Minta Uang Judi Ditolak, Anak Bunuh Ayah-Ibu

TANGERANG, SNOl Tragis! Hanya gara-gara ditolak minta uang untuk berjudi, Budi Lia (32) tega membunuh kedua orang tuanya, Yoribut (65) dan Lie Sek Nio (60), di rumahnya di Jalan Rawa Kucing, Gang Siomay, RT 01/06, Kampung Sewan Rawa Kucing, Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (6/7) dini hari.
Yoribut dan Lie Sek Nio yang tak lain juragan siomay terkenal di Kota Tangerang itu, tewas dengan luka bocor di kepalanya. “Pembuhnya adalah anak ketiga korban, Budi Lia. Motifnya, tersangka kesal karena dimaki ayahnya ketika meminta uang Rp500 ribu, untuk membayar hutang judinya,” kata Kombespol Wahyu Widada, Kapolres Metero Tangerang kepada Satelit News, Jumat (6/7).
Menurut Kapolres, sejak olah tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya mencurigai keterangan yang diberikan Budi, yang juga pelapor utama kasus pembunuhan tersebut. “Dari hasil pemeriksaan, Budi sangat hafal sekali dan kelihatan ada di lokasi saat terjadinya pembunuhan. Ketika kami lihat bukti dan keterangan Budi, kami pastikan anak ketiga dari lima bersaudara inilah tersangka utamanya,” kata Wahyu.
Kapolres menjelaskan kronologis peristiwa itu bermula ketika Budi Lia datang ke rumah korban usai bermain judi koprok sekitar pukul 02.00 WIB. Kemudian, dia masuk lewat pintu belakang rumah, untuk menemui Yoribut, ayahnya. “Saat itu dia meminta uang Rp 500 ribu. Tapi bapaknya malah marah-marah. Karena kesal, pelaku langsung memukul kepala korban dengan pipa besi yang sudah diasiapkan,” bebernya.
Setelah korban Yoribut tewas dengan luka robek di kepala, selanjutnya pelaku menemui ibunya, Lie Sek Nio. Lagi-lagi, pelaku meminta uang. Karena tidak diberikan juga, pelaku memukul kepala korban. “Setelah kedua korban tewas. Pelaku mengambil uang Rp 1.350.000 dari lemari di kamar korban. Dia juga sempat mencari perhiasan, tapi tidak ketemu,” tambah Wahyu.
Usai mengambil uang, pelaku lalu mengumpulkan koran bekas dan pakaian dan menumpuknya di tubuh korban. Setelah itu, dia menyiram tumpukan baju dan korban tersebut dengan bensin dan dibakar.
“Pelaku sempat pulang ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah korban, untuk mandi dan ganti baju. Sebagai alibi, pelaku lalu kembali lagi ke rumah korban dan melaporkan ada peristiwa pembunuhan ke warga,” sambung Wahyu.
Budi diamankan polisi karena dia selalu diendus anjing pelacak polisi. Budi yang lahir tahun 1980 tersebut, bertindak seolah-olah memberi informasi ketika polisi melakukan olah TKP. Namun anjing pelacak selalu mengendus ke arahnya. Petugas pun menaruh kecurigaan bahwa pelakunya adalah pria tersebut sehingga mengamankannya.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Suharyanto mengatakan, setelah menetapkan anak korban sebagai pelaku. Kini, pihaknya mengancam pelaku dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dan 338 KUHP tentang pembunuhan.
“Untuk sementara ini, kami tetapkan pelaku diketahui melakukan pembunuhan sendiri. Dan atas tindakannya, pelaku juga bisa dijerat dengan 340 KUHP tentang pembunuhan berencana karena ada unsur dia menyiapkan pipa besi yang digunakan untuk membunuh. Ancamannya 20 tahun penjara,” imbuhnya.
Adik korban, Iwah (38), juga meyakini Budi merupakan pelaku pembunuhan. “Saya yakin banget itu pelakunya Budi, anaknya yang nomer 3,” ujar Iwah, Jumat (6/7).
Iwah tampak terpukul dan sesekali terisak jika mengingat kakak kandung dan kakak iparnya. “Mereka berdua orangnya baik, juga enggak pernah marahin anak-anaknya,” tuturnya. (pane/deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.