TKA China Sembunyi di Ruang Produksi

KARAWACI,SNOL Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) Kota Tangerang menggelar operasi terhadap orang asing di PT Selalu Bahagia Bersama, Jalan Benua Raya, Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci.

Alhasil, petugas berhasil mengamankan satu pekerja asal China di Perusahaan yang memproduksi Handhone Oppo karena tidak memiliki paspor.

Tim PORA terdiri dari Imigrasi Tangerang, Disdukcapil, Disnaker, Kesbangpol, Intel Polres Metro Tangerang Kota, Intel Kodim 05/06 Tangerang dan Intel Kejari Kota Tangerang. Sebelum melakukan operasi yustisi orang asing, tim diberikan arahan oleh Kepala Kantor Imigrasi Kota Tangerang, MT. Satiawan.

Operasi gabungan yang dipimpin oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Tangerang, Ari S. tiba di PT. Selalu Bahagia Bersama (Oppo) Senin (5/9) sekitar pukul 10.30 WIB. Kemudian Tim PORA langsung bertemu dengan bagian HRD Santo.

PT. Selalu Bahagia Bersama merupakan perusahaan yang begerak di bidang rakitan smartphone merk Oppo dan telah berlangsung selama 1 tahun. Terdapat 13 orang tenaga kerja asing (TKA) di perusahaan tersebut.

Kepala Seksi Politik Dalam Negeri Kesbangpol Kota Tangerang, Kaonang mengatakan, setelah bertemu dengan HRD Perusahaan, tim meminta agar keseluruhan tenaga kerja asing dikumpulkan di ruang rapat. Kemudian dilakukan pendataan oleh pihak imigrasi dan disdukcapil.

“Disitu tim menemukan salah satu TKA yang sedang bersembunyi di ruang produksi. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas Imigrasi dan Tim PORA ternyata TKA tersebut memang belum mempunyai paspor,” kata Kaonang, Senin (5/9).

Saat ditanyakan kepada yang bersangkutan, Kaonang menuturkan, pemuda asal China itu memiliki nama Liu Ciuohui jenis kelamin laki-laki dan saat ini sedang proses oleh pihak imigrasi kota Tangerang. Operasi orang asing selanjutnya kembali dilanjutkan pada pukul 17.00 WIB.

“Yang menjadi catatan kami adalah seluruh orang asing belum mampu menunjukkan dokumen siapa pendampingnya karena ada aturan tenaga kerja asing yang tehnik engenering dan lain-lain harus ada pendampingan orang indonesia dengan ilmu yang sama atau berpengalaman di bidangnya untuk alih teknologi ke orang Indonesia,” jelasnya. (uis/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.