Masih Banyak Sekolah Tak Layak

TANGERANG, SNOL Potret buram pendidikan masih saja terjadi di negeri ini. Di beberapa wilayah di Banten, masih ditemukan sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Salah satunya terlihat di SDN Sindang Asih 1 Kampung Etek, Desa Sindang Asih, Kecamatan Sidang Jaya, Kabupaten Tangerang. Ruang di sekolah yang dihuni 40 murid itu berlantai tanah dan nyaris tidak beratap. Di sejumlah titik trampa lubang besar menganga. Kalau hujan turun, dipastikan akan membasahi seluruh ruangan kelas.
“Karena bolong, tentu saja saat hujan kelas ini tergenang air, sehingga tidak akan bisa digunakan lagi untuk belajar,” kata Rumilah, salah seorang guru setempat saat ditemui Satelit News, Rabu (2/5).
Ketidaknyamanan di SDN Sindang Asih tidak hanya sampai di situ, pihak sekolah bahkan terpaksa harus membagi waktu proses belajar mengajar menjadi dua bagian karena tidak mencukupinya bangku belajar. “Kondisi bangku sekolah sudah rusak dan tidak cukup untuk semua siswa, sehingga terpaksa kami bagi menjadi dua,” ujar Rumilah.
Menurut Rumilah, pihak sekolah memang telah mengajukan perbaikan ruangan belajar ke dinas terkait, namun hingga kini belum direalisasikan. “Sudah lama kami telah mengajukan, baru akhir tahun lalu bisa terealisasi, itu pun hanya dua kelas saja, sisanya masih seperti sekarang,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Arsyad Husain mengakui kalau saat ini belum semua sekolah di wilayahnya dalam kondisi baik. “Jangan samakan dengan daerah lain yang telah bertingkat atau dengan bangunan megah. Namun kami telah bekerja keras untuk memperbaikinya,” kata Arsyad.
Selain itu, masalah lain yang ada di Kabupaten Tangerang adalah masih belum seimbangnya rasio jumlah pelajar dengan ruangan yang tersedia, sehingga saat ini masih banyak sekolah yang menumpang di sekolah lainnya. “Ini pekerjaan rumah kami untuk bisa membangun lebih banyak ruang belajar agar bisa mencukupi kebutuhan. Namun tentunya bukan tugas pemerintah saja, tapi tugas semua pihak,” tutupnya.
Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Amran Arifin mengaku sangat miris dengan kondisi SDN Sindang Asih. “Saya sudah keliling ke seluruh wilayah, seperti Sepatan, Pakuhaji, Mauk, dan lainnya. Ternyata masih banyak sekolah yang memprihatinkan,” ujarnya.  “Mungkin jika di daerah pelosok masih wajar, tapi ini di Kabupaten Tangerang. Tidak pantas ada sekolah yang rusak,” imbuhnya.
Dia mempertanyakan dengan infrastruktur pendidikan yang tidak memadai, kualitas pendidikan seperti apa yang dihasilkan. “Saya yakin dengan kondisi kelas seperti ini, anak-anak tidak akan maksimal menyerap pelajaran. Bisa-bisa malah mental mereka jatuh duluan melihat kondisi kelas yang sangat hancur seperti itu,” jelas Amran.
Sehari sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Banten melansir sebanyak 5.602 ruang kelas SD/SMP di delapan daerah Kabupaten/Kota di Banten rusak. Dengan rincian 3.882 ruang kelas SD dan 1.720 ruang kelas SMP.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Banten Krisna Gunata mengatakan, Komisi V DPRD Provinsi Banten selama ini terus berupaya mendorong Pemprov Banten mempercepat perbaikan infrastruktur pendidikan, baik rehab maupun penambahan ruang kelas. “Meski ada kendala, tapi bukan halangan untuk menuntaskan perbaikan ruang kelas di Banten,” kata Krisna.
Terkait dengan alokasi anggaran 20 persen di luar belanja pegawai yang menjadi amanat Undang-Undang, pihaknya akan mengupayakan melalui pembahasan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2012. “Kalau anggaran fungsi pendidikan di APBD Perubahan 2012 tidak mencapai 20 persen, kami akan mendorong Pemprov untuk menetapkan anggaran 20 persen di APBD 2013,” katanya. (hendra/eman/deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.