Pelajar SMA Pandeglang Ditembak Polisi
Polisi Mengaku Salah Tangkap
PANDEGLANG,SNOL Naas menimpa Yudis (16). Bermaksud hendak mencari cemilan, bocah yang masih duduk di bangku SMA Kebon Jeruk Matlha’ul Anwar (MA) ini malah tertembak peluru polisi.
Remaja Kampung Baru, Desa Kananga Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang ini pun terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit (RS) dan mendapat perawatan serius tim medis. Ia diduga menjadi korban penembakan anggota polisi dari Satuan Polsek Jiput wilayah hukum Polres Pandeglang.
Peristiwa itu terjadi di sebuah tanjakan salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Menes, sekira pukul 02.00 Wib, Jumat (25/3). Korban disangka sebagai komplotan jaringan pelaku tindak pidana kriminal, yang selama ini beraksi dan menjadi DPO anggota kepolisian.
Saat itu Yudis dan sepupunya mau menjemput saudaranya di Kampung Leuwiliang. Belum sampai di lokasi, ada kecelakaan dan ternyata korban kecelakaan itu diketahui masih teman saudaranya yang hendak dia jemput.
Akhirnya, Yudis dan warga lain menyelamatakan korban Lakalantas terlebih dahulu, dan dilanjutkan ngobrol di pangkalan ojek setempat.
Kemudian Yudis disuruh mencari makanan ke warung yang ada di Kampung Baru. Sepulang dari warung saat hendak kembali ke pangkalan ojek tersebut tepatnya di jalan pas tanjakan depan salah satu SD, Yudis ditodong menggunakan pistol oleh seseorang berpakaian preman yang diduga anggota polisi.
Yudis mengira orang itu adalah pelaku begal, sehingga dia menghindar dengan bergegas putar balik. Pas putar balik, ternyata sudah ada seorang lainnya berpakaian preman. Tangan Yudis sempat dipegang oleh pelaku, namun Yudis berhasil kabur sambil ngegas motornya dengan kecepatan cukup tinggi.
Dari situlah, seseorang yang diduga anggota polisi itu membuang tembakan tiga kali berturutturut, sampai mengenai bagian tangan kanan korban.
Setelah tertembak dan terjatuh, korban langsung diborgol. Korban juga sempat bertanya “salah saya apa?” dan orang yang diduga anggota polisi itu menjawab “diam kamu Yuda (nama yang sedang dicari).
Saat itu juga korban teriak lagi “Saya bukan Yuda, saya Yudis anak Mamah Elah”. Tetapi setiap korban memberitahukan identitas dirinya, para pelaku malah menghajarnya. Alhasil, matanya luka lebam, mulutnya dipukul pakai gagang senjata api (Senpi), dan kepalanya juga.
Sampai Leuwiliang, korban minta bantuan saudaranya untuk meyakinkan orang yang diduga anggota kepolisian itu bahwa dia bukan Yuda. Akan tetapi tetap saja pelaku tidak mau mendengarkan pembelaan saudaranya.
Sampai akhirnya, persoalan itu geger (ramai) dan diketahui Kepala Desa (Kades). Kades juga sempat meyakinkan kepada pelaku bahwa korban itu bukan Yuda. Dari situ, pelaku baru menyadari bahwa mereka salah tangkap dan menyesal sudah menembaknya begitu saja.
Ibu korban, Elah mengatakan, sekitar pukul 23.00 Wib anaknya keluar rumah untuk menjemput kakaknya yang baru pulang dari Jakarta, tapi ia malah mendapat kabar buruk bahwa anaknya menjadi korban salah tangkap dan penembakan seseorang yang diduga anggota polisi.
“Sebagai orang tua, saya berharap anak saya bisa pulih kembali sebagaimana mestinya. Untuk pelakunya, saya serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib saja dan memberikan hukuman yang sesuai dengan hukum yang barlaku. Dia yang memegang hukum, dan dia yang ngerti hukum. Kami minta ditindak saja sebagaimana mestinya,” kata Elah, saat dihubungi melalui telepon selurernya, Minggu (27/3).
“Orang lain juga pada tahu karakter anak saya seperti apa. Makanya, banyak sekali dukungan moril dari mana-mana. Bahkan, melalui Facebook dan SMS, saya juga berterima kasih pada semua pihak yang memberikan dukungan moril dan mendoakan anak saya agar cepat sembuh,” ujarnya lagi.
Ia juga mengaku sudah kedatangan dari pihak kepolisian untuk memberikan penjelasan, klarifikasi dan meminta maaf atas insiden yang menimpa anaknya.
“Alhamdulillah, untuk sekadar silaturahmi dan memohon maaf ada yang datang dari Polres Pandeglang. Malah dari Polda Banten juga ada yang sudah datang,” pungkasnya.
Menurut informasi, ada dari salah seorang anggota Polsek Carita yang ikut serta melakukan salah tangkap tersebut, namun Kapolsek Carita Iptu M Suaib ketika dikonfirmasi membantahnya. Dia menegaskan pelakunya bukan anggota Polsek Carita, tetapi anggota Polsek Jiput. Hanya saja, kakak dari oknum polisi yang menembak itu anggota Polsek Carita.
“Semuanya sudah diurusin dan pengobatannya juga ditanggung sama anggota. Jadi, dari pertama itu langsung dibawa ke rumah sakit dan biaya pengobatanya ditanggung. Terakhir, sampai maghrib saya monitor itu biayanya sudah habis sekitar Rp Rp 9 jutaan,” ungkap M Suaib. (nipal/mardiana/jarkasih/satelitnews)