-cita para pahlawan.
Dia berharap bahwa usulan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar sehingga bisa terwujud di bulan November pada Hari Pahlawan mendatang gelar Pahlawan Nasional bisa disematkan kepada Brigjen KH Syam’un. Untuk diketahui, Brigjen KH Syam’un adalah pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah di Citangkil, Kota Cilegon.
Dia merupakan putra pasangan taat beragama H Alwiyan dan Hj Hajar. Syam’un merupakan keturunan dari KH Wasid, tokoh “Geger Cilegon” 1888. Pada umur 11 tahun, Syam’un melanjutkan studi ke Mekkah Haram tempat ahli-ahli ke-Islaman terbaik di dunia berkumpul membagi ilmu. Pendidikan akademinya dilalui di Al-Azhar University Cairo Mesir (1910-1915).
Syam’un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA). Di PETA, jabatan Syam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang. Selama menjadi Dai Dan Tyo, Syam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang.
Keterlibatan Syam’un dalam dunia militer menghantarkannya menjadi pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan berganti TNI Divisi Siliwangi. Dengan Pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen) karir Syam’un diketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949.
Pada Tahun 1948 meletus Agresi Militer Belanda II yang mengharuskan Syam’un bergerilya dari Gunung Karang di Kabupaten Pandeglang hingga kampung Kamasan Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang.
Daerah ini menjadi tempat tinggal salah satu gurunya KH. Jasim. Di Kampung ini Syam’un meninggal pada Tahun 1949 karena sakit saat memimpin gerilya dari hutan sekitar Kamasan. (mg11/jarkasih)
PROFIL
NAMA : Brigjen KH Syam’un
Nama Orang Tua : H Alwiyan dan Hj Hajar
Asal keturunan : Keturunan dari KH Wasid, tokoh “Geger Cilegon” 1888
Mengenyam Pendidikan di : Al-Azhar University Cairo Mesir (1910-1915)
Perjuangan : Dai Dan Tyo Pembela Tanah Air (PETA) Wilayah Serang
: Pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah
menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan berganti TNI Divisi Siliwangi.
Karier : Bupati Serang periode 1945-1949.
: Brigadir Jenderal (Brigjen)
: Pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah di Citangkil, Kota Cilegon.