Aniaya Anak Hingga Tewas, Ibu Tiri Tersangka
CURUG, SN—Kasus ibu tiri yang menganiaya anaknya hingga tewas kembali terjadi di Tangerang. Devina Lyra Putri meninggal di tangan ibu tirinya sendiri.Bocah usia lima tahun warga Kampung Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang itu meninggal dunia setelah didorong hingga terjatuh oleh ibu tirinya, DSD (18). Peristiwa tragis itu terjadi di rumah kontrakan keluarga Agus Wasito, 36 tahun, di Kampung Binong, Curug, Kabupaten Tangerang. Akibat penganiayaan itu, Devina Lyra Putri mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Siloam, Tangerang, Sabtu (16/3).
Kepala Kepolisian Sektor Curug, Kompol Gatot Hendro Hartono, mengatakan, penganiayaan dilakukan DSD karena kesal dengan DLR yang sulit dibangunkan. “Korban dibangunkan saat tidur pulas,” kata Gatot kepada Tempo. “Setelah bangun, DLR masuk kamar mandi, dan DSD mendorongnya hingga korban jatuh membentur lantai,” tambah Kapolsek.
Setelah terjatuh, Devina Lyra Putri sempat mengalami kejang-kejang. Ia pun dibawa ke Siloam dan meninggal di sana. Jasad Devina Lyra Putri kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi, Minggu (17/4). DSD sendiri kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun. “Perbuatan tersangka dikenakan Pasal 44 ayat (3) UU KDRT ancaman 15 tahun penjara dan Pasal 80 ayat (3) UU Perlindungan Anak ancaman 10 thn penjara,” kata Kasat Reskrim) Polresta Tangerang, Kompol Shinto Silitonga.
Saat dilakukan BAP oleh pihak kepolisian, DSD mengaku perbuatannya tersebut dilakukan karena kesal terhadap korban yang tidak mau bangun pagi. Akhirnya karena kesal tersangka mendorong korban saat di kamar mandi sehingga mengakibatkan kepala korban terbentur lantai. “Saya kesal karena Vina tidak mau bangun pagi,” jelas DSD sambil tertunduk lesu.
Dari hasil otopsi yang dilakukan terhadap korban di RSCM, didapatkan hasil bahwa korban terdapat luka memar pada dahi, mata kiri-kanan, perut kanan, resapan darah pada kepala depan dan tengah, dan pendarahan pada otak, juga resapan darah pada usus. “Beberapa luka yang ditemukan adalah luka lama,” jelas Shinto.
Penetapan tersangka DSD setelah polisi melakukan olah TKP dan memeriksa 5 saksi, yaitu Agus Wasito (bapak korban), Unah (tetangga), Abdul Azis (satpam), Pipin Sopiah (tetangga) dan Kurnia Endang (tetangga). “Setelah bukti-bukti dianggap cukup maka kami akhirnya menetapkan DSD, ibu tiri korban sebagai tersangka,” jelas Shinto.
Dari hasil pemeriksaan terhadap para saksi terungkap pula bahwa tersangka kerap melakukan penganiayaan terhadap korban. “Baik ayah korban mau tetangga pernah melihat dan mendengar tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban,” jelasnya.
Menurut Shinto, pemeriksaan terhadap tersangka sempat dihentikan karena kondisi DSD masih labil. “Tersangka sering pingsan, bahkan kemarin malam (Sabtu, 16/4) sekitar pukul 22.00 WIB kami sempat membawa DSD ke RS Harapan Mulia untuk diinfus karena kekurangan cairan. Namun saat ini pemeriksaan telah kami lanjutkan,” tandasnya.
Sebelumnya, kasus serupa juga menimpa Aini Junistisia (4), warga Jalan Pondok Betung Raya, RT 04/05 No.22 A, Pondok Aren, Kota Tangsel, yang tewas dianiaya ibu tirinya, Nurlena (26) pada Kamis (29/11/2012) lalu,
Dikenal Anak Pandai
Devina Lyra Putri, bocah perempuan berusia 5 tahun yang meregang nyawa dengan luka lebam di tubuh dan kepala, dikenal sebagai anak yang pandai di sekolahnya. Meski masih duduk di Taman Kanak Kanak, namun ia paling menonjol diantara temannya yang lain.
Menurut Neni Puspita, guru Vina di sekolah Paud Ashobar, di Kampung Peusar, Curug, Kabupaten Tangerang, Devina dikenal sebagai murid penurut. Beberapa bulan sebelum kejadian keji itu, Vina kerap mengeluh kesakitan namun tidak pernah menceritakan kejadian yang menimpanya. Saat ditanya luka lebam di tubuhnya, dia selalu menutupi dengan alasan terjatuh.
Kurnia Mega, salah satu tetangga korban mengaku kerap mendengar keributan dari dalam rumah kontrakan yang dihuni pasangan Agus dan Desi. “Mereka sering ribut, kalau ribut sampai kedengaran ke rumah saya,” kata Kurnia. Desi, sang ibu tiri itu dikenal sebagai orang yang pendiam dan jarang sekali bergaul dengan tetangga. (hendra/deddy)