Jumlah Siswa Overload, Dindik Dinilai Tak Peka
SOLEAR,SNOL Selain kondisi bangunannya sudah tua hingga terjadi ambruk, jumlah murid SDN Pasanggrahan II Kecamatan Solear juga ternyata overload atau kelebihan kapasitas. Sejumlah kalangan menilai Pemkab Tangerang dalam hal ini Dinas Pendidikan tidak peka dalam menyikapi kondisi sarana pendidikan, salah satunya bangunan sekolah.
”Jumlah kelas saat ini tidak seimbang dengan jumlah murid karena hanya ada 7 kelas. Idealnya dibutuhkan 14 kelas,” tutur Supendi, Kepala SDN Pasanggrahan II, kepada Satelit News, kemarin.
Saat ini murid di sekolah tersebut belajar dengan dua shift. Shift pagi kelas 1,2,5 dan 6. Sedangkan shift sore kelas 3 dan 4. Jumlah muridnya ada 600 orang, guru 19 orang, diantaranya Sukwan 12 dan PNS 7 orang. Banyaknya jumlah murid karena sekolah tersebut mulai dikelilingi oleh kawasan perumahan.
Supendi yang baru setahun menjabat di sekolah tersebut berharap perhatian lebih dari pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pendidikan (Dindik). ”Kemarin sudah kami sampaikan juga ke UPT Dindik, Insya Allah proposal sudah masuk dan segera gedung ini dibangun. Ini demi kepentingan anak bangsa. Selain itu, mulai Selasa, siswa yang tidak kebagian kelas akan belajar di aula desa setempat,” katanya.
Disinggung mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2009 lalu, Supendi menegaskan bahwa pihaknya tidak mengambil dana tersebut lantaran khawatir pembangunan akan terkendala. Mengingat kontur tanah di sekolah itu mudah longsor.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Komarudin mengatakan, pihaknya sudah menginventarisir kerusakan sekolah tersebut. ”Secepatnya akan kami bangun kembali melalui dana darurat bencana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ini prosesnya tidak terlampau lama, karena mekanisme penganggarannya tersendiri,” pungkasnya.
Tokoh masyarakat Tangerang, Ahmad S.Ag menilai Dindik tidak peka terhadap kondisi sarana dan prasarana pendidikan, termasuk bangunan SDN Pasanggrahan II Solear. ”Kalau dia (Dindik,Red) peka, tidak mungkin bangunan itu dibiarkan hingga rapuh dan kropos, bahkan sampai ambruk. Parahnya lagi, jumlah muridnya overload. Kerja dan kinerja Dindik harus dievaluasi,” tukasnya. (aditya/jarkasih)