Rendy Fauzi, Peraih Emas Olimpiade Pelajar Dunia

Rendy Fauzi

Prestasi membanggakan kembali diraih pelajar Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Teranyar, seorang pelajar asal Ciputat sukses menyabet emas Olimpiade pelajar tingkat dunia 2013 di Hokaido, Jepang.

IRMA PERMATA, CiputatADALAH Rendy Fauzi, pelajar berprestasi itu. Saat ini, Rendy -sapaan Rendy Fauzi- duduk di kelas 11 IPA 1 SMA 1 Kota Tangsel. Tubuh Rendy, memang tak seperti atlet taekwondo pada umumnya yang berbadan besar. Jauh dari sosok pria kekar, layaknya atlet taekwondo lainnya.

Namun, di balik badan yang tidak terlalu besar itu, siapa sangka Rendy berhasil menyabet juara dan apefluff.com meraih medali emas Olimpiade pelajar tingkat dunia 2013 di Jepang. Rendy sukses meraih prestasi tertinggi setelah menjungkalkan lawannya asal Mesir berberat badan 59 Kg.

Putra pasangan Ahmad Aceng dan Sri Hayati ini diberangkatkan mengikuti kejuaraan under 59 Kg Olimpiade pelajar tingkat Dunia 2013 awal April lalu. Di Jepang, Rendy yang pernah kalah di look there kejuaran Gubenur Banten beberapa waktu lalu, bertarung bersama 200 peserta dari 30 negara.

“Saingan terberat saya asal Korea, saya pernah ketemu Korea di perempat final selama dua kali, hasilnya menang, ini satu kebanggan saya bisa mengalahkan atlet dari Korea yang terkenal olahraga taekwondonya,” katanya saat ditemui, kemarin (11/4).

Saat pertandingan melawan taekwondoin asal Mesir, Rendy memenangkan pertandingan tanpa luka atau pun patah tulang. “Saya bisa menang dan akhirnya dapat medali emas mengalahkan delapan negara dan mendapatkan dengan hadiah 5.000 dolar,” ujarnya.

Dengan hasil raihan emas di Jepang itu, kini Rendy berhasil mengumpulkan sebanyak 55 piala dan 20 medali dari berbagai kejuaran yang diikutinya selama 5 tahun menggeluti olahraga taekwondo ini.

Lantas, apa rahasianya hingga sukses menyabet emas olimpiade pelajar? Rendy mengaku ketekunan, doa dan dukungan dari orangtua dan sejumlah teman dekat yang menjadikannya sukses.

Rendy memang masih ‘hijau’ dalam dunia bela diri asal jepang itu. Tapi, hasil tempaan mentornya di sebuah pusat pelatihan di Serang menjadikan pelajar yang masih berusia 17 tahun ini lebih kuat. Dari hasil latihan selama empat jam setiap hari, Rendy meraih hasil membanggakan bagi Indonesia dan visit our site warga Kota Tangsel.

“Ini merupakan prestasi tertinggi ku. Tidak terbayangkan bisa menang melawan Korea, lalu Mesir di final,” ungkap Rendy yang mengidolakan Fransisca Valentina, atlet taekwondo Indonesia yang pernah menjadi atlet terbaik dunia ini.

Sebelum dikirim ke Jepang untuk bertanding, siswa yang pernah memenangkan kejuaraan Walikota Tangsel ini, dilatih oleh lima orang guru. Rendy harus berlatih setiap hari di bawah pengawasan lima mentornya itu.

“Saya boleh selesai latihan kalau baju yang saya kenakan sudah dapat diperas. Jika tidak, maka harus terus latihan,” ungkap Rendy yang mulai menekuni taekwondo sejak SMP ini.

Rendy mengaku awalnya tidak terlalu menyukai seni beladiri tersebut. Namun, sejak mengikuti ekskul taekwondo di SMP 4 Kota Tangsel, ia menjadi lebih menyukai. “Saya sih tidak menyangka bakal bisa seperti ini. Namun karena kerja keras dan semangat yang tinggi, akhirnya dapat memenangkan kejuaran,” ujarnya.

Dia mengatakan, tidak hanya latihan yang dilatih oleh guru professional di bidangnya, namun pola makanannya pun dijaga. “Kita setiap harinya ditimbang dan dilihat pola makannya. Jika gizinya tidak sesuai atau berat badan menurun ataupun naik, maka akan ada sanksi dari pelatih, seperti sanksi tertulis,” katanya.

Bagaimana dengan Pelatnas? Rendy mengaku masih ingin fokus melanjutkan sekolah. “Saya ikuti seleksi saja, namun tidak terlalu ingin terjun sepenuhnya. Karena taekwondo merupakan nomor dua pencapaian prestasi dalam kehidupan saya,” tandasnya. (*/deddy/bnn)