Foto Sultan Ageng Tirtayasa Misterius

Tak Terpasang di Buku Pahlawan Nasional
SERANG,SNOL Mungkin nama Sultan Ageng Tirayasa sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Namun siapa sangka dibalik ketenaran nama Sultan Ageng Tirtayasa, fotonya tidak tercantum dalam buku yang berjudul “Wajah dan Perjuangan Pahlawan Nasional”.
Buku yang dicetak Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2011 lalu, hanya memuat identitas dan sejarah perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa di halaman 131. Sedangkan di dalam daftar isi buku, Sultan Ageng Tirtayasa dengan nama asli Abdultath (Abdullah) berada di urutan 29 dari 149 nama pahlawan nasional.
Entah siapa yang harus disalahkan tidak adanya foto Sultan Ageng Tirtayasa dalam buku tersebut. Padahal Sultan Ageng Tirtayasa mendapatkan gelar pahlawan nasional sesuai dengan Keputusan Presi den (Kepres) tahun 1974.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Banten, Nandy Mulya pun tidak mengetahui secara pasti alasan Kemensos tidak memuat foto Sultan Ageng Tirtayasa. Ia hanya menduga kalau foto Sultan Ageng Tirtayasa sulit didapat, karena pihak keluarganya tidak menyerahkan fotonya.
“Semula saya mengira, foto Sultan Ageng Tirtayasa ada di buku itu. Setelah dilihat dan dibaca, tertanya hanya nama yang tertera dalam buku tersebut. Untuk fotonya tidak ada,” kata Nandy, saat dijumpai di kantornya di Cipocok Jaya Kota Serang, Senin (18/11).
Sambil duduk di kursi dinas tempat ia berkerja, Nandy mengaku akan mencari tahu foto Sultan Ageng Tirtayasa dengan mengelar lukisan foto Sultan Ageng Tirtayasa. “Sulit sekali saya mencari foto Sultan Ageng Tirtayasa, nanya kepada orang yang mengaku sebagai keturunan Sultan Ageng Tirtayasa juga yang bersangkutan tidak bisa menunjukan fotonya. Maka, kita akan mengelar pameran lukisan khusus Sultan Ageng Tirtayasa tahun depan,” ujarnya.
Dikutif dari buku tersebut, Sultan Ageng Tirtayasa lahir pada tahun 1631 dan wafat tahun 1683. Sultan Ageng Tirtayasa menjadi Sultan Banten mengantikan kakeknya Sultan Abdulmufakar Mahmud Abdulkadir.
Selama menjadi, Sultan Ageng Tirtayasa tidak mau lagi menandatangani dan memperpanjang surat perjanjian dagang antara Banten dengan Belanda sepeninggalan kakeknya. Bahkan Sultan Ageng Tirtayasa menolak untuk memperbaharui surat perjanjian tersebut. Sebaliknya Sultan Ageng Tirtayasa berusaha mengalami perdagangan Belanda di Banten.
Menurut Nandy, buku tersebut didapat dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Banten. “Tadinya saya itu ingin mendata nama-nama pahlawan nasional. Setelah dicari tahu arsipnya tidak ada di Dinas Sosial. Lalu, saya koordinasi dengan Badan Perpusda Banten, Alhamdulillah mereka punya dokumennya,” imbuhnya.
Nandy menambahkan, setelah Mr Sjafruddin Prawiranegara mendapatkan gelar pahlawan nasional, pihaknya mengusulkan kembali dua nama yakni Syekh Nawawi Al Bantani dan Brigjen KH Syam’un kepada Kemensos, agar mendapatkan gelar tersebut. (eman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.