22 Ribu Liter Oli Tumpah ke Cisadane

TANGERANG, SNOL—Gawat! Kondisi Sungai Cisadane kian tercemar. Sebanyak 22 ribu liter oli bekas tumpah di sungai yang menjadi andalan air baku masyarakat Tangerang ini, Rabu (10/4) malam. Tumpahan oli yang menutupi 80 persen permukaan sepanjang 60 kilometer ini terjadi gara-gara sebuah mobil pengangkut ribuan liter oli bekas mengalami kebocoran.

Mobil truk jenis Hino pengangkut 22 ribu liter oli bekas itu mengalami kebocoran muatan saat melintas di Jalan Tol Tangerang KM 21-19. “Petugas PJR kami mendapat laporan dari petugas kepolisian yang tengah berpatroli kalau di kilometer 21 ada truk yang membawa muatan oli dan bocor,” ungkap Kepala Managemen Lalu Lintas PT Jasamarga Cabang Jakarta-Tangerang, Dadang Supriyadi kepada Satelit News, Kamis (11/4).

Lalu, PJR memberhentikan truk tersebut di kilometer 19. Setelah dicek, ternyata benar, truk tujuan Cikupa tersebut mengalami kebocoran muatan. Saat polisi dan PJR mengecek naik ke atas bak truk, ternyata benar, lapisan bak truk hanya dilapisi plastik untuk menampung muatan oli bekas. “Lapisan plastik itu bocor, sehingga mengotori jalan tol dari KM 21 ke km 19,” ujar Dadang.

Jasamarga pun langsung menutupi tumpahan oli dengan serbuk kayu, dan dikerjakan dari pukul 19.00 (10/4), hingga pukul 04.00 dini hari (11/4).

Dadang mengaku, PJR masih menahan sopir pengakut oli atas nama Ahmad Rizky dari CV Bangka Satria Ekspres, karena telah lalai dalam membawa muatan berbahaya. “Melanggar itu, pasti dipidanakan dan denda Rp 1,5 miliar. Sebab dia tidak membawa oli tersebut dengan drum atau tangki, tapi malah dibungkus plastik gitu,” tutur Dadang.

Namun tanpa diduga, bocoran oli bekas tumpah hingga saluran air jalan tol, mengalir terus ke aliran Sungai Cisadane. Barulah pada pagi atau sekitar pukul 06.30 WIB, Camat dan Lurah Karawaci melaporkan tercemarnya Sungai Cisadane.

Akhirnya Wakil walikota Tangerang Arief Wismansyah, bersama Kepala BPLHD Kota Tangerang Affandy Permana, dan bersama kecamatan setempat, dengan menggunakan perahu langsung mengecek aliran Sungai Cisadane. Hasilnya sungguh miris, 80 persen permukaan sungai tertutup lapisan oli bekas. “Aliran sungai yang Kota Tangerang saja sejauh 3,2 km, belum lagi pasti mengalir ke kabupaten setelah melewati Pintu Air Sepuluh,” kata Arief.

Arief menegaskan, Pemkot Tangerang akan melacak siapa yang ceroboh dan bersalah. Bahkan Pemkot siap menempuh jalur hukum karena kelalaian truk tersebut sudah mencemari sungai. “Ini pencemaran berat, oli bisa menutup oksigen yang masuk ke dalam air,” tukas Arief.

Kepala BPLHD Kota Tangerang, Affandy Permana mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke Kementerian Lingkungan Hidup bagian Gas dan Migas untuk menerjunkan alat berat sebagai pembersih. “Agar menurunkan alat berat untuk melakukan cleaning up,” ujarnya.

Humas PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, Ikhsan Sodikin mengatakan, dampak tercemarnya sungai Cisadane gara-gara tumpahan oli tidak mengganggu aktivitas PDAM. “Aman, sebab yang tercemar oli di atas permukaan sungai, sedangkan alat penyedot air atau intake berada di dalam atau 3 meter dari permukaan,” ujar Ikhsan.

Senada, Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang, Nopie Irianto menjelaskan, dengan adanya tumpahan oli di sungai Cisadane para pelanggan PDAM TKR tidak perlu khawatir dengan kualitas air. “Oli hanya mengambang di permukaan saja sehingga kualitas air tidak perlu dikhawatirkan,” jelas Nopie.

Namun begitu, menurut Nopie, tetap saja pencemaran tersebut mengakibatkan PDAM TKR mengalami kerugian akibat berkurangnya jumlah produksi air bersih. “Setiap harinya kami memproduksi 13.00 liter per detik, namun akibat adanya tumpahan oli di Cisadane yang merupakan sumber utama bahan baku produksi, menjadikan PDAM TKR hanya mampu berproduksi sebanyak 900 liter per detik saja. Bahkan kami sempat menghentikan produksi selama 2  jam,” jelas Nopie.

Protes

Aktivis lingkungan langsung bergerak terkait pencemaran oli di Cisadane ini. Bahkan, belasan aktivis Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (YAPELH) melakukan aksi protes dengan mengendarai tiga perahu sambil membentangkan spanduk berkalimatkan aksi protes.

“Kami memprediksi, hingga ke muara, oli ini bisa mencemari 60 KM aliran sungai Cisadane. Kami menemukan beberapa ikan gabus di saluran air dekat kilometer 19 itu mati,” ungkap Direktur YAPELH, Uyus Setia Bakti.

Yayasan pecinta lingkungan hidup ini menuding, Jasa Marga harus bertanggung jawab karena pencemaran lingkungan tersebut. Sebab, kecelakaan pada truk bermuatan oli tersebut, Jasa Marga tidak melakukan sesuai SOP penanganan pada kecelakaan. “Untuk itu kami akan ke Polres Metro Tangerang untuk melaporkan hal ini,” tandasnya. (pramita/hendra/deddy/sn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.