Rumah Polisi di Tangerang Ditembaki Orang tak Dikenal
TANGERANG, SNOL Rumah anggota Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Andreas Tulam, di Perumahan Banjar Wijaya, Cipete, Pinang, Kota Tangerang, ditembak orang tidak dikenal.
Peristiwa pada Selasa (13/8) sekitar pukul 06.15 WIB itu membuat kaca pintu depan rumah pecah berantakan.
AKP Andreas Tulam di lokasi kejadian mengaku sempat kaget saat diberitahu sang istri bahwa rumahnya diberondong peluru oleh orang tidak dikenal.
“Tadi saya sedang tidak di rumah, pas ditelpon istri ada kejadian ini, langsung buru-buru pulang,” kata Andreas kepada wartawan kemarin.
Merasa ada yang meneror, AKP Andreas Tulam akhirnya langsung menghubungi Polres dan Polsek setempat untuk meminta bantuan. Tak lama, sejumlah personil dari Reserse Kriminal dari Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang langsung melakukan olah TKP. Seisi rumah, halaman, sampai atap rumah disisir tanpa terkecuali. Selang empat jam, tiga anggota Puslabfor Polri juga langsung terjun untuk melihat kondisi kerusakan dan sebagainya.
Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Riad mengatakan, pihaknya masih akan terus mendalami kejadian ini. “Kami sedang melakukan analisis terhadap olah TKP ini, tapi bisa dipastikan bahwa pecahnya kaca pada pintu rumah bukan disebabkan oleh senjata api. Karena tidak ditemukan proyektil di TKP. Namun untuk lebih jelasnya, kita tunggu keterangan selanjutnya,” kata Kapolres.
Menurut Kapolres, untuk bisa memastikan benda apa yang mengakibatkan pecahnya kaca pintu rumah AKP Andreas Tulam, pihak kepolisian akan membawa hasil olah TKP ke Puslabfor Polda Metro Jaya.
“Saya belum bisa menyimpulkan benda apa yang menyebabkan kerusakan pada pintu rumah, nanti hasil dari Puslabfor baru akan ketahuan. Bisa saja disebabkan oleh kelereng, atau senjata air soft gun,” tambahnya.
Hingga saat ini sudah ada tiga orang saksi yang sedang diperiksa Polres Metro Tangerang. Ketiganya merupakan para penghuni rumah yang saat itu berada di lokasi kejadian.
Frans, salah satu tetangga samping rumah korban mengaku sempat mendengar suara pecahan kaca di rumah mewah itu sekitar pukul 06.20 WIB. Karena bunyi yang didengar cukup keras, dia sempat keluar dan mendengar suara teriakan dari dalam rumah.
“Ada suara teriakan kaget juga dari dalam, cuma saya gak tahu,” tegasnya.
Di lokasi kejadian, kaca pintu rumah AKP Andreas Tulam yang terdiri dua lapis dengan ketebalan 2 mm pecah. Kaca pecah pada lapisan pertama namun untuk kaca lapis kedua tidak pecah, diduga pelaku menembak dari pinggir jalan dari luar pintu gerbang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, senjata yang digunakan pelaku adalah jenis air soft gun. “Penembakan menggunakan air soft gun, setelah 15 menit AKP Tulam baru saja meninggalkan rumahnya untuk bekerja,” ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, kemarin.
Saat penembakan itu, istri dan anak Tulam ada di dalam rumah. Mereka mendengar suara letusan senjata dan kaca rumah pecah. Jarak pagar rumah hingga kaca yang pecah kurang lebih 5 meter.
Dijelaskan Rikwanto, pelaku menembak dari luar pintu gerbang rumah AKP Tulam. “Diduga pelaku menembak dari pinggir jalan, dari luar pintu gerbang,” katanya.
Polisi juga masih mendalami keterkaitan dua penembakan terhadap polisi di Ciputat, Tangerang Selatan. Kejadian terakhir menewaskan Aiptu Dwiyatna.
“(Penembakan Aiptu Dwiyatna) itu jelas merupakan teror. Tapi ini masih kita dalami. Kita masih olah TKP dan penyelidikan apakah orang iseng atau AKP Tulam punya masalah dengan seseorang. Apakah pernah bermasalah dengan siapa, atau masalah dengan tetangga. Jadi masih kita dalami,” jelasnya.
Saat ini polisi masih terus mengumpulkan saksi atas penembakan itu. Salah satu saksi berasal dari pihak keluarga AKP Tulam. “Sementara saksi di luar masih dicari,” ucapnya.
Sebelumnya, dua anggota kepolisian menjadi korban penembakan orang tak dikenal. Di Jalan Raya Cirendeu, Kota Tangerang Selatan, seorang polantas Aipda Patah Saktiyono ditembak pada 27 Juli 2013. Sepuluh hari kemudian, 7 Agustus 2013, Aiptu Dwiyatna ditembak hingga tewas saat melintas di depan RS Sari Asih, Jalan Otista Raya, Kelurahan Sasak Tinggi, Ciputat, Tangerang Selatan. Sampai saat ini, kedua kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi.(kiki/dtc/deddy/jpnn)