Membaca Siasat Golkar-Andika
ANDIKA Hazrumy konon masih didorong sebagian kekuatan Golkar agar bisa bergabung dengan Rano Karno dalam Pilgub tahun depan. Spekulasi ini muncul karena keputusan DPP Golkar memasangkan WH-Andika belum ditandatangani Ketum Golkar Setya Novanto.
Golkar, Demokrat, Hanura memang sudah mengusung WH-Andika pada Pilgub Banten 2017. Terbaru, PKS menyatakan gabung dengan koalisi tersebut. Apakah porsi itu menjamin utuh sampai penetapan KPU?
Pertanyaan di atas mengemuka seiring dengan geliat dinamisasi parpol jelang perhelatan pilgub yang makin dekat. Apakah yakin WH gandeng Andika atau sebaliknya? Apakah juga parpol-parpol sudah yakin dengan keputusannya itu?
Namun, dari ketiga parpol tersebut hanya Demokrat yang benar-benar resmi mendukung. Itu ditandai dengan deklarasi WH-Andika oleh DPP Demokrat di Jakarta, belum lama ini. Kedua pasang ini bahkan sudah sowan ke Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Tim sukses pasangan ini juga sudah bergerak dan bergerilya. Gambar-gambar dan slogan keduanya kerap ditemui melalui baliho di pinggir jalan maupun di media sosial. Satu-satunya pasangan yang sudah jadi dan promosi se-antero Banten.
Tapi untuk Golkar dan Hanura, pernyataan berkoalisi itu baru sebatas diutarakan oleh pengurus dewan pimpinan daerah/wilayah Banten. Lho, bukankah surat keputusan koalisi dan dukungan Golkar untuk WH-Andika sudah ada? Ini yang menarik untuk diamati.
Selain Surat Keputusan (SK) Golkar soal koalisi dan dukungan ke WH-Andika dengan mudah menyebar ke media sosial, surat tersebut kalau diamati hanya diteken oleh Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid dan Sekjen DPP Golkar Idrus Marham.
Meski dalam aturan (tandatangan ketua harian) surat tersebut tidak menyalahi terkait penyataan dukungan, namun isunya, Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto tidak mengetahui soal dukungan itu.
Inilah yang kemudian mencuat dugaan bahwa Golkar sepertinya “tidak yakin” dengan koalisi yang dibangun sekarang. Malah konon isu yang berkembang, Andika tetap getol melobi para petinggi DPP PDIP agar bisa dis-andingkan dengan Rano.
Surat keputusan Golkar yang menyebar di media sosial juga menarik untuk disimak. Sejauh mana otentitas surat tersebut hingga ramai menyebar luas di media sosial. Apakah ini menjadi strategi Golkar untuk membuat lawan menjadi panik? Wallahu’alam.
Golkar bisa jadi sedang memainkan “drama politiknya” demi memenangkan pilgub. Golkar sebagai salah satu partai pemenang di Banten pastinya sudah berhitung peluang untuk memenangkan pertarungan.
Kenapa? Sebab, jika Golkar sampai kalah di pilgub kali ini, bukan tidak mungkin, ke depan, Banten yang dikenal sebagai “lumbung suara” partai beringin tidak akan rindang lagi. Hanya akan menjadi sejarah kelam yang menyedihkan.
Tidak jauh berbeda juga dengan Partai Hanura. Partai besutan Wiranto ini juga pernyataan dukungannya terhadap koalisi tersebut baru di tingkat pengurus pimpinan Banten.
Begitu pun dengan PKS. Meskipun Ketua DPW PKS Banten Miptahudin sudah lantang partainya sudah berkoalisi dengan gerbong WH-Andika, masyarakat masih harus menunggu sampai minggu depan untuk pengumuman resminya.
Bagaimana keputusan parpol di atas? Kita tunggu saja geliat partai-partai ini, apakah akan istiqomah mengusung WH-Andika atau ada kejutan lain jelang masa pendaftaran. (*/tim rakyat merdeka group)