Potensi Konflik di Banten Besar
SERANG, SNOL—Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI dipimpin Ketuanya Ma’ruf Amin, Kamis (28/8) mengunjungi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Kehadiran mereka diterima langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno di Pendopo Gubernur Banten. Kunjungan kerja (kunker) ke Banten tersebut untuk menggelar diskusi dengan tokoh pemuka umat beragama guna mengetahui dinamika perkembangan kerukunan umat beragama di wilayah Banten dalam menyikapi perkembangan saat ini.
Menurut Ma’ruf Amin yang juga anggota Wantimpres Bidang Hubungan Antar Agama menyampaikan kunjungannya untuk melihat kondisi kerukunan dan dinamika di daerah serta bertujuan meningkatkan dan memelihara kerukunan umat untuk selanjutnya menjadi bahan laporan kepada Presiden.
Ia menerangkan, hasil kunker nya ke daerah-daerah, umumnya konflik yang terjadi di Indonesia faktanya bukan disebabkan oleh perbedaan keyakinan dalam memeluk agama akan tetapi umumnya terjadi karena masalah ekonomi atau politik bahkan sisa konflik Pilkada yang diseret-seret kepada masalah agama oleh kelompok kepentingan tertentu.
Konflik kerukunan antar umat beragama terus mendapat sorotan. Upaya antisipasi menyebarnya paham radikal dalam selubung agama harus terus dikikis di Provinsi Banten. Apalagi telah terjadi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 yang efektif melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di sebuah ruko di Jalan Lingkar Selatan, Jalan Kolonel Tb Suwandi, Ciracas, Kota Serang, Selasa kemarin (26/8).
“Persoalan yang penting lainnya yang sering menjadi pemicu terancamnya kerukunan beragama adalah persoalan pendirian rumah ibadah. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan undang-undang dan konsensus yang mengatur hal-hal persyaratan pendirian rumah ibadah, jangan sampai terjadi konflik antar agama dan budaya,” jelas Ma’ruf Amin
Banten sendiri, menurut Ma’ruf Amin, masih dinilai kondusif. Namun demikian potensi konflik yang berada di Banten sangat besar. Hal senada diungkapkan Rano. Ia meyakini kerukunan umat beragama di Banten saat ini relatif baik dan kondusif. Hal ini terjadi atas dukungan pemerintah daerah dan tokoh-tokoh umat beragama yang menyadari keinginan mutlak atas kerukunan. Namun begitu dinamika di masyarakat antar pemeluk agama pernah terjadi sedikit disharmonis terkait persoalan pendirian rumah ibadah di wilayah Tangerang akan tetapi berkat kesadaran terhadap regulasi dan kesadaran pentingnya kerukun hal tersebut relatif dapat teratasi.
Sementara Kepala Kesbangpol Banten Ajak Moeslim melihat, keberagamaan di Banten masih kuat. Kehadiran para pendatang, menurut Ajak Moeslim, sedikit banyak berpengaruh pada keadaan di Banten. “Dari luar masuk ke dalam, orang Banten itu Islam militan, artinya kuat berpegang pada agama Islam. Tapi karena ada pengaruh luar, Islam moderat di Banten bisa jadi berwajah kasar,” jelasnya.
Untuk membendung paham radikal sendiri, Ajak melihat ada pada posisi kearifan lokal Banten. “Kearifan lokal mengusung budaya lokal tantangan melalui media sosial. Kalau tidak bisa membentengi kita,” tandasnya. Hadir dalam acara tersebut, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banten Suparman Usman, Kapolda Banten Brigjen Pol M Zulkarnain, Danrem 064 Maulaya Yusuf Kolonel Kav. Ana Supriyatna, Ketua Majlis Ulama Indonesia Banten A.M Romly. (mg13/made)