Akses ke Taman Kota II Ditutup BSD, Warga Serpong Meradang
SERPONG,SNOL Puluhan warga menyuarakan penolakan terhadap penutupan akses pintu masuk Taman Kota II oleh pengembang BSD City. Mereka menggelar aksi demo di kantor Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Kota Tangerang Selatan, di Jalan Raya Puspiptek Kecamatan Setu.
Para warga tersebut merupakan gabungan dari RT.05/02 Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong dan Kelurahan Setu RT.08/005 Kecamatan Setu. Teddy Antonius yang menjadi perwakilan warga menyesalkan tindakan PT BSD yang mengeluarkan surat edaran pemberitahuan pengosongan kios di Taman Kota 2 BSD secara tiba-tiba.
Surat yang dikeluarkan pihak pengembang pada Jumat (19/8) lalu dinilai sangat mendadak sehingga warga merasa dirugikan. Surat edaran itu mengharuskan warga segera mengosongkan lahan sampai Minggu (21/8) dengan alasan pintu gerbang parkir Taman Kota akan ditutup terhitung mulai Senin (22/8) terkait adanya proyek pembangunan oleh pengembang.
“Surat edaran mendadak, tidak ada sosialisasi sebelumnya. Tembok sudah dibangun setinggi dua meter. Akibatnya, akses warga menuju Taman Kota 2 tertutup,” ujarnya.
Haryanto, warga yang juga turut dalam aksi di kantor DTKBP Kota Tangerang Selatan, menyayangkan ulah pengembang. Sebab, aktivitas warga terganggu akibat pembangunan proyek itu.
“Semua juga tahu, setiap SabtuMinggu lokasi Taman Kota 2 ramai. Tidak hanya digunakan untuk olah raga, tapi juga berbagai acara pentas budaya. Dengan dibangunnya proyek itu bisa mengganggu kenyamanan warga dalam beraktivitas,” jelasnya.
Padahal kata Haryanto, pihak BSD sudah mengeluarkan surat pada (29/11) 2013 lalu. Dalam surat itu dinyatakan bahwa lahan seluas 7,2 hektar itu dijadikan kawasan ruang terbuka hijau dan jadi hutan kota.
“Sebagai pengelola aset, pemerintah daerah seharusnya memperhatikan fungsi dan kegunaan lahan,”tukasnya.
Kawasan pergudangan yang dibangun menimbulkan limbah. Lingkungan di sekitar Taman Kota ada anak sungai yang sejak puluhan tahun lalu biasa dimanfaatkan warga beraktivitas, namun kini warga mengalami krisis air bersih. Parahnya lagi, kini ruang interaksi warga di Taman Kota 2 malah ditutup juga.
“Jangan sampai hilang sarana bagi warga. Sinergi pengembang dan pemerintah tidak ada. Kenapa Dinas Tata Kota yang berkantor di depan Taman Kota 2 menutup mata. Tembok sudah dipatok sehingga akses menuju hutan kota ditutup,” tandasnya.
Kepala Seksi Bangunan pada Dinas Tata Kota Bangunan dan Permukiman (DTKBP) Tangsel, Hafis, berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga. “Kami akan memfasilitasi warga dengan pengembang untuk mengetahui duduk persoalannya,” tegasnya.
Walikota Tangsel Airin Rachmy Diany mengatakan, lahan tersebut milik BSD. Terkait lahan ruang terbuka hijau yang dihibahkan, Airin menegaskan bahwa itu hanya sampai di perbatasan sungai yang dipisahkan oleh jembatan merah. “Itu lahan memang punya pengembang,” jawabnya singkat.
Ketua Komisi I DPRD Tangsel Taufik MA mengungkapkan pihaknya saat ini tengah mengusulkan kepada Pemkot Tangsel agar melakukan belanja lahan di penganggaran APBD murni 2017 nanti, agar lahan-lahan yang dibeli itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat.
“Kita memang minim lahan-lahan luas yang bisa dipakai untuk mengadakan berbagai kegiatan atau acara. Karena itu, Pemkot Tangsel harus mengalokasikan belanja lahan pada APBD murni 2017,” ujar Taufik.
Salah satu lahan yang harus dibeli oleh Pemkot seperti area parkir atau lapangan parkir di Taman Kota 2, karena lahan tersebut sering digunakan untuk acara atau kegiatankegiatan kemasyarakatan sehingga perlu dibeli Tangsel. Terlebih lagi menyusul adanya wacana pihak BSD yang akan menutup lahan yang sudah sering dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan itu.
“Masyarakat di sekitar Serpong dan Setu ini mulai mengeluhkan penutupan area tersebut. Jadi kami menyarankan agar Pemkot membeli saja lahan itu untuk digunakan sebagai fasilitas kegiatan masyarakat,” imbuhnya. (catur/jarkasih/satelitnews)