Guru Olahraga Ciptakan Kamera Udara
TANGERANG, SNOL— Berlatar belakang sarja pendidikan olahraga tak menghalangi Ibnu Zaki menciptakan teknologi. Guru SMPN 2 Kota Cilegon ini mampu menciptakan kamera udara Hexa Rotor. Hasil karyanya membuat undangan di pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Banten yang di gelar di i recommend halaman Metropolis Town Square (MTS), Cikokol, Kota Tangerang, Senin (19/5) terkagum-kagum.
Inovasinya dirancang untuk dapat melakukan pengamatan lingkungan seperti foto udara atau dokumentasi udara lainnya. Menggunakan teknologi fligt control dan GPS, memungkin alat ini dapat terbang stabil secara otomatis. “Ini berbahan dasar carbon, alumunium, fiber dan fcb,” terangnya kepada Satelit News, kemarin.
Hexa Rotor hasil karya Ibnu sanggup terbang hingga selama 10 menit di udara, dengan ketinggian di atas 100 meter serta kekuatan baterai yang bisa diisi ulang selama 10 menit. “Kalau dimaksimalkan sanggup terbang sampai 2000 meter,” terangnya.
Ibnu juga terus mengembangkan penemuannya guna melengkapi hasil karyanya. “Saya membuat ini berdasarkan otodidak. Dan, akan terus berimprovisasi guna lengkapi kelemahan sekaligus mengembangkan diri untuk melengkapi kebutuhan multirotor dengan peralatan elektronik seperti GPS dan kamera,” terangnya. Ide menciptakan kamera udara ini lantaran ingin mengikuti lomba Cipta Inovasi Teknologi Tepat Guna beberapa waktu lalu di kota baja.
Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapinya adalah suku cadang yang di butuhkan masih didapat dengan cara impor, karena di Indonesia masih sulit didapatkan. Sedianya multirotor hasil karya Ibnu Zaki bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari pemantauan lingkungan hingga pemantauan arus lalu lintas. Dan, Ibnu berharap hasil karyanya bisa diperbanyak untuk berbagai kebutuhan masyarakat.
“Multirotor ini bukanlah temuan pertama di dunia. Karena di dunia internasional, barang semacam ini sudah banyak beredar. Namun, ketika kita mampu memproduksi sendiri, kenapa tidak dikembangkan untuk kemaslahatan rakyat Indonesia,” ujarnya. Bila dibandingkan dengan barang pabrikan, multirotor hasil karya Ibnu Zaki ini masih jauh lebih murah atau Rp 35 juta bila dibandingkan dengan barang pabrikan saat ini yang di jual dengan harga Rp 40 sampai Rp. 45 juta rupiah per unitnya. (made)