Ratusan Drainase Memprihatinkan
Pemkot Anggarkan Rp34 M untuk Perbaikan
SERPONG,SNOL Ratusan drainase yang berada berada di jalan protokol dan jalan alternatif di Kota Tangsel memprihatinkan. Saluran yang seyognyanya bisa menjadi saluran pembuangan air saat hujan datang, kini tidak berfungsi karena dipenuhi sedimen atau tumpukan lumpur yang mengeras menjadi tanah sendimen.
Hal tersebut diakui oleh Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie. Menurut dia, kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena banyak drainase yang sudah rata dengan jalan dipenuhi sedimen tersebut.
“Perhatikan saja seperti di sepanjang jalan Pamulang, kemudian di sebagian jalan Pamulang 2, Jalan Raya Serpong, dan beberapa jalan protokol lainnya. Drainasenya sudah menumpuk, menutup jalannya air,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Ben itu saat ditemui seusai peresmian rumah sakit di wilayah Serpong, Kamis (6/2).
Tidak mau semakin buruk, tahun ini drainase yang sudah tidak berfungsi dan layak itu pun gencar diperbaiki. Bahkan untuk mempercepat pengerjaanya jika sebelumnya kontruksi drainase dilakukan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Kota Tangsel, ke depan program pembenahan drainase dilakukan dengan padat karya.
Tujuannya mengajak masyarakat ikut terlibat menjaga kebersihan dan infrastruktur drainase dimana warga tersebut tinggal. “Persoalan ini tidak hanya ditangani oleh pemda saja, padat karya harus diterapkan agar masyarakat ikut terlibat menjaga kebersihan dan infrastruktur drainase dimana mereka tinggal,” ungkap Bang Ben.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangsel, Aji Awan mengatakan, perbaikan drainase terus dilakukan. Perbaikan dilakukan menyebar di tujuh Kecamatan yang ada di Tangsel. “Tahun ini Rp34 Miliar yang kami anggarkan untuk perbaikan drainase di 200 lokasi yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Tangsel,” ungkapnya.
Aji menjelaskan, drainase yang sudah lebih dulu dikerjakan untuk tahun ini adalah di Jalan Raya Pamulang yang akan dilanjutkan terus hingga ke depan Pemkot Tangsel.
Sementara itu, Guru Besar Institute Teknologi Bandung (ITB), Ofyar Z Tamin mengatakan, Kota Tangsel merupakan bagian dari kawasan mengapolitan Jabodetabek yang seharusnya didukung infrastruktur memadai. Artinya, lalu lintas jalan, drainase, dan akses di Tangsel terintegrasi dengan Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
“Seharusnya, apapun perkembangan di DKI Jakarta, juga diseimbangkan dengan infrastruktur jalan dan drainase dari wilayah daerah penyangga,” ujar Ofyar.
Dia mencontohkan, wacana pembangunan simpang Muncul, Setu, Tangsel yang merupakan titik potensial dari Tangsel menuju Jakarta maupun ke Bogor-Depok. Tetapi, lalu lintas di simpang Muncul kurang didukung dengan prasana, seperti jalan belum selesai dilebarkan dan drainase yang belum memadai. Seharusnya rencana perbaikan drainase dan jalan itu sudah harus dilakukan, kemudian pembangunan fly over atau underpass untuk menekan kemacetan serta akses terintegrasi menuju Jakarta, bukan lagi sekedar wacana pemerintah terkait. “Segeralah bebenah, tak perlu lagi menunggu. Agar semua lancar terintegrasi di tiga provinsi,” pungkas Ofyar. (pramita/hendra)