NU Tolak Pilkada Langsung
SERANG,SNOL Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak penyelenggaraan pemilihan kepala aderah (Pilkada) langsung, yang selama ini digelar di berbagai daerah kabupaten/kota, dan provinsi. Mereka beralasan Pilkada langsung melahirkan sosok pemimpin yang tidak baik.
”Pemilihan langsung perlu diubah menjadi tidak langsung, karena pemilihan langsung hanya melahirkan pemimpin yang tidak pantas akibat politik uang. Pemilihan langsung juga telah melahirkan kufur politik,” kata Ketua PBNU, KH As’ad Ali dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Serang menjelang pelantikan pengurus PCNU Kota Serang masa khidmat 2012-2017 di Ponpes Fathaniyah di Kota Serang, Minggu (16/12)
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Serang, KH Matin Syarkowi, usai acara menyatakan, dialog ini diselenggarakan sebagai pembekalan bagi kepengurusan baru terkait berbagai persoalan bangsa yang semakin kompleks, perbedaan aliran, pandangan, paham, politik, dan kesejahteraan masyarakat.
”Juga menyikapi ketidak tegasan para pemimpin terhadap keberadaan nilai-nilai asing, HAM dan kebebasan yang dijadikan instrument untuk melemahkan kemandirian bangsa ini,” kata KH Matin.
Pendapat sama juga disampaikan pembina Majelis Pesantren Salafiyah (MPS) Provinsi Banten, KH Ubing Surachman, dan Rois Suriyah PCNU Kota Serang, KH Ariman Anwar. Dia mengatakan, warga NU, selain berpegang pada Al-Quran dan Hadist juga harus patuh kepada hukum negara dalam bersikap dan menyikapi persoalan kemasyarakatan yang ada.
Dalam kesempatan itu, PCNU juga mengadakan Bathsul Masail (pembahasan dan kajian persoalan) awal Desember lalu. Temanya beragam, seperti hukum penembakan lebih dahulu kepala sapi agar pingsan sebelum disembelih sebagai bentuk tekanan politik Australia; pembahasan hukum berhaji dimana kewajiban ibadah haji bagi yang mampu tersebut berasal dari hutang bank yang berbunga; pembahasan hukum golput menjelang Pemilukada Kota Serang 2013; dan hukum dari operasi selaput darah bagi wanita agar perawan kembali yang marak terjadi di masyarakat. (bagas/eman)