Sultan Tumbuh di Keluarga Polisi
TANGERANG,SNOL Pelaku teror di kawasan Cikokol, Kota Tangerang, Sultan Azianzah, datang dari keluarga polisi. Dua kakaknya tercatat sebagai anggota kepolisian yang bertugas di Tangerang.
Setelah kasus penyerangan terhadap polisi, tempat tinggal Sultan di Kelurahan Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang dikerumuni warga sekitar. Di rumah itu, pria asli Palembang Sumatera Selatan tersebut tinggal menumpang di rumah salah satu kakaknya.
Sultan memiliki penampilan kalem dan postur badan tinggi serta gagah. Dia lahir di Jakarta pada 16 November 1994. Sewaktu kecil, dia tinggal di lingkungan Asrama Polri, Jalan KS Tubun, RT 03 / RW 04 Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Ayahnya bernama Abdu Bin Nawawi (57) sedangkan ibunya bernama Rokibah (53). Keduanya berasal dari Palembang dan bekerja sebagai wiraswasta di Tangerang. Pasangan ini memiliki empat anak laki laki dan tiga diantaranya menjadi anggota polisi. Sultan Aziansyah adalah anak terakhir.
Keluarga Abdu dan Rokibah sempat bermukim di perumahan Asrama Polri Pasar Baru. Kartu Tanda Penduduk dan Surat Izin Mengemudi (SIM) Sultan masih beralamatkan di asrama polisi Pasar Baru.
Sekira lima tahun lalu, tepatnya sejak Sultan duduk di bangku SMP, keluarganya pindah ke daerah RT 04 / RW 02 No. 71 Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan KaKarawaci karena anak kedua bupaten Tangerang.
Istri dari Ketua RT 03 / RW 04 Asrama Polri, Karawaci, Dian menuturkan Sultan semenjak kecil merupakan anak yang lucu dan menggemaskan. Sutan kecil patuh terhadap orangtua dan pintar. Selain itu dia memang anak yang rajin dan taat dalam beribadah.
“Semenjak dia SMP, keluarganya pindah ke Sepatan. Dia dan keluarganya ini baik, enggak pernah ada masalah,” ujar Dian saat ditemui di kediamannya Jalan KS Tubun, Asrama Polri RT 03 / RW 04 Karawaci, Kamis (20/10).
Keterangan itu diperkuat tetangga Sultan di daerah Lebakwangi Sepatan Timur. Tokoh masyarakat setempat Jaro Ama mengatakan muda dikenal sebagai berkepribadian tertutup dan senang dalam melakukan aktifitas belajar silat dan seni beladiri.
“Orangnya di rumah aja, enggak suka ngumpul sama anak – anak sini. Tapi rajin salat jamaah di Masjid,” ungkapnya.
Ia menuturkan ayah Sultan mempunyai empat anak laki – laki yang mempunyai kedisiplinan tinggi. Anak pertama bekerja sebagai Satpam, sedangkan anak kedua serta ketiga anggota polisi.
“Sultan anak terakhir saat ini sedang menganggur, Dia pernah bekerja di daerah Curug, Kabupaten Tangerang tapi sudah lama ke luar dia juga belum lama selesai kuliah,” kata Ama.
Menurut Jaro Ama, teman – teman Sultan tak pernah ada yang bertandang ke kediamannya. Pemuda berusia 22 tahun ini masih bujangan dan terlihat tak mempunyai teman perempuan. Di malam hari, Sultan selalu di rumah.
“Saya tidak menyangka Sultan bisa berbuat nekat seperti itu, padahal kalau saya perhatikan dia orang yang sangat sayang pada keluarganya,” papar Jaro Ama.
Salah seorang tetangga rumah tempat kediaman Sultan, Doni, mengatakan orang tua Sultan berada di Palembang. Doni juga tidak pernah tahu aktivitas Sultan. Doni bahkan tidak tahu nama-nama penghuni di rumah sederhana bercat krem dengan pekarangannya cukup luas itu.
“Saya pernah dengar dia dua kali gagal masuk sekolah polisi,” ucap Doni. (iqbal/gatot/satelitnews)