Dosen UI Dibunuh Keponakan, Motifnya Sakit Hati Tak Dipinjami Uang

TANGERANG, SNOL Identitas pembunuh dosen FISIP Universitas Indonesia (UI), Suwantji Sisworahardjo (73), terungkap. Dia adalah SU (45), keponakan korban. Polisi berhasil menangkap tersangka di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (17/4) lalu sekitar pukul 24.00 WIB.
SU adalah anak dari adik korban. Tersangka diketahui membunuh korban di kediamannya di Komplek Larangan Indah Jalan Kalpataru Ujung No 28 RT 05 RW 07, Kelurahan Larangan, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Jumat (13/4) pukul 22.00 WIB.
“Setelah membunuh, pelaku kemudian melarikan diri,” kata Kombes Pol Wahyu Widada, Kapolres Metro Tangerang, saat gelar perkara, Rabu (18/4). Polisi mengetahui identitas pelaku dari keterangan Satpam Komplek Larangan Indah.
SU diketahui merupakan orang terakhir yang mendatangi korban pada Jumat itu. Dari keterangan satpam juga diperoleh informasi kalau pada hari itu SU terlihat mendatangi rumah korban dengan membawa alat setrum. Berbekal informasi tersebut, polisi kemudian melakukan mencari SU. “Dia akhirnya berhasil kita tangkap di wilayah Jakarta Selatan,” kata Wahyu.
Tersangka mengaku aksi kejinya dilakukan lantaran sakit hati karena tidak diberikan uang pinjaman untuk membayar kontrakan. Korban bukanya memberikan uang malah mencaci maki.
“Tersangka pun naik pitam lalu nekad membunuh korban. Korban disetrum lalu dicekik lehernya sampai mati. Dalam keadaan tak bernyawa, tersangka pun sempat memukul korban,” kata Wahyu.
Setelah membunuh korban, tersangka mencari barang berharga milik korban, antara lain kalung emas, anting dan HP korban. “Setelah itu tersangka meninggalkan korban, dan pada Minggu sore (15/4), korban ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan,” terang Kapolres.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Rahmat menambahkan, pihaknya kini tengah mendalami kasus ini. “Kita masih mengembangkan apakah ada kemungkinan pihak lain yang terlibat,” tandas Rahmat.
SU yang ditanya wartawan mengakui semua cerita yang dipaparkan polisi. “Saya mau pinjang uang buat bayar kontrakan. Bukannya dikasih, malah dimaki-maki. Saya jadi kesal. Saya kemudian mencekik korban dan menyetrumnya dengan alat setrum yang saya bawa dari rumah,” kata SU. Ditanya, berapa uang yang dia pinjam ke korban, SU menolak menyebutkan.(pane/fahmi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.