Kenaikan Bahan Pokok Bulan Ramadhan Berlipat
JAKARTA,SNOL- Pemerintah mewacanakan bakal menaikkan harga BBM minggu ketiga Juni ini. Pemilihan waktu tersebut, menurut pedagang pasar justru bakal memicu kenaikan bahan pokok dua kali lipat saat Ramadhan yang jatuh pada minggu pertama Juli.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Ngadiran mengatakan pemerintah telah kehilangan momen yang tepat untuk menaikkan BBM. Mestinya BBM telah dinaikkan saat Indonesia mengalami deflasi April lalu.
“Sudah telat sebenarnya terlalu banyak wacana. Jika benar dinaikkan pada minggu ketiga Juni, kenaikan bahan pokok tidak akan terkontrol. Seminggu setelah itu kan sudah masuk Ramadhan,” terangnya saat dihubungi kemarin.
Biasanya, lanjutnya, setiap tahun kenaikan bahan pokok saat Ramadhan di kisaran 3-8 persen. Tahun ini Ngadiran memprediksi kenaikan harga bahan pokok bakal meningkat dua kali lipat, yakni dikisaran 8-16 persen. Besaran kenaikan itu mempertimbangkan penghitungan kenaikan bea angkut distribusi jika harga BBM naik 30 persen.
Ngadiran menambahkan, sebenarnya kenaikan bahan pokok telah terjadi sejak tiga bulan lalu. Walaupun kenaikannya kecil tapi sangat berdampak bagi masyarakat. Banyak pembeli yang mengeluhkan kenaikan tersebut. “Saat ini akumulasinya sudah cukup besar, khususnya pada gula pasir, mie instan, telur, daging ayam, dan daging sapi,” terangnya.
Misalkan saja gula pasir dari harga normal Rp 11.500 per kg menjadi Rp 13 ribu per kg, telur ayam dari Rp 14 ribu per kg menjadi Rp 17 ribu per kg, beras berkualitas sedang dari Rp 7 ribu menjadi Rp 7.500 per kg, dan sekardus mi instan naik rata-rata naik Rp 4 ribu. Sedangkan untuk kenaikan daging sapi, bukan karena isu kenaikan BBM dan Ramadhan tapi pasokan yang seret sejak tahun lalu.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan pemerintah telah menghitung kenaikan bahan pokok paska dinaikkannya BBM. Pemerintah memperkirakan kenaikan bahan pokok ada dikisaran 1,5 hingga 3,5 persen.
“Dengan kenaikan tersebuit, Bank Indonesia telah mengasumsikan inflasi Juli bakal mencapai 7,76 persen. Tapi kami mencoba menekan inflasi di level 7,2 persen saja,” katanya.
Untuk menekan inflasi, pihaknya bakal melakukan operasi pasar untuk mengontrol kenaikan harga pokok. Bayu mengaku telah melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah daerah dari sebelas provinsi. Selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah, pihaknya juga berdiskusi dengan pengusaha.
“Dari pemerintah, asosiasi pedagang pasar, asoasiasi garmen, dan yang lainnya telah kami ajak berdiskusi untuk mempersiapkan diri menjelang kenaikan BBM dan Ramadhan. Kami menghimbau semua pihak bekerjasama untuk meminimalisir gejolak kenaikan harga ,” papar Bayu.
Bayu mengungkapkan, dari pertemuan tersebut masalah yang paling dikhawatirkan pengusaha kebutuhan bahan pokok yakni antrian BBM yang saat ini masih sering terjadi.
Menurut mereka antrian tersebut mengganggu proses distribusi dan sangat memperngaruhi harga. Untuk itu pengusaha berharap saat BBM dinaikkan pemerintah harus menjamin pasokan BBM.
“Mereka berkata antrian yang panjang mempengaruhi tersendatnya pasokan. Proses distribusi yang terganggu mempengaruhi kualitas barang yang diterima. Kerugian itu jauh lebih besar ketimbang kenaikan BBM,” ucapnya. (uma/jpnn)
Komoditas Harga Maret Harga Mei
Daging Sapi Rp 87.524 Rp 87.856
Daging ayam Rp 25.162 Rp 26.122
Telur Ayam Rp 16.683 Rp 17.428
Gula Pasir Rp 12.158 Rp 12.438
Cabe Merah Keriting Rp 26.699 Rp 33.026
Cabe Merah Biasa Rp 25.266 Rp 32.718
Bawang Putih Rp 63.315 Rp 24.324
Bawang Merah Rp 42.288 Rp 30.830
Sumber Statistik Kementerian Perdagangan