SDN 2 Majau di Saketi Roboh, 96 Sekolah di Banten Terendam

PANDEGLANG,SNOL Gedung SDN 2 Majau di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang roboh, setelah diterjang hujan deras dan banjir akhir pekan kemarin. Secara keseluruhan 96 sekolah di sejumlah kota/kabupaten di Banten terendam akibat banjir beberapa hari belakangan ini.Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pandeglang, Abdul Azis mengatakan, untuk kegiatan belajar mengajar bagi siswa/siswi SDN 2 Majau, Saketi tersebut, dipindahkan ke SDN Majau 1.”Sebelum roboh, kondisi gedung sekolah itu memang sudah dalam kondisi rusak berat. Ketika musibah bencana alam akibat hujan deras di wilayah Kecamatan itu, bangunan sekolahnya terendam banjir hingga roboh,” kata Azis di Pandeglang, Kamis (17/1).
Tidak ada korban jiwa dalam musibah robohnya sekolah itu, mengingat pada saat kejadian sekolah tersebut sedang libur. ”Hanya saja, meja belajar, buku pelajaran, dan dokumen sekolah lain rusak,” ujarnya.
Azis tidak merinci besaran anggaran untuk perbaikan gedung sekolah tersebut.”Yang jelas, perbaikan gedung sekolah itu, serta sekolah lain yang mengalami rusak berat sudah dianggarkan pada APBD Pandeglang tahun anggaran 2013 ini. Termasuk pembangunan ruang kelas baru sudah ada alokasi anggarannya,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Hudaya Latuconsina mengatakan, gedung sekolah yang terendam banjir di daerah kabupaten/kota sebanyak 96 unit dengan meliputi, 80 gedung SD, 14 gedung SMP, 3 SMK, dan 1 gedung SMA.”Kami baru mengetahui data sekolah yang terendam banjir saja, untuk tingkat kerusakan akibat banjir itu belum diketahui,” kata dia.
Secara rinci Hudaya menyebutkan, untuk gedung SD di Kabupaten Pandeglang sebanyak 59 unit, Lebak 8 unit, Serang 12 unit, Kota Serang 1 unit. Lalu gedung SMP di Kabupaten Lebak 3 unit, Serang 6 unit, dan Pandeglang 5 unit.
”Untuk gedung SMK yang terkena banjir sebanyak 3 unit, dan 1 unit gedung SMA. Perbaikan gedung sekolah diusahakan melalui program BOS (Operasional Sekolah) tahun 2013 bagi bangunan SD hingga SMP. Untuk bangunan sekolah lain dicarikan jalan keluarnya,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Erwan Kurtibi mengatakan, bencana alam yang terjadi di wilayah setempat seperti tanah longsor dan banjir tersebut menimbulkan kerugian material Rp 125 miliar.
”Data terakhir yang kami terima dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), tercatat 23 Kecamatan yang terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor. Totak kerugiannya Rp 125 miliar,” kata Erwan. (mardiana/eman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.