Mahasiswa STKIP Surya Keroyok Dosen

GADINGSERPONG, SNOL Sekelompok mahasiswa asal Tolikara, Papua, mengamuk di kampus Sekolah Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya yang terletak di kawasan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang.

Dalam peristiwa yang terjadi pada Jumat (12/8) tersebut, mereka memblokade gerbang masuk ke kampus dan mengeroyok dosen dan staf kampus hingga babak belur.

Blokade dilakukan pagi hari sekira pukul 09.00 wib. Sebanyak 13 mahasiswa menggunakan pembatas jalan menutup gerbang. Mereka juga melarang orang untuk lewat. Akibatnya, puluhan maha-siswa dan beberapa staf STKIP Surya tak bisa masuk.

Satu jam berselang, suasana berubah rusuh. Irfan, Dosen mata kuliah Fisika yang tidak mengetahui kabar pemblokadean kampus oleh mahasiswa datang untuk mengajar dengan menumpang angkutan kota.

Baru saja turun dari angkot, Irfan langsung dikejar seorang mahasiswa berbadan tegap. Sambil membawa balok, mahasiswa itu tampak hendak melakukan pemukulan.

Irfan pun terkejut. Dia coba melarikan diri ke arah Sumarecon Digital Center (SDC). Tapi, karena kalah sigap, Irfan dikepung para mahasiswanya. Sebanyak enam mahasiswa yang terbawa emosi mengeroyok Irfan hingga terluka di kepala dan kaki.

Pengeroyokan itu coba dilerai Yendy, staf administrasi di STKIP Surya. Alih-alih menghentikan aksi kekerasan, mahasiswa justru makin beringas. Mereka turut mengeroyok Yendy hingga mengalami luka di wajah.

Aksi blokade dan pengeroyokan itu baru terhenti ketika mahasiswa senior dari Papua datang untuk mendinginkan suasana.

“Tadi ada dua orang yang dipukulin sama mahasiswa. Satunya dibawa ke klinik dan satu lagi dibawa ke Polsek untuk membuat laporan,” ungkap Samidi (30) salah seorang sekuriti SDC kepada wartawan kemarin.

Kapolsek Kelapa Dua Kompol Zaenal Ahzab membenarkan adanya blokade terhadap Kampus STKIP Surya dan penganiayaan 2 orang oleh 6 mahasiswa kampus tersebut.

”Awalnya ini merupakan permasalahan internal mahasiswa dengan Pemda Kabupaten Tolikara, Papua. Para pendemo merasa kecewa dengan Pemda karena tidak transparans dalam mengelola beasiswa mereka,”katanya.

Kekecewaan semakin bertambah karena empat mahasiswa dari Tolikara tidak lulus kuliah dan di – drop out dari kampus. Empat mahasiswa itu mengajak kawan-kawannya untuk melakukan blokade. Suasana kian memburuk karena para mahasiswa terpengaruh minuman keras.

”Karena dalam pengaruh minuman keras mereka sempat mengejar dan menganiaya seorang dosen fisika bernama Irfan dan seorang staf administrasi kampus bernama Yendy,” kata Zaenal.

Para korban sudah membuat laporan terkait kejadian tersebut. Keduanya juga sudah menjalani visum.

Kapolsek mengatakan, pihaknya tengah memburu mahasiswa yang diduga terlibat dalam perusakan dan pengeroyokan tersebut. “Kami masih dalami kasus ini, dan kita kejar enam orang yang diduga menjadi pelaku penganiayaan dan perusakan,” kata Zainal. (sayuti/gatot/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.