Koleksi Action Figure Budi Santoso Liman
Action figure adalah mainan terbuat dari plastik atau material lainnya, dengan pose dan enter site karakter biasanya sering diambil berdasarkan film, komik, video game atau acara televisi. Budi Santoso Liman (41) tergolong penggila beratnya. Koleksinya ribuan. Mulai dari Action figure berukuran setinggi lima senti hingga setinggi 1,9 meter.
Awalnya, action figure dibuat hanya untuk pasaran anak-anak. Kini, action figure berkembang menjadi sebuah barang koleksi bagi para kolektor dewasa dan telah diproduksikan secara spesifik untuk hobi mainan orang dewasa. Seperti Budi itu.
Budi membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan koleksinya. Dia berburu berbagai karakter super hero ke berbagai tempat. Dimulai pada tahun 1995 silam, Budi mulai berburu dengan mengunjungi distributor resmi hingga searching internet ke negara aslinya.
Kini ribuan karakter dikumpulkan Budi di rumah dan restoran Yuma Toys cafe yang berada di Gading Serpong, Kabupaten Tangerang. “Sebagian ada di sini (cafe), di rumah, dan di dalam gudang atau ruangan khusus untuk menyimpan semua koleksi saya,” ujarnya.
Budi beruntung. Sang istri mendukung hobinya itu. Karena itu, di rumahnya banyak sekali action figure dipajang. Pria yang belum lama dikaruniai anak ini mengoleksi banyak action figure. Tokoh super hero dari Marvels yang tergabung dalam The Avengers pun tertata rapi di wow it's great lemari kaca yang ada di cafenya. Sebut saja Kapten America, Hulk, Thor, Iron Man, Hawkeye, dan beberapa tokoh lainnya.
Belum lagi koleksi dari tokoh disney, beberapa anime dari Jepang, tokoh-tokoh robot, serta tokoh monster pada beberapa film laga. “Hanya satu yang tidak saya koleksi, boneka Barbie,” katanya sembari tertawa.
Semua koleksi yang dia miliki asli. Budi mengaku punya kenalan khusus suplayer atau distributor yang menyetok semua action figurnya. Untuk menjamin semua itu, koleksinya pun bersertifikat. “Makanya dijamin asli, malah ada beberapa orang yang menawar koleksi saya,” ujarnya. Kalau sudah begitu, biasanya Budi akan berfikir panjang dulu. Dia akan menjual salah satu action figure koleksinya, bila jumlahnya lebih dari satu dan mudah dicari diberbagai suplayer.
“Kalaupun saya hanya punya satu, saya akan menghubungkan si peminat action figure itu ke suplayer resmi kenalan saya,” katanya. Jadi, selain sebagai kolektor, Budi pun tidak segan berperan sebagai penjual dan penghubung antara kolektor dengan suplayernya.
Langka dan Puluhan Juta
Budi memiliki beberapa action figure langka yang hanya diproduksi ratusan bahkan puluhan saja di dunia ini. “Seperti Badman setinggi 1,9 meter itu, di dunia ini hanya seratus buah saja diproduksinya,” ungkap Budi sambil menunjukan Badman yang berdiri tegak di etalase dan menghadap gagah ke bawah kafenya.
Dua hingga tiga tahun lalu Budi membelinya seharga Rp 60 juta. Kini Budi memprediksikan harganya bisa naik dua kali lipat, bila ada orang atau kolektor yang hendak menjualnya.
Selain itu, ada Yoda, tokoh dalam Starwash setinggi satu meter itu. Budi mengaku di Amerika, action figure lengkap dengan jubah putihnya itu hanya diproduksi lima ratus pich saja. Harganya pun fantastis, mencapai 30 hingga 35 juta rupiah per pichnya.
Figure Joker musuh Badman, hanya setengah badan saja, Budi memilikinya. “Ini hanya 750 pich di dunia,” kata Budi. Selain berbagai action figure asal negeri Paman Sam, Budi pun koleksi action figure asal Jepang.
Seperti Gudam yang dipajangnya melayang di langit-langit lantai satu cafenya. Boneka figure setinggi kurang lebih satu meter itu, hanya 200 pich diproduksi. Budi memperkirakan, sekarang harganya sudah mencapai Rp 1 juta yen.
Selain action figure yang berasal dari tokoh Disney, Marvels, dan anime Jepang, Budi pun mengoleksi tiga tokoh film Predator. Walaupun terlihat sama dari jauh, namun ketiganya memiliki mimik wajah yang berbeda. Selain itu, koleksi mainan kecil berukuran lima senti, dipajang rapih di etalase kaca cafe, rumah, dan gudang atau ruangan yang dikhususkan untuk ribuan action figurenya.
Walaupun sudah menyimpan ribuan action figure, Budi masih tetap mau berburu berbagai action figure incarannya. “Karena tiap waktu pasti ada saja keluaran terbaru, jadi tidak akan berhenti, sampai benar-benar film super hero tidak diproduksi lagi,” katanya.(pramita/fahmi)