Jembatan Dibangun Pakai Pasir Ayak
LEBAK,SNOL– Proyek pembangunan jembatan di Desa Sukamekarsari Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, dimonitor langsung oleh wakil ketua DPRD Lebak, M Yogi Rahmat. Dia menyesalkan bahan bangunan jembatan yang digunakan, yaitu pasir ayak bukan pasir cuci.Informasi yang dihimpun, tahun 2015 ini ada sekitar 10 jembatan di wilayah Lebak yang dibangun menggunakan dana APBN 2015 sebesar Rp42,6 miliar, antara lain, jembatan Apus, Rancawiru, Kolelet, Cicairi, Leuwi Loa, Cisimeut, Cigeulis, Cidadap, Cidikit, dan Cihambali, yang dikerjakan oleh PT. Amarta Karya (Persero) selama 80 hari kalender.
Seharusnya pasir yang digunakan bukan pasir ayak karena akan mengurangi kualitas fisik jembatan. Apalagi, jembatan tersebut memiliki beban yang cukup berat. “Saya mendapat laporan dari warga bahwa pembuatan jembatan di Kampung Rancawiru dan di Kampung Awi Apus, menggunakan pasir ayak,” kata Yogi, saat memonitor pekerjaan jembatan tersebut, Minggu (15/11) pagi.
Politisi Partai Golkar ini berharap, pembangunan jembatan itu berjalan lancar tanpa ada permasalahan dan merugikan masyarakat. Jadi tidak boleh ada yang menimbulkan persoalan. “Pelaksanaan jembatan harus berjalan lancar. Saya berharap kepada masyarakat untuk ikut serta mensukseskan kelancaran pembuatan bangunan tersebut,” harap Yogi.
Sementara itu, pelaksana pembangunan jembatan Kampung Awi Apus, Fauzi mengungkapkan, pasir yang digunakan adalah pasir cuci dengan kualitas baik dan tidak ada masalah. Namun dia mengakui apa yang jadi temuan wakil ketua DPRD Lebak tersebut terkait pasir ayak.
“Setelah lokasi pasir ditutup, kami merasa kebingungan karena kebutuhan dan waktu yang singkat membuat kami harus mengambil inisiatif cepat, sesuai apa yang ditemukan oleh petugas. Kita sepakati untuk menggunakan pasir ayak,” dalihnya.
Pemilihan pasir ayak itu sesuai keputusan bersama demi kelancaran pengerjaannya tetapi tidak seratus persen menggunakan pasir ayak. “Kami oplos dengan pasir cuci, agar pasir tersebut tetap berkualitas. Walaupun dioplos, pasir ayak dengan pasir cuci, kami tetap memproritaskan kualitas bangunan jembatan, dengan menambah semen untuk pengadukan pasir ayak dan pasir cuci,” tandasnya.
Selain pasir, rumah salah seorang warga yang terkena lokasi pembangunan jembatan itu sudah mendapat uang ganti rugi. Namun, berapa besarannya dia mengaku tidak tahu. “Terkait administrasi, itu bukan tupoksi saya. Untuk pembangunan jembatan, selama ini belum ada masalah,” pungkasnya. (mg3/mardiana/jarkasih)