Mental “Jagal Neglasari” Diperiksa
TANGERANG,SNOL Polisi terus mendalami kasus pembunuhan yang dilakukan anak terhadap kedua orang tuanya di Kampung Sewan, Karang Sari, Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (6/7) lalu. Kemarin (8/7), tersangka Budi Lia Putra (33), diperiksa kejiwaannya terkait aksi biadabnya yang tega menghabisi nyawa kedua orangnya sendiri, Yoribut (65) dan Lie Sek`Nio (60).
Kapolres Metro Tangerang Kombes Wahyu Widada mengatakan, polisi terpaksa memeriksa kejiwaan Budi Lia Putra lantaran anak ketiga dari lima bersaudara itu dianggap nekad dan sadis.
“Meskipun dalam kesehariannya, Budi termasuk pria yang normal, tapi tidak menutup kemungkinan kejiwaan atau mentalnya terganggu. Untuk itu perlu diperiksa untuk dipastikan kenapa begitu sadis dia tega membunuh kedua orangtuanya sendiri,” ujar Wahyu, kepada wartawan.
Sekedar mengingatkan, Budi menghabisi nyawa kedua orangtuanya di rumahnya Jalan Rawa Kucing, Gang Siomay, RT 01/06, Kampung Sewan, Kelurahan Karang Sari, Kecamatan Neglasari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (6/7) dini hari lalu.
Kedua orangtuanya tewas ditangan Budi si “Jagal Neglasari” setelah dipukul dengan menggunakan benda tumpul di bagian kepala. Untuk menghilangkan jejak seolah pasutri itu korban perampokan, Budi bahkan membakarnya dengan koran dan baju bekas.
Tetapi, polisi tidak dapat dikelabui, meskipun seolah bersedih atas meninggalnya kedua orangtuanya itu, Budi Lie akhirnya tidak bisa menolak atas sejumlah bukti yang didapati polisi bahwa pelakunya adalah dirinya.
Kapolres juga mengaku, hingga kini, Budi masih menjadi pelaku utama dan pihaknya belum menemukan adanya bukti ada tersangka lain. “Motif pembunuhan ini, tak lain adalah kesal karena orangtuanya tidak memberikan uang untuk berjudi koprok,” singgungnya.
Sementara itu, jenazah Yo Ribut dan Lie Sek Nio akan dikremasi di lokasi Krematorium King Palace, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin (9/7) hari ini.
Pantauan pada Sabtu (7/72) sore, jenazah pasutri tersebut masih disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga sendiri tak mau banyak berkomentar kepada wartawan. Mereka lebih fokus pada persiapan prosesi kremasi.
“Soal urusan hukum terkait kasus ini, sepenuhnya sudah kami serahkan kepada pihak kepolisian. Saat ini kami lebih memfokuskan pikiran pada persiapan prosesi kremasi yang akan dilakukan Senin,” ujar Fandi, salah seorang menantu korban, Sabtu (7/7).
Berantas Perjudian
Terkait dengan kasus pembunuhan yang bermula dari perjudian ini, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Chaerudin meminta aparat kepolisian untuk lebih serius lagi memberantas aksi perjudi baik itu toto gelap (togel) dan koprok di Kota Tangerang. Hal itu karena yang menjadi korban adalah masyarkat menengah ke bawah.
“Faktanya judi itu masih ada di Kota Tangerang, dilihat dari kasus tewasnya pasangan suami istri (pasutri) yang dibunuh oleh anak kandung sendiri. Makanya, selain kami meminta agar polisi menangani serius pemberantasan judi, kami juga imbau agar masyarakat yang melihat permain judi untuk tidak segan-segan melaporkan kepada aparat kepolisian,” desaknya. (pane/deddy)