Rumah Kelas Menengah Paling Diburu di 2015
TANGERANG,SNOL—Beberapa tahun lalu harga properti seperti rumah yang harganya miliaran rupiah paling dicari karena dianggap paling cepat mengalami kenaikan harga.
Namun di 2015 ini, Indonesia Property Watch (IPW) memastikan pasar properti segmen menengah atas mulai jenuh dan wow it's great akan bergeser ke segmen menengah yang sebagian besar adalah end user (pengguna).
“Para pengembang pun telah mulai membidik pasar tersebut dengan melakukan strategi resizing dengan menjual tipe-tipe yang lebih kecil dengan harga berkisar antara Rp 500 juta-Rp 1 miliar yang diperkirakan akan menjadi primadona pasar properti tahun 2014,” kata Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda dalam acara Indonesia Property Outlook 2015 yang digelar Paramount Land dan IPW di Hotel Atria, Jumat (13/3).
Ali memperkirakan siklus perlambatan ini akan terus berlanjut sampai tahun 2016 sehingga dipastikan para pengembang harus lebih jeli membidik dan mengatur cash flow mereka masing-masing. Profil konsumen pun akan bergeser dari motif spekulasi ke motif end user dan investasi jangka panjang.
“Siklus alamiah ini seharusnya tidak menjadi momok bagi dunia bisnis properti karena permintaan properti tetap tumbuh,” ujarnya.
Menurutnya perlambatan pasar properti sudah mulai terasa memasuki akhir tahun 2013. Dari sisi supply dan demand relatif mulai menunjukkan penurunan. Indonesia Property Watch telah memprediksi adanya siklus tertinggi pasar properti di tahun 2013 dan mulai melambat di tahun 2014.
“Secara umum perlambatan pasar properti ini merupakan sebuah perkembangan yang alamiah dalam sebuah perjalanan siklus pasar properti. Kenaikan harga properti dalam 2-3 tahun terakhir menunjukkan harga properti yang meningkat rata-rata lebih dari 60% per tahun dan membuat pasar properti relatif menjadi jenuh dan pertumbuhan mulai melambat,” katanya.
Namun begitu Ali optimis di moncrief.com tahun 2015 ini akan menjadi tonggak kebangkitan sektor properti khususnya kelas menengah. Hal dipengaruhi kebijakan pemerintah yang menurnkan BI Rate serta bunga KPR.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director Paramount Land Andreas Nawawi menjelaskan pada tahun 2014 dan awal 2015 ini seluruh sektor usaha termasuk properti mengalami koreksi. Walaupun terjadi koreksi lanjut Andreas, bukan berarti bisnis properti tidak akan berkembang. Bahkan di 2015 ini kelas menengah akan tumbuh hingga 90 juta orang dengan tingkat daya beli yang cukup tinggi.
“Tingginya pasar dikelas menengah inilah yang membuat kami mengeluarkan konsep baru kami yang diberi nama Custom Home di Malibu Village,” ujar Andreas. (hendra)
Tinggalkan Balasan