Siswa SMAN 11 Kota Tangerang Sulap Korek Api Jadi Bangunan Kelas
Barang bekas biasanya dibuang. Namun, di tangan para siswa SMA 11 Kota Tangerang, barang yang sudah tidak terpakai itu mampu disulap menjadi barang yang menarik.
Menggunting, menyusun, dan menempel. Kegiatan itulah yang dilakukan ratusan siswa SMAN 11 Kota Tangerang yang mencoba menyusun miniatur sekolahnya dari berbagai macam barang bekas. Uniknya, batang korek api pun tidak luput jadi bahan baku membentuk bangunan berukuran satu meter itu.
Ribuan batang korek api tersusun rapih di nauticalprogressions.net kardus bekas yang membentuk bangunan sepanjang satu meter dengan tinggi setengah meter. Tidak tanggung-tanggung, karya milik Nurawan, Aninda, Eka, dan Nanik itu dikerjakan selama tiga hari dengan menghabiskan dana Rp 50 ribu hanya untuk membeli batang korek api saja.
“Dua hari lalu kita sudah kerjakan. Dibawa ke sekolah hanya finishing saja,” ujar Aninda. Dipadukan dengan beberapa kardus dan kertas bekas, Aninda dan ketiga temannya mampu membuat miniatur sekolahnya.
Bayangkan, dengan kardus dan kertas bekas, dan dihias batang korek api, sebanyak 18 kelas atau ruangan berhasil tercipta. Sehingga miniatur yang dihasilkan pun sangat mirip dengan ruangan sekolahnya. Mulai dari genteng yang berwarna merah dan terbuat dari kertas mengkilat. Pintu terbuat dari kardus bekas dilapisi kertas berwarna cokelat muda. Benar-benar mirip dengan pintu kelas di sekolah mereka.
Ribuan korek api yang menempel menyerupai tembok kelas, dipilih Aninda dan teman-temannya, untuk menjadikan miniatur lebih hidup seperti aslinya. Hingga letak pepohonan pada halaman sekolah pun dijadikan sama persis ke dalam papan seluas satu meter itu.
Selain karya Aninda dan teman-temannya, ada sekitar 15 kelompok lain yang mewakili kelasnya. Mereka juga membuat miniatur sekolah dengan cara mereka sendiri.
Koordinator kompetisi miniatur Anggi Dwi Rahmawati mengatakan, kompetisi tersebut dalam rangka rangkaian Pentas Seni D’elhischo atau The Eleven High School 2012. “Dengan menggunakan barang bekas, kami mendorong teman-teman untuk kreatif membuat karya miniatur sekolah,” katanya.
Aturannya pun beragam, selain penggunaan barang bekas, kriteria lainnya harus kreatif, inovatif, dan memenuhi kerapian. Guru dan panitia dipilih untuk menjadi juri yang akan menentukan juaranya. “Untuk juara, karya temen-temen akan dipamerkan pada puncak perayaan Pensi pada Sabtu (11/5) mendatang,” jelas Anggi.(pramita)