Dermaga Cituis Mendangkal
PAKUHAJI,SNOL Dermaga Cituis di Desa Suryabahari Kecamatan Pakuhaji, mengalami pendangkalan. Kondisi ini membuat aktivitas nelayan menjadi terkendala. Bahkan kapal ferry yang menjadi transportasi warga kepulauan pun sulit berlabuh jika air laut surut karena kedangkalannya cukup parah.
Nelayan Suryabahari, Takrodi (30) mengeluhkan kondisi pendangkalan pada akses dari pantai menuju Dermaga Cituis. Kondisi ini sudah berlangsung tahunan dan dinilai mengganggu aktivitas pelayaran para nelayan. “Pendangkalannya cukup parah. Katanya mau dikeruk tahun ini tapi sampai sekarang belum ada kabar lagi,” keluhnya kepada Satelit News, Rabu (25/4).
Pemerintah diminta segera melakukan pengerukan lumpur, guna mengurangi pendangkalan di Dermaga Cituis. Untuk pengurukan sendiri Takrodi memberikan saran agar bisa dilakukan dalam rentan waktu lima bulan sekali. “Kalau lima bulan sekali itu lebih baik karena lumpur cepat sekali masuk akses Dermaga Cituis. Selain pendangkalan, masalah sampah juga menyulitkan aktivitas pelayaran kami di laut,” ucapnya.
Salahsatu warga Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Mahfudin (33) mengaku biasa menggunakan kapal ferry untuk transpotasi menuju Pakuhaji juga terkendala akibat pendangkalan tersebut. “Kapal kesulitan berlabuh kalau air pantai sedang surut, karena pendangkalannya parah. Saya biasa ke Pakuhaji untuk membeli sembako untuk dijual lagi di Pulau Tidung,” kata Mahfudin.
Mahfudin menuturkan, sekitar tahun 2007-2008 Dermaga Cituis pernah dikeruk. Saat itu dia masih tinggal di Desa Surya Bahari, namun beberapa tahun kemudian lumpur kembali memenuhi akses menuju dermana. “Pemerintah harus cepat menyelesaikan masalah ini karena dermaga ini dibutuhkan warga yang tinggal di Pulau Tidung dan Pulau Lancang,” paparnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Wahana Hijau Fortuna, Romly Revolvere mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang harus mengambil tindakan-tindakan proaktif dalam masalah ini. Tentunya dengan mengutamakan persoalan di sumber-sumber kehidupan nelayan.
“Ini persoalan tangung jawab Pemerintah Kabupaten Tangerang juga. Minimal mereka menyampaikan rekomendaasi untuk pengerukan ke Kementrian Kelautan dan Perikanan,” tandasnya.
Romly menilai, persoalan kerusakan di Dermaga Cituis terkesan ada pembiaran dari pemerintah. Sehingga tidak hanya terjadi pendangkalan di dermaga, tetapi juga kerusakan pantai karena abrasi.
“Pemkab Tangerang harus berbuat sesuatu. Solusi lainnya juga bisa dengan penataan pembangunan, pembenahan dan lainnya. Harus ada tindakan kongkrit dari Pemkab terhadap rusaknya pantai kita,” pungkasnya. (fajar aditya/jarkasih)