Narkotika Rp 1,65 Triliun Dibakar
BANDARA, SNOL Direktorat Narkoba Bareskrim Polri memastikan narkotika yang masuk ke Indonesia merupakan edaran jaringan narkotika multi negara. Sedangkan rekanannya, sindikat lokal dijadikan sebagai perantara. Demikian ungkap Direktur Narkoba Bareskrim Polri Britjen Arman Depari saat penandantangan nota kesepekatan antara Direktorat Bareskrim Polri dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), sekaligus pemusnahan sebanyak 165 kilogram narkotika senilai Rp 1,65 triliun di lokasi pemusnahan terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Jum’at (29/6).
Melihat keterlibatan multi negara dalam peredaran narkoba di Indonesia, tak mengherankan jika setiap pekannya aparat kepolisian di berbagai daerah berhasil mengungkap jaringan narkotika dari Aceh hingga Papua, Irian Jaya. “Jaringan narkoba ini tak lepas dari jaringan luar negeri seperti Belanda, Iran dan negara timur tengah lainnya yang menggunakan rekanan sindikat lokal di Indonesia. Dimana korbannya kebanyakan kaum pemuda,” kata Arman.
Berdasarkan data sensus, sambung Arman, sekitar 240 juta orang penduduk Indonesia, setidaknya 40 persen adalah anak-anak muda yang produktif rentan pengunaan narkoba. Mereka menjadi pangsa sangat besar penyalagunaan narkoba internasional.
Penguna narkotika dari kalangan anak muda memang meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data statistik tahun 2011 seluruh Polda dan Polres, terdapat sebanyak 29.600 kasus narkoba terungkap dan sekitar 32.000 tersangka dibekuk. “Hampir seluruh korban maupun tersangka yang ketangkap masih dalam usia produktif. Bahkan, hampir setiap minggu aparat kepolisian melakukan pengungkapan jaringan narkotika baik penindakan barang bukti sangat besar hingga paling kecil,” jelasnya.
Berkaitan dengan pemusnahan barang bukti 165 kilogram narkotika hasil sitaan BNN, Bea Cukai dan Bareskrim Polri, yang dihimpun dari sejumlah WNA dalam kurun waktu 1 tahun terakhir ini, dirinya mengharapkan jaringan narkotika ini harus dihentikan pergerakannya. “Jaringan narkoba ini harus dihentikan,” ucap Arman.
Kasus jaringan narkotika multi negara ini telah berupaya menggunakan berbagai modus dan kian kreatif dalam upaya penyelundupannya. Misalnya kasus penyelundupan narkotika di Sukabumi, Jawa Barat beberapa waktu lalu, aparat mendapatkan pengiriman narkotika menggunakan kapal laut hingga ke laut bebas yang kemudian oleh para penyelundup membawa narkotika menggunakan perahu sekoci yang kemudian sampai di Sukabumi.
“Maka, untuk menekan penyebaran narkotika diperlukan kerjasama dengan LSM dan pihak-pihak yang peduli dengan pemuda. Sebab, jika narkoba itu masuk ke Indonesia dan menyebar akan sangat berbahaya. Tidak hanya himbauan, harus dilakukan pencegahan barang haram ini ke Indonesia. Jadi sekarang jangan Say No To Drugs, tetapi Fight Againts Drugs (Lawan Narkoba),” singkat Arman.
Ketua DPP KNPI Taufan EN Rotorasiko menambahkan, peranan LSM kepemudaan sangat diperlukan untuk menekan penggunaan narkotika di kalangan penerus bangsa. Maka, LSM pemerhati narkoba sangat konsen terhadap pencegahan penyelundupan narkoba.
“Bukan hanya itu, pemuda Indonesia juga harus menyadarkan dirinya sendiri untuk tidak menjadi pencandu narkotika. Dan tentu jangan pernah menganggap pecandu narkoba adalah pelaku kriminal namun perlu disadarkan dan didekati agar menjauhi narkoba,” kata Taufan. (pane/jarkasih)