Komunitas Reptil Lovers Cilegon, Apapun Demi Kelestarian
CILEGON, SNOL Banyak orang yang memandang hewan jenis reptil adalah binatang berbahaya. Akibatnya, tidak jarang jika orang menemukannya langsung dibunuh, tanpa memikirkan akan terjadi kepunahan.
Berlatar keprihatinan atas rendahnya kesadaran manusia terhadap kelangsungan hidup binatang tersebut, sejumlah pemuda di Kota Cilegon, membentuk satu komunitas pencinta reptil yang diberi nama Reptil Lovers Cilegon (RLC).
Awalnya, komunitas ini dibentuk atas dasar hobi yang sama terhadap hewan jenis reptil, kemudian bergeser kepada gerakan sosial sebagai upaya pelestarian hewan reptil. Mengingat sangat sedikit manusia yang menyayangi reptil sebagai saudaranya sendiri.
Seiring perkembanganya, komunitas yang dibentuk tahun 2011 ini kemudian diikuti oleh sejumlah remaja di daerah lain seperti Kota Serang dan http://rostermccabe.com/generic-viagra-cheap Kabupaten Pandeglang.
“Kita sering melihat orang atau tetangga kita, kalau nemu ular langsung dibunuh, padahal mereka kan juga mahluk hidup yang membutuhkan kehidupan,” ungkap Agung Nugroho salah satu pengurus RLC saat ditemui, Jumat (3/5) lalu.
Saat ini yang dilakukan RLC adalah mensosialisasikan bagaimana menyayangi reptil. Seperti dengan menggelar kontes-kontes di beberapa titik keramaian di Kota Cilegon. Bahkan, seiring mulai ramainya komunitas reptil di Banten, mereka juga sering berkumpul di discount viagra beberapa daerah seperti Serang dan Pandeglang.
“Sekarang ini sudah mulai banyak komunitas reptil, mudah-mudahan kita bisa maksimal dalam bersosialisasi penyelamatan reptil dari kepunahan,” ungkapnya.
Hal yang mendasar bagi manusia agar reptil tidak menjadi hewan yang menakutkan adalah tergantung pada rasa kita, apakah kita melihatnya hewan itu sebagai sahabat atau memang musuh. Karena hewan juga kalau disayang akan memiliki rasa yang sama terhadap kita.
“Contohnya saja, saya punya ular, sebagai orang melihat ular ini ganas, tetapi kalau kita rawat sebagai mana kita merawat hewan lain seperti memelihara ayam, ular itu juga akan sayang sama kita,” ungkapnya.
Diterangkan Agung, saat ini di Cilegon sudah tergabung puluhan orang dalam komunitas pencinta reptil, dengan berbagai jenis hewan reptil, seperti ular, biawak, kodok jampi, oskar sejenis kadal dari gurun dan masih banyak reptil lainya.
“Di komunitas kita tidak mesti memiliki hewan, tetapi yang terpenting memiliki kecintaanya terhadap reptil tersebut,” tukasnya.
Dari Kontes Hingga Bakti Sosial
“Kami selain kumpul bareng ajang pamer reptil, tapi juga sebagai gerakan sosial seperti penggalangan dana atau langsung terjun ke masyarakat,” ungkap Semmy salah satu pengurus komunitas Reptil.
Semmy juga mengungkapkan, pemahaman masyarakat terhadap reptil sangat penting agar masyarakat mulai tahu, mengenal, dan juga peduli terhadap reptil, agar tidak terjadi kepunahan akibat banyaknya hewan yang dibunuh.
Sementara diterangkan Semmy, cara yang dilakukan komunitasnya dalam melakukan edukasi terhadap masyarakat biasanya dengan cara memberikan materi mengenai cara beternak reptil dan merawatnya.
Selain melakukan edukasi kepada masyarakat, mereka juga saling bertukar informasi antar sesama anggota komunitas reptil lainya, seperti soal rencana kontes hewan reptil untuk menarik minat dan perhatian orang-orang. Di samping itu, kontes tersebut diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat masyarakat terhadap hewan reptil.
“Kalau momen-momen tertentu kami sering gunakan kontes tersebut sebagai kegiatan sosial untuk menggalang dana guna membantu korban bencana atau warga kurang mampu,” ujar Semmy. (bagas/made)